Dalam Self Determinant Theory/SDT yang dikembangkan oleh Deci dan
Ryan pada tahun 1985, jenis motivasi dibedakan berdasarkan berbagai alasan atau
tujuan yang menimbulkan suatu tindakan dari seseorang (Ryan & Deci, 2000:55).
Pusat dari Self Determinant Theory/SDT adalah perbedaan antara motivasi
otonom dan motivasi yang dikendalikan. Otonomi melibatkan suatu tindakan
dengan rasa kemauan dan memiliki pengalaman untuk menentukan pilihan.
Otonomi berarti mendukung tindakan seseorang pada tingkat tertinggi dari . Motivasi intrinsik adalah contoh motivasi otonom. Ketika seseorang
terlibat dalam sebuah kegiatan karena mereka menemukan hal-hal menarik, dan
mereka melakukan aktivitas sepenuhnya atas keinginan sendiri misalnya,
seseorang bekerja karena pekerjaan yang ia lakukan menyenangkan. Sebaliknya,
motivasi yang dikendalikan melibatkan suatu tindakan dengan rasa tekanan, dan
perasaan harus terlibat dalam suatu tindakan. Penggunaan imbalan ekstrinsik
dalam percobaan awal ditemukan untuk mendorong motivasi yang dikendalikan
(Deci, 2005:333-334).
SDT menjelaskan bahwa motivasi otonom dan motivasi yang dikendalikan
merupakan hal yang berbeda. Baik dari segi proses regulasi yang mendasari dua
hal tersebut dan pengalaman yang menyertai kedua hal tersebut. SDT selanjutnya
menunjukkan bahwa perilaku dapat dicirikan dalam hal sejauh mana perilaku
disebut otonom atau dikendalikan. Motivasi otonom dan motivasi yang
dikendalikan merupakan hal yang disengaja, dan keduanya berdiri dalam konteks
yang berbeda untuk memotivasi, yang melibatkan kurangnya niat dan motivasi
(Deci, 2005: 334).
Sebuah sub teori dalam SDT disebut sebagai Organismic Integration
Theory (OIT) atau Teori Integrasi Organisme. OIT diperkenalkan secara rinci
dalam berbagai bentuk motivasi ekstrinsik, dan faktor kontekstual yang
mempromosikan atau menghalangi internalisasi dan integrasi peraturan untuk
perilaku ini. 1. Amotivasi
Amotivasi merupakan keadaan seorang individu yang kurang niat dalam
bertindak. Ketika kurang termotivasi atau amotivasi, perilaku seseorang tidak
memiliki kesengajaan dan rasa sebab pribadi. Amotivasi merupakan hasil dari
perasaan individu yang tidak menghargai aktivitas, tidak merasa kompeten untuk
melakukan suatu pekerjaan, dan tidak percaya akan menghasilkan hasil yang
diinginkan.
2. Peraturan Eksternal
Peraturan ekstrenal adalah kategori yang mewakili bentuk motivasi ekstrinsik
yang paling tidak otonom. Individu melakukan tindakan untuk memenuhi
permintaan eksternal atau mendapatkan sebuah kontingensi hadiah yang
dipaksakan secara eksternal. Individu biasanya mengalami perilaku yang diatur
dan dikendalikan secara eksternal. Sehingga tindakan yang mereka lakukan
memiliki external perceived locus of causality atau lokus kausalitas eksternal
yang dirasakan.
3. Peraturan yang dirujuk
Tipe motivasi ekstrinsik yang kedua adalah peraturan yang dirujuk. Peraturan
yang dirujuk/ introjeksi menggambarkan jenis regulasi internal yang masih cukup
mengendalikan karena orang melakukan tindakan seperti itu dengan perasaan
tertekan untuk menghindari rasa bersalah atau kecemasan atau untuk mencapai
peningkatan atau kebanggaan ego. Bentuk klasik dari introjeksi adalah
keterlibatan ego, di mana orang melakukan tindakan untuk meningkatkan atau
menjaga harga diri. 4. Peraturan yang teridentifikasi
Bentuk motivasi ekstrinsik yang lebih otonom yaitu melalui
peraturan teridentifikasi. Dalam peraturan teridentifikasi, seorang individu telah
mengidentifikasi dengan kepentingan pribadi dari sebuah perilaku dan kemudian
ia menerima peraturannya sebagai peraturannya sendiri.
5. Peraturan terpadu
Bentuk motivasi ekstrinsik yang paling otonom adalah peraturan terpadu/
terintegrasi. Integrasi terjadi ketika peraturan yang teridentifikasi telah
sepenuhnya menyesuaikan dengan diri. Hal ini terjadi melalui pemeriksaan diri
dan membawa peraturan baru menjadi sesuai dengan nilai dan kebutuhan
seseorang.
6. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah tipe motivasi yang ditentukan oleh aktivitas sendiri
dari seorang individu. Namun tidak dapat dikatakan bahwa peraturan ekstrinsik
apabila lebih terinternalisasi akan berubah menjadi motivasi intrinsik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar