Senin, 31 Mei 2021
Cognitive evaluation theory (CET) (skripsi dan tesis)
Self Determinant Theory (SDT) (skripsi dan tesis)
The social identity perspective/ Perspektif Identitas Sosial (skripsi dan tesis)
Disposotional and Job Attitude Theory (Teori Disposisi dan Sikap Kerja) (skripsi dan tesis)
Pengaruh Anonimitas Terhadap Tingkat Retaliasi (skripsi dan tesis)
Pengaruh Insentif Terhadap Tingkat Retaliasi (skripsi dan tesis)
Insentif, Anonimitas, Tingkat Retaliasi, dan Whistleblowing (skripsi dan tesis)
Tingkat Retaliasi dan Whistleblowing (skripsi dan tesis)
Anonimitas dan Whistleblowing (skripsi dan tesis)
Tingkat Retaliasi dan Whistleblowing (skripsi dan tesis)
Insentif dan Whistleblowing (skripsi dan tesis)
Whistleblowing Intention (skripsi dan tesis)
Theory of Planned Behaviour (skripsi dan tesis)
Two Factor Theory (skripsi dan tesis)
Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian (skripsi dan tesis)
Customer Service (skripsi dan tesis)
Dampak Two Factor Theory (skripsi dan tesis)
Hygiene factors (skripsi dan tesis)
Dimensi Two Factor Theory (skripsi dan tesis)
Definisi Two Factor Theory (skripsi dan tesis)
Penyebab Employee Engagement (skripsi dan tesis)
Psychological Availability (skripsi dan tesis)
Psychological Safety (skripsi dan tesis)
Psychological Meaningfulness (skripsi dan tesis)
Dimensi Employee Engagement (skripsi dan tesis)
Definisi Employee Engagement (skripsi dan tesis)
Motivasi intrinsik berpengaruh terhadap kinerja karyawan (skripsi dan tesis)
Kepemimpinan intrapersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan (skripsi dan tesis)
Komitmen afektif berpengaruh terhadap kinerja karyawan (skripsi dan tesis)
Kepemimpinan intrapersonal berpengaruh terhadap komitmen Afektif (skripsi dan tesis)
Motivasi intrinsik berpengaruh terhadap komitmen afektif (skripsi dan tesis)
Kepemimpinan intrapersonal berpengaruh terhadap motivasi intrinsik (skripsi dan tesis)
Dampak Kinerja Efektifitas (skripsi dan tesis)
Dimensi Kinerja (skripsi dan tesis)
Menurut Wayan (2013) dimensi yang digunakan dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja berdasarkan pendapat para pakar
dapat disimpulkan bahwa dimensi kinerja diuraikan menjadi sebagai
berikut:
1) Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang ditentukan, dan volume pekerjaan yang
dilakukan pada hari kerja normal.
2) Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya, dan yang perlu
diperhatikan adalah akurasi keahlian, dan kesempurnaan pekerjaan.
3) Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
ketrampilannya seta kejelasan dan pemahaman karyawan mengenai
fakta-fakta atau faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan.
4) Creativeness, yaitu memiliki gagasan-gagasan dan tindakan tindakan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul.
5) Cooperation, yaitu kesediaan pegawai untuk bekerjasama dengan
orang lain sesama anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi bersama.
6) Dependebility, yaitu kesadaaran dan dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.
7) Initiative, yaitu semangat pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas
baru dan dalam memperbesar tanggung jawab.
8) Personal qualities, yaitu menyangkut kepemimpinan, keramahtamahan, dan integrasi pribadi.
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja (skripsi dan tesis)
Tujuan Pengelolaan Kinerja (skripsi dan tesis)
Pengertian Kinerja Karyawan (skripsi dan tesis)
Dampak Komitmen Organisasi (skripsi dan tesis)
Pengertian Komitmen Afektif (skripsi dan tesis)
Faktor- Faktor Motivasi (skripsi dan tesis)
Teori Motivasi Intrinsik (skripsi dan tesis)
Definisi Motivasi Intrinsik (skripsi dan tesis)
Peran Kepemimpinan Intrapersonal (skripsi dan tesis)
Kepemimpinan intrapersonal menekankan kepemimpinan setiap
pribadi dalam mengelola dirinya sendiri di dalam organisasi.
Kepemimpinan intrapersonal bukan hanya melekat pada yang memiliki
kekuasan formal di dalam organisasi seperti ketua, manajer, dan
direktur. Kekuasaan dalam kepemimpinan intrapersonal bersifat
kekuasaan mental untuk menjadi subjek dalam pengambilan keputusan
mental untuk menjadi subjek dalam mengambil keputusan mental
secara mandiri, misalnya keputusan mental untuk bersyukur,
menerima, dan memaafkan (Tjahjono;Palupi, 2015).
Kepemimpinan intrapersonal berperan dalam mengelola sinergi
karena mereka bersikap solutif dan berorientasi untuk membangun
pola sinergi yang lebih luas bagi kepentingan organisasi, serta berperan
signifikan dalam mengelola pola konflik yang bersifat fungsional dan
sehat dalam meningkatkan nilai organisasi secara organisasi secara
efektif (Tjahjono;Palupi, 2015). Pribadi dengan kepemimpinan
intrapersonal yang kuat dapat memahami pola umum tujuan dari
organisasi, dan dapat membangun kebersamaan dengan anggota
organisasi dengan lebih mudah
Dimensi Kepemimpinan Intrapersonal (skripsi dan tesis)
Menurut Tjahjono dan Palupi (2015) terdapat tiga dimensi utama
dalam kepemimpinan intrapersonal yaitu :
1) Kecintaan dan syukurpada Allah SWT, pengendalian diri ditujukan
karena bentuk tunduk dan syukur kepada Allah SWT, sehingga
manusia dapat mencapai jalan takwa. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan seharusnya membebaskan manusia dari bentuk
pengaruh yang tidak sejalan dengan nilai-nilai spiritualitas kepada
Allah SWT.
2) Dorongan untuk menjadi solusi bagi permasalahan sesama dalam
kehidupan, kepemimpinan manusia didorong pada upaya memberi
manfaat dan menjadi rahmat bagi alam semesta
3) Selalu membangun mentalitas belajar, untuk membangun kapasitas
belajar (continuous improvement). Hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dengan
demikian kepemimpinan adalah sebuah perbaikan dan bersifat
terbuka untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Apabila
setiap pribadi dalam organisasi mempunyai kepemimpinan
intrapersonal yang kuat maka mereka secara mental memiliki
keberlimpahan untuk memberi
Kepemimpinan Berbasis Spiratualitas (skripsi dan tesis)
Menurut Tjahjono dan Palupi (2015) kepemimpinan
intrapersonal harus bisa manjalankan praktik kepemimpinan
transaksional secara adil dan kepemimpinan transformasional berbasis
pada berbagai nilai spiritualitas pada berbagai level kepemimpinan,
bahkan pada karyawan tingkat dasar. Dalam Robins dan Judge (2007)
kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau
memotivasi para karyawan yang diarahkan menuju tujuan yang
ditetapkan dengan menjelaskan peranan dan tugas yang dibutuhkan,
sedangkan kepemimpinan transformasinal adalah pemimpin yang
mengispirasi pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka
sendiri dan yang berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara
mendalam dan luar biasa terhadap para karyawannya. Kepemimpinan
yang transaksional dan transformasional saling melengkapi satu sama
lain, dimana tidak saling mempertentangkan pendekatan untuk
menyelesaikan segala sesuatunya. Kepemipinan yang transformasional
membentuk kepemimpinan transaksional dan menghasilkan upaya dari
para karyawan serta kinerja yang melampaui apa yang hanya dapat
dilakukan kepemimpinan transaksional saja (Robbins; Judges, 2008).
Dari penjelasan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa,
kepemimpinan intrapersonal memberikan tekanan kuat pada diri
sendiri setiap karyawannya. Dengan kata lain, kepemimpinan
intrapersonal membangun nilai kepemimpinan yang diterapkan pada
level individu untuk membangun spiritualitas dalam bekerja.
Kepemimpinan intrapersonal menekankan pada kepemimpinan
setiap pribadi dalam mengelola dirinya di dalam organisasi.
Kepemimpinan intrapersonal melekat tidak hanya pada mereka yang
memiliki kekuasaan formal di dalam organisasi seperti ketua, direktur,
dan manajer. Kepemimpinan intrapersonal hadir pada setiap jenjang
manajerial formal, karena kekuasaan dalam kepemimpinan
intrapersonal bersifat kekuasaan mental untuk menjadi subjek dalam
pengambilan keputusan mental secara mandiri. Sebagai contoh
keputusan mental untuk bersyukur, menerima dan memaafkan.
10
Pribadi-pribadi demikian adalah pribadi-pribadi yang dapat berperan
signifikan membangun sinergi karena mereka bersikap dan berperilaku
solutif dan berorientasi membangun pola sinergi yang lebih luas bagi
kepentingan organisasi. Mereka dapat mengelola perbedaan dalam
keanekaragaman untuk saling melengkapi. Mereka dapat menemukan
berbagai kesamaan dan kekayaan potensi keanekaragaman untuk
membangun sinergi. Mereka memadang regulasi dan prosedur formal
organisasi bukan fokus pada aspek perlindungan atas kepentingan
pribadinya, namun mereka melihat regulasi dan prosedur sebagai
sarana membangun harmoni di dalam keanekaragaman
(Tjahjono;Palupi, 2013)
Konsep Kepemimpinan Intrapersonal (skripsi dan tesis)
Menurut Tjahjono; Palupi (2015), hal fundamental yang menjadi
tantangan setiap orang adalah pengendalian dirinya. Dalam persepktif
spiritualitas, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa perang terbesar
umat manusia adalah pengendalian diri mereka terhadap hawa
nafsunya. Hal ini yang menjadi isu penting dalam kepemimpinan yang
dibangun dari konsep pengaruh dan kekuasaan. Konsep kepemimpinan
memiliki hubungan erat dengan konsep kekuasaan dan pengaruh
terhadap pihak lain. Esensi kepemimpinan adalah bagaimana
mempengaruhi orang lain. Sumber-sumber yang digunakan untuk
mempengaruhi adalah kekuasaan. Pengaruh-pengaruh tersebut
bersumber pada aspek formal maupun aspek personal. Kepemimpinan
intrapersonal adalah kepemimpinan yang dibangun untuk
mengendalikan diri berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan spiritualitas
mereka sehingga terbangun harmoni antara pikiran, perasaan dan
tindakan. Di dalam kepemimpinan intrapersonal dibangun kecerdasan
secara komprehensif, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan eksekusi, kecerdasan adversitas dan kecerdasan
spiritual. Sumber-sumber pengaruh dalam kepemimpinan intrapersonal
berasal dari aspek yang relatif melekat pada individu
Pengertian Kepemimpinan Intrapersonal (skripsi dan tesis)
Kepemimpinan intrapersonal adalah kepemimpinan yang
dibangun untuk mengendalikan diri berdasarkan nilai-nilai dan
keyakinan spiritualitas mereka sehingga dapat membangun sebuah
harmoni antara pikiran, perasaan dan tindakan. Di dalam
kepemimpinan intrapersonal dibangun kecerdasan secara
komprehensif, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan eksekusi, kecerdasan adversitas dan kecerdasan spiritual.
Sumber-sumber pengaruh dalamkepemimpinan intrapersonal berasal
dari aspek yang relatif melekat pada individu (Tjahjono; Palupi, 2015).