Proses pengambilan keputusan diawali dengan
suatu keinginan akan perubahan, perasaan akan
ketidaknyamanan, dan pencapaian akan sesuatu yang
diharapkan. Bentuk usaha individu untuk mencapai
harapan tersebut ditandai dengan pengumpulan
informasi yang direalisasikan berdasarkan ide,
perasaan, dan pengalaman. Nilai, kejadian, perasaan,
dan harapan merupakan hal yang terintegral dalam diri
individu sehingga mampu membuat perbedaan antara
hal apa yang penting dan tidak, sehingga berdasarkan
pembedaan yang jelas mampu menentukan suatu
alternatif pilihan yang menurut individu benar dan tepat
sebagai suatu keputusan (Paolucci et. al, 1977).
Pengambilan keputusan dipandang sebagai
proses pemberian alasan (reasoning) atau merupakan
proses emosional untuk memunculkan pemikiran atau
keyakinan yang rasional atau irasional terhadap suatu
hal, didasarkan pada asumsi yang eksplisit atau jelas
atau asumsi terselubung (Steinberg, 2009).
Pengambilan keputusan yang baik menurut Stanovich
(2010) adalah proses pengambilan tindakan terukur
secara rasional, hal apa yang harus dilakukan dengan
sumber (secara fisik maupun mental) yang tersedia
baik bagi si individu. Pengambilan keputusan karir
merupakan sebuah proses dalam memilih sebuah
pekerjaan (Zunker, 1994 dalam Rowland, 2004).
Brown & Brooks (dalam Rowland, 2004)
mendefinisikan pengambilan keputusan karir sebagai
sebuah proses pemikiran seseorang dalam
mengintegrasikan atau menggabungkan pengetahuan
tentang dirinya dengan pengetahuan suatu pekerjaan
untuk membuat pilihan berkaitan dengan karir.
Cohen (2003) menggambarkan empat tahapan
yang perlu dilalui melalui teknik eksistensial agar
seseorang dapat mengambil keputusan yang benar.
Keempat tahapan tersebut adalah (1) responsibility
stage. Pada tahap ini ada kesadaran akan kebebasan
dan tanggung jawab berperan. Berdasarkan perspektif
eksistensial, tanggung jawab serupa dengan
kebebasan; (2) evalution stage. Pada tahap ini
individu mengevaluasi semua pilihan karir yang muncul
memberikan makna bagi kehidupannya, dan terdapat
pencarian akan makna dan pencarian terhadap
keaslian diri; 3) action stage. Pada tahap ini individu
menerapkan pilihan karirnya pada suatu pekerjaan
yang nyata; dan 4) re-evaluation stage. Pada tahap
ini individu mengevaluasi ulang pilihan karir yang telah
diambil berdasarkan pengalaman kerja yang telah
dilaluinya.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dari membuat pilihan-pilihan
berdasarkan alternatif-alternatif kemungkinan (Evans
et all, 2002). Furby & Beyth-Marom dalam
penelitiannya terhadap remaja yang berada dalam
penjara menyatakan bahwa model paling efektif untuk
melatihkan keterampilan pengambilan keputusan
adalah proses yang dikembangkan oleh model
normatif. Proses pengambilan keputusan dengan
model normatif memiliki langkah-langkah: (1)
mengidentifikasi kemungkinan pilihan-pilihan; (2)
mengidentifikasi berbagai konsekuensi yang dapat
mengikuti setiap pilihan yang muncul; (3) mengevaluasi
setiap sifat yang diharapkan dari setiap konsekuensi;
(4) menafsir setiap kemungkinan dari setiap
konsekuensi; dan (5) menentukan pilihan dengan
menggunakan aturan keputusan (Furby & Beyth-
Marom (1992) dalam Evans et al., 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar