Rabu, 29 Juni 2022

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komitmen (skripsi, tesis, dan disertasi)

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional terdiri dari bidang-bidang ( Hrebiniak & Alutto, 1972: 555 ) : 1) Ciri pribadi pekerja, termasuk juga masa jabatan dalam organisasi dan variasi kekuatan kebutuhannya seperti kebutuhan untuk berprestasi, imbalan dan lingkungan kerja. 2) Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas, dan kesempatan berinteraksi. 3) Kemampuan kerja, seperti keterandalan organisasi, peran pentingnya arti diri seseorang bagi organisasi, cara pekerja-pekerja lainnya membincangkan dan mengutarakan perasaan mereka mengenai organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen menurut Porter dan Steers (1991: 144) meliputi tiga faktor eksternal, interaksi, dan internal.

Dimensi Komitmen Organisasi (skripsi, tesis, dan disertasi)

 Menurut Zurnali (2010:45), hal menarik dalam pengertian komitmen organisasional adalah bahwa komitmen organisasional merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam hubungannya dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai tersebut. Kemudian dinyatakan bahwa gambaran yang lebih jelas mengenai definisi komitmen organisasional adalah yang dikemukakan oleh Aranya (2004:7), yang mengemukakan: "commitment organizational is identified three types of commitment; affective commitment, continuance commitment, and normative commitment as a psychological state “that either characterizes the employee’s relationship with the organization or has the implications to affect whether the employee will continue with the organization". Lebih lanjut Zurnali (2010:56) mengemukakan bahwa sering digunakan oleh para peneliti di bidang Ilmu Perilaku Organisasi dan Ilmu Psikologi. Bahwa komitmen organisasional sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan pegawai dengan organisasi atau implikasinya yang mempengaruhi apakah pegawai akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang teridentifikasi dalam tiga komponen yaitu: a. Komitmen afektif (affective commitment), yaitu: keterlibatan emosional seseorang pada organisasinya berupa perasan cinta pada organisasi.b. Komitmen kontinyu (continuance commitment), yaitu: persepsi seseorang atas biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi saat ini. Artinya, terdapat dua aspek pada komitmen kontinyu, yaitu: melibatkan pengorbanan pribadi apabila meninggalkan organisasi dan ketiadaan alternatif yang tersedia bagi orang tersebut. c. Komitmen normatif (normative commitment), yaitu: sebuah dimensi moral yang didasarkan pada perasaan wajib dan tanggung jawab pada organisasi yang mempekerjakannya

Komitmen Organisasi (skripsi, tesis, dan disertasi)

Konsep komitmen organisasi telah didefinisikan dan diukur dengan berbagai cara yang berbeda. Menurut Cherirington dalam Khikmah (2005:54) komitmen organisasi sebagai nilai personal, yang kadang-kadang mengacu sebagai sikap loyal pada perusahaan. Robbins (2001:45) mengemukakan komitmen organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka terhadap organisasi tempat bekerja. Lekatompessy (2003:34) mengemukakan tiga komponen tentang komitmen organisasi: 1)Affective Commitment, terjadi apabila pegawai ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau merasa mempunyai nilai sama dengan organisasi, 2)Continuance Commitment, yaitu kemauan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena tidak menemukan pekerjaan lain atau karena rewards ekonomi tertentu, 3)Normative Commitment, timbul dari nilai-nilai pegawai. Pegawai bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsiability TerhadapNilai Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

 
Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaandapat meningkatkan citra perusahaan dan mengubah image (pandangan) masyarakat dan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengandemikian, segala aktivitas perusahaan akan memperoleh kepercayaandari berbagai pihak dalam jangka panjang yang nantinya dapat meningkatkannilai perusahaan (Kasmir, 2016:9). Pengungkapan CSR memiliki potensi untuk meningkatkan legitimasi pihak eksternal agar mampu menilai seberapa besar upaya aktivitas operasional yang sesuai dengan norma di masyarakat. Pengungkapan CSR juga adalah strategi aktif perusahaan untuk meningkatkan kepuasan stakeholder. Semakin banyakpengungkapan CSR, semakin transparan dan lengkap informasi yang diberikansehingga mampu memperoleh sinyal positif bagi investor. Ketiga hal tersebut memberikan citra perusahaan yang baik sehingga investor tertarik untukmenanamkan sahamnya di perusahaan. Dampaknya, nilai perusahaan meningkat (Hexana Sri Lastanti, Nabil Salim, 2018). Pelaksanakan praktik CSR akan meyakinkan investor bahwa perusahaanakan mampu menjamin kelangsungan hidup perusahaan kedepannya yangsekaligus akan meningkatkan nilai perusahaan.Pernyataan ini didukung denganhasil penelitian yang dilakukan oleh Rosiana, dkk (2013) ,Harjoto dan Jo (2007), Yuniasih dan Wirakusuma (2008), Agusta (2016) dalam Putu Elia Mdkk (2018) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga sahamdan laba perusahaan (earnings).

Dimensi Komitmen Profesionalisme (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Hall (dalam Kalbers dan Fogarty, 2005:32) secara keseluruhan ada lima dimensi komitmen profesional adalah sebagai berikut: 1. Afiliasi Komunitas (community affiliation) yaitu menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sumber ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesi. 2. Kebutuhan untuk mandiri (Autonomy demand) merupakan suatu pandangan bahwa seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (Pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi). Setiap adanya campur tangan (intervensi) yang datang dari luar, dianggap sebagai hambatan terhadap kemandirian secara profesional. Banyak yang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut pegawai yang bersangkutan dalam situasi khusus. Dalam pekerjaan yang terstruktur dan dikendalikan oleh manajemen secara ketat, akan sulit menciptakan tugas yang menimbulkan rasa kemandirian dalam tugas. 3. Keyakinan terhadap peraturan sendiri/profesi (belief self regulation) dimaksud bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan ”orang luar” yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. 4. Dedikasi pada profesi (dedication) dicerminkan dari dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki.

Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap Nilai Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

Pengungkapan ERM merupakan informasi mengenai pengelolaan resiko, yang dimulai dari dugaan resiko yang akan terjadi, langkah yang diambil atasresiko tersebut dan dampaknya bagi perusahaan pada masa yang akan datang. ERM dalam suatu perusahaan memiliki peran penting dalammenjaga stabilitasperusahaan. (Sunitha Devi,dkk. 2017:27). Dengan manajemen risiko yangbaik, perusahaan dapat melindungi nilai dan menambah nilai perusahaan (Pardjo, 2017:6) Pengungkapan ERM yang berkulitas tinggi pada perusahaan memberikandampak positif terhadap persepsi pelaku pasar. Persepsi positif yang dimiliki olehpelaku pasar atas perusahan akan mendorong para pelaku pasar untukmemberikan harga tinggi pada perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaanakanmenjadi tinggi (Sunitha Devi,dkk. 2017:27). Terkait Enterprise Risk Management Disclosure (ERMD) berpengaruhterhadap nilai perusahaan, Bertinetti, et. Al (2013), dalampenelitiannyamembuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara statistikantara adopsi ERM dengan nilai perusahaan. Sesuai dengan tujuan utama dari ERM adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga dengan melakukan ERMD akan memberikan nilai perusahaanyanglebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak melakukan ERMD

Komitmen Profesionalisme (skripsi, tesis, dan disertasi)

Prinsip etika profesi yang merupakan landasan perilaku etika profesional, terdiri dari delapan prinsip yaitu: tanggung jawab profesi, kepentingan umum, intergritas, obyektivitas, kompetensi, kehati-hatian profesional, dan kerahasian. Kode etik professional (Trisnaningsih, 2003:33) menjelaskan tanggung jawab pegawai selama melakukan pengauditan dengan mensyaratkan pegawai agar sensitif terhadap situasi dilematis secara etis di dalam melakukan pengauditan dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan profesi. Individual dengan komitmen profesional yang tinggi dikarakterkan memiliki kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaanya dalam profesi (Wijayanti, 2008:25).

Konsep Profesionalisme (skripsi, tesis, dan disertasi)

Meskipun profesionalisme dan apa yang membentuk profesi dapat dipisahkan secara konseptual, penelitian tentang profesionalisme lebih dikaitkan dengan perspektif konvensional tentang profesi. Menurut pendekatan fungsionalis, profesionalisme dikaitkan dengan pandangan bahwa pekerjaan yang menunjukkan sejumlah karakteristik yang diperlukan profesi (Guntur, 2002:36). Pandangan alternatif tentang kemunculan dan keberhasilan profesionalisme didasarkan pada sosiologi maksimal Weber dan Karl Marx. Untuk tujuan ini, tujuan profesionalisme bagi akuntan dapat dianggap sebagai alternatif kontrol pasar bermotivasi pribadi atau sebagai sarana untuk mempertahankan struktur sosialis kapitalis (Palma, 2006:17) Pandangan alternatif tentang profesi gagal mengembangkan bukti empiris sistematis apapun. Selain itu, ketidakkonsistenan pengharapan bagi analis tingkat individu telah dikembangkan (Palma, 2006:19) yang mempelajari peran akuntan dalam perspektif ini menyimpulkan bahwa kebanyakan praktisi tidak memiliki kesadaran politik dan implikasi distribusional dari profesional akuntan. Karena profesionalisme sebagai atribut individu yang penting sulit untuk menerapkan diluar tradisi fungsionalis konvensional

Perhitungan Nilai Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Fenty Fauziah (2017:3) Nilai Perusahaan dapat diukur denganTobin’s Q. Tobin’s Q menurut M Nur Utomo (2019:52) sebagai berikut : “Tobin's Q merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaanyangdiukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutangterhadap replacement cost dari aktiva perusahaan”.

Macam-Macam Pengukuran Nilai Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Weston & Copeland dialih bahasakan oleh S Indriani (2019:15) menjelaskan pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakanrasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yangpaling menyeluruh untuk suatu perusahaan yang terdiri dari : 1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga sahamdengan nilai buku saham. 2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. 3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu dari peluanginvestasi dan pertumbungan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset 4. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaanmenurut penilaian para pelaku pasar. 5. Enterprise Value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitungsebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambahminority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuvalenkas 6. Price Earning Ratio ( PER) yaitu harga yang bersedia dibayar olehpembeli apabila perusahaan itu dijual. 7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan denganmembandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. 22Sedangkan menurut Fenty Fauziah (2017:3) nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’s Q, Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value(PBV). 1. Tobin’s Q merupakan perandingan nilai pasar perusahaan denganinvestasi bersihnya. 2. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang mengukur perbandingan harga saham dengan keuntungan yang diperolehpemegang saham 3. Price Book Value (PBV) merupakan rasio harga sahamper lembar terhadap nilai buku per lembar saham perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpukan bahwapengukuran nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to Book Value (PBV), Tobin’s Q, Price Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio (MBR), Market toBook Assets Ratio, Market Value of Equity (MVE) dan Enterprise Value (EV).

Definisi Nilai Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

 Definisi Nilai Perusahaan menurut Hery (2017 : 5) adalah sebagai berikut :“Nilai Perusahaan adalah kondisi tertentu yang telah dicapai olehsuatuperusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadapperusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu mulai dari perusahaan tersebut didirikan sampai saat ini”. Definisi Nilai Perusahaan menurut Irham Fahmi (2015:82) adalah sebagai berikut: “Nilai Perusahaan merupakan nilai jual sebuah perusahaan yangmenggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yangakandatang”. Sedangkan menurut I Made Sudana (2019:8) menyatakan bahwa :  “ Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatanataukas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang” Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola perusahaan, dimanasemakin tinggi nilai pasar atau harga saham makan akan memberikankemakmuran dan kesejahteraan bagi para investor

Perhitungan Pengungkapan Corporate Social Responsiability (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut standar Global Reporting Initiative Version 3.0 pengungkapanCorporate Social Responsiability dihitung dengan Skala dikotomi digunakandalam pemberian skor untuk setiap item pengungkapan yang dilakukanolehperusahaan dalam laporan tahunan (Annual Report). Masing – masing akan diberi skor 1, sehingga jika perusahaan mengungkapkan 1 (satu) itemsaja maka skor yang diperoleh adalah 1 (satu)

Komponen Pengungkapan Corporate Social Responsibility (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut standar Global Reporting Initiative Version 3.0 terdapat 79itempengungkapan CSR yang mencakup enam dimensi yaitu : 1. Kinerja Ekonomi; 2. Kinerja Lingkungan; 3. Sosial; 4. Hak Asasi Manusia; 5. Masyarakat; 6. Tanggung Jawab Produk Sedangkan menurut Rifqi dkk (2020:5) berdasarkan standar GRI terdiri dari tiga fokus komponen pengungkapan yaitu dimensi ekonomi, dimensi lingkungan dan dimensi sosial 1. Dimensi Ekonomi Tanggung jawab ekonomi berarti menyangkut keberhasilan perusahaanberdampak pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan ekonomi masyarakat lokal 2. Dimensi Lingkungan Tanggung jawab lingkungan menyangkut aktivitas perusahaanberdampak pada kehidupan didalam sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara dan air. 3. Dimensi Sosial Tanggung jawab sosial yaitu dampak sosial yang diakibatkanolehperusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponenpengungkapan Corporate Social Responsiability berdasarkan standar GRI terdapat lima dimensi yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, sosial, hakasasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk.

Definisi Pengungkapan Corporate Social Responsiability (skripsi, tesis, disertasi)

 Definisi Pengungkapan Corporate Social Responsiability menurut Hery(2018:51) adalah sebagai berikut : “Pengungkapan Corporate Social Responsiability merupakan sebuahCorporate Image Management , yaitu sebuah aktivitas strategi pemasaranuntuk memperbaiki posisi kompetitif organisasi, dengan mengirimkanpesan yang dirancang untuk menciptakan atau mempertahankan namabaik perusahaan”. Sedangkan definisi Pengungkapan Corporate Social Responsiabilitymenurut Sari (2019:13) berpendapat bahwa : “Pengungkapan Corporate Social Responsiability atau tanggung jawabsosial perusahaan merupakan pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatanyang dilakukan perusahaan sebagai bentuk kepedulian perusahaanterhadap kesejaheraan Masyarakat, para pekerjanya dan lingkungansekitar perusahaan yang terkena dampak negatif dari aktivitas operasi perusahaan”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa PengungkapanCorporate Social Responsiability adalah proses pengkomukasian dampak sosial dan kegiatan- kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk 19kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar dan diungkapkan dalamlaporan keuangan untuk mempertahankan good image perusahaan

Manfaat Corporate Social Responsiability (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut D S Fithrah Ali (2017:60) Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yaitu : “Manfaat tanggung jawab sosial perusahaan sebagai konsekuensi logiskeberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorongperusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalamhal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya bukan tanpa alasan karenapada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalamjangka panjang bagi semua pihak yang dalam hal ini perusahaan, masyarakat, dan pemerintah”. Menurut A.B, Susanto dalam buku Dedi Kurnia Komunikasi CSRPolitik : Membangun Reputasi, Etika, dan Estetika PR Politik (2019:19) mengungkapkan bahwa Corporate Social Responsibility terdapat berbagai manfaat yang diperoleh perusahaan dari aktivitas CSR tersebut, antara lain : 1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yangditerima perusahaan; 2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaanmeminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisi; 3. Munculnya keterlibatan dan kebanggaan dari karyawan padaperusahaan yang memiliki reputasi baik; 184. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dan para stakeholder-nya; 5. Meningkatkan penjualan, konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsistenmenjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari tanggung jawab sosial perusahaan yaitu dapat mengurangi tudahan-tuduhanyangtidak baik atas apa aktivitas yang perusahaan lakukan, CSR dapat mampumemperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para investor, dan hal tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak baik perusahaan, masyarakat, dan lingkungan sekitanya

Definisi Corporate Social Responsibility (skripsi, tesis, disertasi)

 Definisi Corporate Social Responsiability Menurut MYasir Yusuf (2017:3) adalah sebagai berikut : “Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk tanggungjawab perusahaan untuk pembangunan ekonomi mapan dalamupayameningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan. CSRjugamerupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan investor dalamarti luas, bukan hanya kepentingan perusahaan saja ”. Definisi Corporate Social Responsiability menurut Menurut LelaNurlaela Wati (2019:09) adalah sebagai berikut : “Corporate Social Responsiability merupakan sebuah gagasan yangmenjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawabyangberpijak pada single bootom line dalam bentuk ekonomi ataunilai perusahaan saja, tetapi juga berpijak pada tripel bottomline yaitutanggang jawab terhadap masalah sosial dan lingkungan”. Sedangkan definisi Corporate Social Responsiability menurut AchmadLamo S (2018:4) menyatakan:  “Corporate Social Responsiability (CSR) merupakan kewajiban sosial swasta atau perusahaan kepada masyarakat dan pemerintah sebagai dampak dari espansi bisnisnya yang dimungkinkan telah mengganggukeseimbangan lingkungan dan sosial kemasyarakatan dimana merekamenjalankan aktivitasnya”. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwaCorporate Social Responsiability adalah bentuk tanggung jawab, komitmenyangberkesinambungan pada kalangan bisnis untuk bertanggung jawab terhadapkerusakan lingkungan, kesenjangan sosial, kualitas kehidupan karyawansertamasyarakat umum setempat yang akan bermanfaat bagi bisnis itu sendiri

Definisi Corporate Social Responsiability (skripsi, tesis, disertasi)

. Definisi Corporate Social Responsiability Menurut MYasir Yusuf (2017:3) adalah sebagai berikut : “Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk tanggungjawab perusahaan untuk pembangunan ekonomi mapan dalamupayameningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan. CSRjugamerupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan investor dalamarti luas, bukan hanya kepentingan perusahaan saja ”. Definisi Corporate Social Responsiability menurut Menurut LelaNurlaela Wati (2019:09) adalah sebagai berikut : “Corporate Social Responsiability merupakan sebuah gagasan yangmenjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawabyangberpijak pada single bootom line dalam bentuk ekonomi ataunilai perusahaan saja, tetapi juga berpijak pada tripel bottomline yaitutanggang jawab terhadap masalah sosial dan lingkungan”. Sedangkan definisi Corporate Social Responsiability menurut AchmadLamo S (2018:4) menyatakan:  Corporate Social Responsiability (CSR) merupakan kewajiban sosial swasta atau perusahaan kepada masyarakat dan pemerintah sebagai dampak dari espansi bisnisnya yang dimungkinkan telah mengganggukeseimbangan lingkungan dan sosial kemasyarakatan dimana merekamenjalankan aktivitasnya”. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwaCorporate Social Responsiability adalah bentuk tanggung jawab, komitmenyangberkesinambungan pada kalangan bisnis untuk bertanggung jawab terhadapkerusakan lingkungan, kesenjangan sosial, kualitas kehidupan karyawansertamasyarakat umum setempat yang akan bermanfaat bagi bisnis itu sendiri

Perhitungan Pengungkapan Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut The Committee of Sponsoring Organization of the TreadwayCommission (COSO) (2017:7) perhitungan item-itempengungkapan 16menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ERMyang diungkapkandiberi nilai 1, dan 0 apabila tidak diungkapkan. Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan (annual report) dansitusperusahaan.

Pengaruh Locus of Commitment (skripsi, tesis, dan disertasi)

terhadap Intensitas Whistleblowin  Locus of commitment dipresentasikan sebagai komponen norma subyektif(Krehastuti, 2014). Seorang individu yang percaya bahwa terdapat individu yangcukup berpengaruh terhadapnya akan mendukung ia untuk melakukan tingkahlaku maka hal ini akan menjadi tekanan sosial bagi individu tersebut (Ajzen,2005). Berkomitmen terhadap organisasi berarti berkeyakinan pada tujuanorganisasi, nilai-nilai serta kemauan untuk bekerja keras demi reputasi organisasi.Karyawan organisasi memiliki tiga opsi untuk mengatasi situasi yangtidak memuaskan yang dihadapi dalam suatu organisasi, yaitu keluar dariorganisasi, menggunakan suaranya (whistleblowing), atau tetap diam (Mesmer-Magnus dan Viswesvaran, 2005). Mesmer-Magnus dan Viswesvaran (2005)mengungkapkan komitmen organisasi tidak memunculkan keterkaitan yang baikdengan niatwhistleblowingatauwhistleblowingyang sebenarnya.Norma subjektif memiliki efek signifikan terhadap intensiwhistleblowinginternal dan eksternal. Sehingga dapat dikatakan jelas menjadi prediktor yangpenting untuk intensiwhistleblowing(Park dan Blenkensopp, 2009). Taylor danCurtis, 2010 mengungkapkan bahwa komitmen auditor untuk organisasimendorong kemungkinan dan kegigihan auditor dalam pelaporan. Dengandemikian,locus commitmentterhadap organisasi dapat meningkatkan dedikasiseseorang untuk melakukan pelaporan sampai masalah teratasi.

Komponen Pengungkapan Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

 
Menurut The Committee of Sponsoring Organization of the TreadwayCommission (COSO) dalam Enterprise Risk Management Integratingwithstrategy and performance (2017:6) mengungkapkan pentingnya manajemen risikoperusahaan dalam perencanaan strategi dan menanamkannya di seluruh organisasi. Strategi itu sendiri adalah seperangkat prinsip yang diatur dalamlima komponenyang saling terkait : 1. Tata Kelola dan Budaya Tata kelola mengatur organisasi, memperkuat pentingnya danmenetapkan tanggung jawab pengawasan untuk, manajemen risiko  perusahaan. Budaya berkaitan dengan nilai-nilai etika, perilakuyangdiinginkan, dan pemahaman risiko dalam organisasi 2. Strategi dan Penetapan Tujuan Manajemen risiko perusahaan, strategi, dan penetapan tujuan bekerjabersama dalam proses perencanaan strategi. Selera risiko ditetapkandandiselaraskan dengan strategi, tujuan bisnis mempraktikkan strategi sambil berfungsi sebagai dasar untuk mengidentifikasi, menilai danmerespons risiko. 3. Kinerja Risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian strategi dan tujuan bisnisperlu diidentifikasi dan dinilai. Risiko diprioritaskan oleh tingkat keparahan dalam konteks risk appetite. Organisasi kemudian memilihrespons risiko dan mengambil pandangan portofolio dari jumlah risikoyang telah diasumsikan. Hasil dari proses ini dilaporkan kepadapemangku kepentingan risiko utama. 4. Tinjauan dan Revisi Dengan meninjau kerja entitas, organisasi dapat mempertimbangkanseberapa baik komponen manajemen risiko perusahaan berfungsi dari waktu ke waktu dan mengingat perubahan substansial, dan revisi apayang diperlukan. 5. Informasi, Komunikasi, dan Pelaporan Manajemen risiko perusahaan memerlukan proses berkelanjutan untukmemperoleh dan berbagi informasi yang diperlukan, baik dari sumber internal dan eksternal, yang mengalir naik, turun, dan melintasi organisasi. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Enterprise RiskManagement terdapat lima dimensi komponen yaitu tata kelola budaya, strategi dan penetapan tujuan, kinerja tinjauan revisi, dan informasi, komunikasi danpelaporan. Dari kelima dimensi berikut terdapat 20 item pengungkapan EnterpriseRisk Management

Pengaruh Identitas Profesional terhadap Intensitas (skripsi, tesis, dan disertasi)

WhistleblowingSikap terhadap suatu perilaku dipresentasikan melalui variabel identitasprofesional (Krehastuti, 2014). Identitas profesional membentuk keyakinan padadiri seorang individu bahwa profesi yang sedang dikerjakan akan memberikankonsekuensi positif bagi individu tersebut (Ajzen, 2005). Salah satu caraseseorang menunjukkan identitas profesional mereka adalah melalui kepatuhanmereka terhadap standar profesi dan kode etik profesi (Taylor dan Curtis, 2010).Menurut Mesmer-Magnus dan Viswesveran (2005) bahwa karyawanyang lebih tua dengan masa kerja yang lama dan pada tingkat jabatan yang tinggilebih mungkin menggunakan suaranya untuk melaporkan kecurangan daripadamenggunakan mekanisme keluar dari organisasi. Tingkat identitas profesionalyang tinggi meningkatkan kemungkinan bahwa auditor akan melaporkankecurangan pada awalnya (Taylor dan Curtis, 2010) namun tidak untuk kegigihanpelaporan. Selain itu, Krehastuti (2014) juga menemukan bahwa identitasprofesional positif dan signifikan mempengaruhi intensi auditor melakukanwhistleblowing

Definisi Pengungkapan Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

Definisi Pengungkapan Enterprise Risk Management Menurut Hoyt danLiebenberg (2011) dalam Ardianto (2018) adalah sebagai berikut : “Pengungkapan Enterprise Risk Management merupakan pengungkapanyang berupa informasi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaandan mengungkapkan dampaknya masa depan nilai perusahaan. Perusahaan berusaha meminimalkan risiko keputusan bisnis apapunyangdiambil. Pengelolaan dan pengungkapan resiko yang baik kepada publikselain mengurangi tingkat resiko dan ketidakpastian yang dihadapi investor juga membantu dalam mengendalikan aktivitas manajemen”. Definisi Pengungkapan Enterprise Risk Management menurut SunithaDevi, dkk (2017) menyatakan bahwa : Pengungkapan Manajemen Risiko Perusahaan (ERM) merupakaninformasi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaandanmengungkapkan dampaknya terhadap masa depan perusahaan. Pengungkapan Manajemen Risiko Perusahaan dapat membantu pihakperusahaan untuk menginformasikan kepada pihak eksternal perusahaanterkait risiko perusahaan yang sangat kompleks”. Sedangkan Pengungkapan Enterprise Risk Management menurut BGunawan (2017) adalah sebagai berikut : “Enterprise Risk Management disclosure merupakan pengungkapanatasrisiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan mengenai bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko terkait masamendatang dan salah satu perangkat utama untuk dapat membantumengembalikan kepercayaan publik dan membantu mengontrol aktivitasmanajemen sehingga kecurangan dalam penyusunan pelaporan keuangandapat dicegah atau diminimalisir.” Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwaPengungkapan Enterprise Risk Management adalah informasi yang berkaitandengan komitmen suatu perusahaan dalam mengelola risiko terkait masamendatang

Kecerdasan Spiritual (skripsi, tesis, dan disertasi)

Kecerdasan spiritual atauspiritual quotient(SQ) adalah fakultas dimensinon material kita, jiwa manusia. Kecerdasan spiritual seperti intan yang belum terasah, yang dimiliki oleh kita semua. Kita harus mengenalinya seperti apaadanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekad yang besar danmenggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi. Seperti dua bentukkecerdasan lainnya (IQdanEQ), kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan danditurunkan. Kemampuannya untuk diturunkan tampaknya tidak terbatas (Khavaridalam Sukidi, 2002).Kravitz (1983) mengemukakan bahwa kecerdasan spiritual merujukkepada keterampilan, kepandaian dan tingkah laku yang diinginkan untukmengembangkan dan memelihara hubungan kepada Tuhan Yang Maha Esa,kesuksesan dalam mencari makna hidup, menemukan bentuk moral dan etikauntuk membantu menunjukkan kita dalam menjalani hidup dan memainkanperasaan kita akan makna dan nilai dalam kehidupan antar pribadi dan dalamhubungan interpribadi kita.Potensikecerdasanintelektual,emosionaldanspiritualsecarakeseluruhan terdapat di dalam diri manusia. Kecerdasan intelektual berada diwilayah otak yang karena intelektual terkait dengan kecerdasan otak, rasio dannalar intelektual. Kecerdasan emosional berada di wilayah sekitar emosi, karenaterkait dengan pengembangan emosi dengan cerdas, tidak cenderung amarah.Sedangkan kecerdasan spiritual berada di wilayah jiwa, hati karena itu seringdisebut sebagaithe soul’s intelligence: kecerdasan hati, yang menjadi hakikatsejati kecerdasan spiritual (Sukidi, 2002).Sukidi (2002) juga mengemukakan kecerdasan spiritual dengansendirinya akan melampaui segi-segi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan spiritual mengintegrasikan semua kecerdasan manusia,baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional. Dengan kecerdasanspiritual, diharapkan kita menjadi prototip manusia yang utuh dan holistik, baiksecara intelektual, emosional maupun spiritual.Menurut Zohar dan Marshall (2002), indikasi yang menandakankecerdasan spiritual telah berkembang dengan baik mencakup beberapa hal,sebagai berikut.a.Kemampuan untuk bersikap fleksibel;b.Adanya tingkat kesadaran yang tinggi;c.Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan;d.Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit;e.Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai;f.Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu;g.Kecenderungan untuk berpandangan holistik;h.Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” danberupaya mencari jawaban-jawaban yang mendasar; dani.Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.

Intensitas Moral (skripsi, tesis, dan disertasi)

Intensitas moral adalah sebuah konstruk yang mencakup karakteristik-karakteristik yang merupakan perluasan dari isu-isu yang terkait dengan isu moralutama dalam sebuah situasi yang akan mempengaruhi persepsi individu mengenaimasalah etika dan intensi keperilakuan yang dimilikinya. Jones (1991) dalamNovius (2011) mengidentifikasi bahwa intensitas moral yang mempengaruhiproses pengambilan keputusan seseorang dan tingkat intensitas moral yangbervariasi. Intensitas moral bersifat multidimensi dan komponen-komponenbagiannyamerupakankarakteristikdariisu-isumoral.Jones(1991)mengidentifikasi bahwa ada enam elemen intensitas moral yang mempengaruhiproses pengambilan keputusan meliputi:1.Besaran konsekuensi (magnitude of consequences), didefinisikan sebagaijumlah kerugian atau manfaat yang dihasilkan oleh pengorbanan dari sebuahtindakan moral. 2.Konsensussosial(socialconsensus),didefinisikansebagaitingkatkesepakatan sosial bahwa sebuah tindakan dianggap salah atau benar.3.Probabilitas efek (probability of effect) merupakan sebuah fungsi bersamadari kemungkinan bahwa tindakan tertentu akan secara aktual mengambiltempat dan tindakan tersebut akan secara aktual menyebabkan kerugian(manfaat) yang terprediksi.4.Kesegeraan temporal (temporal immediacy) adalah jarak atau waktu antarapada saat terjadi dan awal mula konsekuensi dari sebuah tindakan moraltertentu (waktu yang makin pendek menunjukkan kesiapan yang lebih besar).5.Konsentrasi efek (concentration of effect) adalah sebuah fungsi infers darijumlah orang yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sebuah tindakanyang dilakukan. Orang-orang yang memiliki perasaan kepentingan yangtertinggi akan bertindak secara amoral yang akan menghasilkan konsentrasiefek tinggi.6.Kedekatan (proximity) adalah perasaan kedekatan (sosial, budaya, psikologiatau fisik) yang dimiliki oleh pembawa moral (moral agent) untuk si pelakudari kejahatan (kemanfaatan) dari suatu tindakan tertentu. Konstrukkedekatan ini secara intuitif dan alasan moral menyebabkan seseorang lebihpeduli pada orang-orang yang berada didekatnya (secara sosial, budaya,psikologi ataupun fisik) daripada kepada orang-orang yang jauh darinya

Manfaat Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

Manfaat manajemen risiko suatu perusahaan menurut Darmawi (2014:5) dibagi menjadi 5 (lima) kategori utama : 1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. 2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. 4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanyaperlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. 5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karenakreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yangdilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan publicimage. Menurut Irham Fahmi (2015:3) dengan diterapkannya manajemen risikodi suatu perusahaan ada beberapa kegunaan atau manfaat yang akan diperolehyaitu : 131. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalammengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalamberbagai keputusan. 2. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalammelihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendekdan jangka panjang. 3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalumenghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugiankhususnya kerugian dari segi finansial. 4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yangminimum. 5. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk managemen concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telahmambangun arah dan mekanisme secara suistinable (berkelanjutan). Berdasarkan penjelasan di atas maka manfaat Enterprise RiskManagement (manajemen risiko) merupakan mencegah perusahaandari kegagalan, peningkatan laba minimum risiko kerugian bagi perusahaan, danmembuat perusahaan lebih tenang karena dapat mengambil keputusan selalumenghindari risiko, karena adanya perlindungan

Tujuan Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut IBI (Ikatan Bankir Indonesia) (2015:267) mengungkapkanbahwa tujuan Enterprise Risk Management yaitu : “Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko oprasional yaitu untukmeminimalisasi kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya 12proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/ataukejadian-kejadian eksternal.” Sedangkan tujuan Manajemen Risiko (ERM) berbasis ISO31000 dalamLeo J Susilo (2018:29) yaitu : “Manajemen Risiko Perusahaan bertujuan untuk menciptakan nilai, melindungi nilai, membantu pencapaian sasaran perusahaandanmeningkatkan kinerja perusahaan. Bila hal tersebut tidak terjadi, makaada yang salah dengan penerapan manajemen risiko perusahaan tersebut“. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuanpenerapan Enterprise Risk Management yaitu untuk melindungi nilai perusahaandengan meminimalisis dampak negatif yang terjadi pada proses internal maupunkejadian-kejadian eksternal agar dapat membantu pencapaian sasaran suatuperusahaan

Locus of CommitmentLocus of Commitment (skripsi, tesis, dan disertasi)

adalah sebagai arah dimana kesetiaan seseorangakan berubah ketika terjadi dilema antara komitmen organisasi dan komitmenkerja berlawanan satu sama lain (Taylor dan Curtis, 2010). Komitmen organisasiadalah sebagai perpaduan antara sikap dan perilaku yang menyangkut tiga sikapyaitu rasa mengidentifikasikan dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengantugas organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi. Komitmen organisasimerupakan derajat dimana karyawan terlibat dalam organisasinya danberkeinginan untuk tetap menjadi anggotanya, dimana didalamnya mengandungsikap kesetiaan dan kesediaan karyawan untuk bekerja secara maksimal bagiorganisasi tempatnya bekerja (Greenberg dan Baron dalam Elias, 2008). Penelitian yang dilakukan Hewstone dan Willis (2002) dalam Taylor danCurtis (2010) menunjukkan bahwa seseorang bekerja sama dengan anggotakelompok mereka dari pada anggota kelompok lain. Dengan demikian kesetiaanseorang karyawan terhadap organisasi patut untuk dipertanyakan, apakah merekalebih berkomitmen terhadap perusahaan atau pada rekan kerjanya di perusahaan.Near dan Miceli (1985) dalam Taylor dan Curtis (2010) menunjukkan bahwawhistleblowerinternal akan menunjukkan tingkat loyalitas yang tinggi terhadapperusahaan saat mengambil keputusan untuk melaporkan

Definisi Enterprise Risk Management (skripsi, tesis, disertasi)

 
Menurut Hery (2015:12) definisi Enterpirse Risk Management sebagai berikut: “Enterprise Risk Management merupakan suatu proses yang sistematisdan berkelanjutan yang dirancang dan dijalankan oleh manajemengunamemberikan keyakinan yang memadai bahwa semua risiko yangberpotensi memberikan dampak negatif pada nilai perusahaan telahdikelola sedemikian rupa sesuai dengan tingkat risiko yang bersediadiambil perusahaan”. Sedangkan definisi Enterpirse Risk Management menurut TheCommittee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) (2017:1) adalah sebagai berikut: “Enterprise Risk Management sebagai suatu proses yang dipengaruhi manajemen perusahaan, yang diterapkann dalamsetiap strategi perusahaan dan dirancang untuk memberikan keyakinan memadai agar dapat mencapai tujuan perusahaan”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa EnterpriseRisk Management merupakan manajemen risiko dalam suatu organisasi yangbertujuan membuat organisasi menjadi sadar akan risiko, sehingga laju organisasi bisa dikendalikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan

Identitas Profesional (skripsi, tesis, dan disertasi)

Identityatau jati diri memiliki dua arti, yaitu identitas atau jati diri yangmenunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah benda.Identitas atau jati diri juga dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskanpribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. Menurut Mael dan Ashforth(1992) dalam Mc Clarenet al. (2011) identitas profesional adalah sejauh manaindividu mengklasifikasikan dirinya sendiri dalam hal pekerjaan yang merekajalani dan memiliki ciri khas selalu menganggap orang lain melakukan pekerjaanyang sama. Identitas profesional dapat dikatakan sebagai komponen identitas sosialseseorang, yaitu seseorang mengklasifikasikan dirinya berdasarkan profesi merekaatau keterlibatan mereka dalam profesi yang mereka tekuni (Aranyaet al., 1981).Salah satu cara seseorang menunjukkan identitas profesional mereka adalahmelalui kepatuhan mereka terhadap standar profesi dan kode etik profesi (Taylordan Curtis, 2010).Di Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik mengatur berbagaijenis jasa akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yaitu auditing,atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultasi. Etika Kompartemen AkuntanPublik merupakan penjabaran dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yangmengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yangberpraktik dalam profesi akuntan publik

Whistleblowing (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Near dan Miceli (1985)whistleblowingadalah pengungkapanoleh anggota atau mantan anggota organisasi atasillegal act, immoral actatauillegitimate practiceskepada seseorang atau organisasi yang berwenang untuk menangani.Illegal actadalah suatu kejahatan atau praktek-praktek ilegal yangbisa dihukum menurut undang-undang,immoral actadalah suatu tindakan yangmenurut whistleblower dipersepsikan salah atau menyalahi aturan danillegitimatepracticeadalah suatu tindakan yang diinterpretasikan olehwhistleblowerdiluarotoritas organisasi atau tidak diketahui oleh pimpinan organisasi.Whistleblowingmerupakan proses, bukan peristiwa, dan keputusanwhistleblowingdapat diulang di berbagai bentuk (Near dan Miceli, 1985).Pemikiran mengenai kegigihan adalah penting karena pengungkapan rahasia(whistleblowing) sering terjadi dalam beberapa tahap, yaitu tahap laporan awal,yang mungkin tidak menghasilkan reaksi yang diinginkan. Sangat disayangkanbahwa laporan pertama atas perbuatan tidak etis sering tidak efektif (Van Scotteret al., 2005). Pengulangan pelaporan dapat meningkatkan kemungkinan reaksiyang diinginkan serta potensi untuk pembalasan. Tampaknya, dalam beberapakasus, kesuksesanwhistleblowingtidak hanya membutuhkan laporan awal, tetapiyang lebih penting, kegigihan dalam pelaporan.Pemerintah Indonesia telah mendefinisikanwhistleblowingsebagaimekanisme penyampaian pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telahterjadi atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan orang lain yang berkaitandengan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan di dalam organisasitempatnya bekerja. SEMA Nomor 4 Tahun 2011,whistleblowerdiartikan sebagaipihak yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana tertentu dan bukanmerupakan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya. Namun demikian dalam praktiknya kadangwhistleblowerjuga terlibat dan memiliki peran yangkecil dalam kejahatan tersebut.Whistlebloweradalah orang yang melaporkan tindakan di suatuorganisasi kepada orang lain. Seorangwhistleblowerbisa merupakan anggota dariorganisasi tersebut atau pihak diluar organisasi tersebut yang mengetahui keadaanorganisasi tersebut. Menurut PP No.71 Tahun 2000,whistlebloweradalah orangyang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenaiterjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor.Whistleblower hotlinesadalah salah satu metode umum untukmendeteksi kecurangan.Hotlinesmemperbolehkan individu untuk melaporkankeyakinannya mengenai kegiatan yang mencurigakan dan tanpa harusmenunjukkan identitasnya.Whistleblowing hotlinesbiasanya dioperasikan olehpihak ketiga untuk mempermudah seseorang untuk melaporkan kecurangan tanpatakut adanya pembalasan dendam (Kurt F Redinget al., 2009)

Jenis Pengungkapan (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Hani (2018:88) Pengungkapan dapat dibagi menjadi dua jenisyaitu Pengungkapan wajib (mondotory disclosure) dan pengungkapan sukarela(voluntary disclosure). 1. Pengungkapan wajib (mondotory disclosure) yaitu pengungkapaninformasi dalam laporan keuangan yang harus dilakukan oleh setiapperusahaan. 2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapanyang dilakukan oleh perusahaan selain pengungkapan yang diwajibkanoleh standar atau badan pengawas. Sedangkan menurut Sri et al (2019:242) jenis pengungkapan standar terdapat dua jenis yaitu pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus. 1. Pengungkapan Standar Umum Pengungkapan standar umum berlaku untuk semua perusahaanyangmenyajikan laporan keberlanjutan. 2. Pengungkapan Standar Khusus Pengungkapan standar khusus yaitu meliputi pengungkapan pendekatanmanajemen dan indikator. Pengungkapan dengan pendekatanmanajemen tersebut dinamakan “Disclosure on Management Approach(DMA)” dimaksudkan untuk kesempatan bagi organisasi untukmenerangkan bagaimana pengelolaan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkaitan dengan aspek material dengan berbentuknaratif. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwapengungkapan terdapat dua jenis yaitu pengungkapan wajib/umumyang biasadisajikan perusahaan secara berkelanjutan dan pengungkapan sukarela/standar khusus yaitu pengungkapan selain yang diwajibkan standar untuk menerangkanbagaimana pengelolaan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial denganberbentuk naratif.

Intensi (skripsi, tesis, dan disertasi)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) intensi diartikan sebagaimaksud atau tujuan.Oxford Dictionary of Psychologydalam Christanti (2008),mendefinisikan intensi sebagai suatu kecenderungan perilaku yang dilakukandengan sengaja dan bukan tanpa tujuan. Sedangkan menurut Engelet al.   intensi adalah kompetensi diri seseorang yangmengacu pada keinginan untuk melakukan suatu perilaku tertentu.Fishbein dan Ajzen (dikutip dalam Yuliana, 2004) menjelaskan intensisebagai representasi dari kesiapan seseorang untuk menampilkan suatu perilaku.Intensi merupakan penentu dan disposisi dari perilaku, hingga seseorang memilikikesempatan dan waktu yang tepat untuk menampilkan perilaku tersebut secaranyata. Dharmmesta (dikutip dalam Sukirno & Sutarmanto, 2007) menambahkan,intensi merupakan perantara faktor motivasional yang memiliki dampak padaperilaku.Dalamplanned behavior theory, dijelaskan bahwa intensi untukmelakukan suatu perilaku adalah indikasi kecenderungan seseorang untukmelakukan suatu perilaku dan merupakan informasi langsung dari perilakutersebut. Intensi untuk melakukan suatu perilaku dapat diukur melalui tigaprediktor utama yang memengaruhi intensi tersebut, yaituattitude toward thebehavior,subjective norm, danperceived behavioral control(Ajzen, 2006). Jikaseseorang memiliki intensi untuk melakukan suatu perilaku maka seseorangcenderung akan melakukan perilaku tersebut dan sebaliknya jika seseorang tidakmemiliki intensi untuk melakukan suatu perilaku maka seseorang akan cenderungtidak akan melakukan perilaku tersebut.

Definisi Pengungkapan (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Hani (2018:88) definisi Pengungkapan sebagai berikut: “Pengungkapan (disclosure) merupakan bagian dari pelaporan keuangan, yaitu langkah paling akhir dari proses pelaporan keuangan denganmenyajikan informasi akuntansi dalam bentuk financial statement.”. Sedangkan menurut Bambang Subroto (2014:1) definisi Pengungkapanyaitu : “Pengungkapan merupakan penyajian semua informasi yang diperlukaninvestor didalam laporan atau pelaporan keuangan. Pengungkapan dapat berupa pengungkapan wajib atau pengungkapan sukarela”. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwapengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajianinformasi dalam bentuk laporan keuangan yang diperlukan investor.

Voluntary Disclosure Terhadap Cost of Equity (skripsi, tesis, disertasi)

 Capital Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan seharusnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan bagi penggunanya. Manajemen perusahaan dapat menggunakan laporan keuangan sebagai pemberian sinyal kepada pihak eksternal seperti investor atau kreditor. Dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan dapat mengungkapkan hal-hal apa saja yang dapat diungkapkan.   Terdapat dua jenis pengungkapan yaitu mandatory disclosure dan voluntary disclosure. Menurut Cahyani (2009) mandatory disclosure atau pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh peusahaan sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku di negara tersebut. Sedangkan voluntary disclosure atau pengungkapan sukarela adalah penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib. Perusahaan akan mengungkapkan informasi sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari biayanya. Oleh karena itu, semakin luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan, maka akan menurunkan biaya modal ekuitas.

Manajemen Laba Terhadap Cost of Equity (skripsi, tesis, disertasi)

 Capital Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan agen dan prinsipal. Hubungan ini timbul karena adanya kepentingan setiap pihak untuk mencapai dan mempertahankan apa yang diinginkannya. Manajemen laba dilakukan pihak agen untuk mempengaruhi perspektif pihak prinsipal terhadap penilaian perusahaan. Dalam mendeteksi ada atau tidak adanya manajemen laba, maka pengukuran atas akrual dirasa penting untuk dijadikan perhatian. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas operasi. Penelitian Wiwik (2005) dalam menguji pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital adalah dengan memproksikan menajemen laba berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan penjualan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap cost of equity capital, yang berarti bahwa semakin besar tingkat manajemen laba yang dilakukan manajemen perusahaan, maka akan meningkatkan cost of equity capital. 

Voluntary Disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

Pengungkapan menurut Wolk, dkk (2001, 302) dalam buku Suwardjono (2011, 578): “Broadly interpreted, disclosure is concered with information in both the financial statements and supplementary communications including footnotes, poststatement events, management’s discussion and analysis of operations for the fortcoming, year, financial and operating forecasts, and additional financial statements covering segmental disclosure and extentions beyond historical cost.” Wolk, dkk menjelaskan bahwa pengungkapan tidak hanya meliputi laporan keuangan saja, melainkan juga termasuk pernyataan manajemen, pernyataan keuangan segmental, dan pengungkapan lain yang menambah informasi mengenai kondisi perusahaan. Tujuan pengungkapan adalah untuk menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan   keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan. Pengungkapan dalam laporan keuangan dibagi menjadi dua bagian: 1. Mandatory disclosure atau pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang dipersayaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. 2. Voluntary disclosure atau pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Suwardjono (2011, 581) mengidentifikasi tiga jenis tingkat pengungkapan, yaitu: 1. Tingkat memadai yaitu tingkat minimum yang harus dipenuhi yang dipersyaratkan oleh peraturan yang berlaku agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang diarah. 2. Tingkat wajar yaitu tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasial yang sama. 3. Tingkat penuh yaitu menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan. Penyajian tingkat penuh memiliki kesan penyajian informasi yang berlebih. Hal ini disebabkan rincian penyajian yang tidak terlalu penting justru akan meyembunyikan informasi yang penting. Jenis pengungkapan yang umum digunakan adalah pengungkapan tingkat memadai, karena pengungkapan yang cukup dianggap tidak menyesatkan dan tidak berlebihan sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Manajemen Laba (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Suwardjono (2013: 456) menyebutkan bahwa laba dipandang sebagai elemen yang cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasikan kinerja suatu entitas secara keseluruhan. Dengan adanya informasi laba, perusahaan berharap bahwa informasi ini bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Dalam penyajian laba, diharapkan dapat digunakan sebagai: a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan i. Dasar pembagian dividen Penyajian laba dalam laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi seluruh kepentingan dari pengguna laporan keuangan. Namun pada kenyataannya susah untuk diterapkan. Terdapat dua sudut pandang berbeda yang diperhatikan perusahaan dalam pelaporan keuangan yaitu dari sudut pandang pemerintah dan 20 investor/kreditor. Dalam sudut pandang pemerintah yang berkaitan dengan pungutan pajak, sebagai subjek pajak maka perusahaan akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak dengan cara merendahkan laba. Namun berbeda dalam sudut pandang investor dan kreditor. Dalam perolehan dana dari penjualan saham yang diperoleh dari investor dan perolehan dana hutang dari kreditor, maka perusahaan akan berusaha menunjukkan laporan keuangan sebaik mungkin dengan mengungkapkan laba yang tinggi. Oleh karena itu timbul praktik manajemen laba. Manajemen laba menurut Scott (2000: 423) merupakan pilihan manajemen atas kebijakan akuntansi sehingga mencapai tujuan pelaporan laba yang diinginkan. Ada beberapa pola dalam melakukan manajemen laba, yaitu: 1. Taking a bath Pola ini memperlakukan laba dengan cara membuat laba tahun berjalan dilaporkan dengan sangat rendah. Biaya periode yang akan datang digeser ke pperiode berjalan. Hal ini dikarenakan adanya pergantian CEO pada periode tersebut. Dengan begitu diharapkan pada pperiode yang akan datang laba yang dihasilkan akan tinggi, sehingga CEO baru mendapat image dan juga kompensasi bonus yang tinggi. 2. Income minimization Pola ini memperlakukan laba dengan cara meminimalkan laba periode berjalan dengan tujuan untuk menghindari perhatian dari pemerintah, seperti meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.   3. Income maximization Pola ini memperlakukan laba dengan cara memaksimalkan laba periode berjalan dengan tujuan untuk menentukan kompensasi bonus. Ketika perusahaan mendekati pelanggaran kontrak hutang jangka panjang perusahaan juga akan memaksimalkan labanya. 4. Income smoothing Pola ini seringkali dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan melakukan pola ini perusahaan dapat mengatur tinggi rendah laba yang dilaporkan guna menghindari jumlah laba yang fluktuasi tiap tahunnya, sehingga perusahaan akan dianggap stabil dan perusahaan tersebut tidak terlalu berisiko

Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) (skripsi, tesis, dan disertasi)

Perilaku manusia (human behavior) adalah suatu reaksi yang dapatbersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Hal ini karena seseorang memilikisifat yang berbeda-beda. Satu stimulus dapat menumbuhkan lebih dari satu responyang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan saturespon yang sama.Intentionmembedakan antara sikap dan perilaku manusia danmerupakan kunci hubungan antara sikap dan perilaku terencana. Intention atauintensi merupakan kesiapan individu untuk mewujudkan perilalku tertentu.Berdasarkan pandangan tersebut, maka sikap tidak secara langsung membentuk

Cost of Equity Capital (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Brigham dan Houston (2011) biaya modal merupakan biaya dana investasi yang dilihat sebagai rata-rata tertimbang dari semua sumber biaya dana. Wiwik (2005) menjelaskan terdapat empat sumber dana yaitu biaya hutang jangka panjang, biaya saham preferen, biaya modal saham biasa, dan laba ditahan.  Biaya modal saham biasa atau cost of equity capital merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat dari perolehan dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk melakukan investasi. Wiwik (2005) menyebutkan bahwa pengukuran biaya modal saham biasa dipengaruhi oleh penilaian perusahaan yang digunakan. Dalam penilaian perusahaan terdapat beberapa model, antara lain yaitu: 1. Model penilaian pertumbuhan konstan Pemikiran dasar yang digunakan yaitu bahwa nilai saham sama dengan nilai tunai atau present value dari semua dividen yang akan diterimadi masa yang akan datang dalam waktu yang tidak terbatas. 2. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Capital Asset Pricing Model (CAPM) menjelaskan bahwa biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang investor harapkan sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. 3. Model Ohlson Model ohlson ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan berdasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal. Model CAPM lebih banyak digunakan pada teori pasar modal. CAPM merupakan model keseimbangan yang dimana menghubungkan dua hal penting yaitu capital market line (CML) dan security market line (SML). CML menggambarkan mengenai kondisi bahwa efisiensi portflio pasar merupakan 19 portfolio optimal dari aset berisiko dan aset bebas risiko. Sedangkan SML adalah trade-off dari pengembalian return dalam kondisi pasar modal yang seimbang

Indikator budaya organisasi (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Robbins & Coulter (2012:52), ada 7 dimensi budaya organisasi yaitu:
 
 a.Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking), adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan. b.Perhatian terhadap detail (Attention to detail), adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian. c.Berorientasi kepada hasil (outcome orientation), adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hal tersebut. d.Berorientasi tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukan individu-individu. e.Sikap agresif (Aggressivenes), adalah sejauh mana orang-orang dalam organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya. f.Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankanstatus quo (mempertahankan apa yang ada karena dianggap sudah cukup baik) daripada pertumbuhan

Teori Signalling (skripsi, tesis, disertasi)

Teori signalling menjelaskan mengenai alasan perusahaan mempunyai motivasi untuk memberikan laporan keuangan kepada pihak eksternal. Timbulnya dorongan dari perusahaan untuk memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pihak eksternal agar tidak terjadi asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal (Septy dan Nurul, 2012). Perusahaan akan memberikan sinyal kepada pihak investor dan kreditor melalui laporan keuangan tersebut. Brigham dan Houston (2011: 186) mendefinisikan sinyal sebagai suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan dalam pemberian tanda-tanda kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut. Alasan perusahaan adalah untuk memberikan informasi perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perushaan dan menunjukkan eksistensi perusahaan bahwa perusahaan memiliki nilai lebih atau keuanggulan lebih dibandingkan perusahaan lain. Teori signalling ini menjelaskan mengenai bagaimana perusahaan memberi sinyal kepada investor atau kreditor untuk memberikan informasi. Dalam hal ini maka teori signalling menjadi landasan bagi suatu pengungkapan.

Teori Keagenan (skripsi, tesis, disertasi)

 Menurut Jensen dan Meckling (1976): “We define an agency relationship as a contract under which one or more persons (the principal(s)) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.” Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara pihak prinsipal dengan pihak agen. Pihak prinsipal akan menjadi penyedia fasilitas yaitu berupa pemberian dana. Selain itu pihak prinsipal juga mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan kepada pihak agen. Pihak agen yang dimaksud adalah manajemen perusahaan, dimana manajemen perusahaan wajib memberi laporan secara periodik kepada pihak prinsipal yaitu pemegang saham perusahaan. Pihak prinsipal akan menilai semua kinerja pihak agen melalui laporan keuangan yang disampaikan oleh pihak agen. Hubungan teori keagenan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pelaporan keuangan yang disampaikan oleh pihak agen dapat dijadikan acuan oleh pihak prinsipal sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan. Sehingga pihak prinsipal dapat menentukan apakah mereka akan memberikan dana pada perusahaan tersebut

Pengaruh umur listing perusahaan dengan voluntary disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

Umur listing perusahaan merupakan perusahaan yang telah lama listing atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semakin lama usia perusahaan semakin banyak pengalaman yang diperoleh perusahaan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Aulya dkk (2015) menyebutkan bahwa umur listing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Sedangkan hasil penelitan yang dilakukan oleh Murni (2016) menyebutkan bahwa umur listing tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. 

Pengaruh profitabilitas dengan voluntary disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, profitabilitas yang tinggi manajemen perusahaan dapat mengungkapkan lebih banyak informasi guna menunjukkan kinerja perusahaan yang dikelola. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaaan berpengaruh secara positif terhadap luas voluntary disclosure. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Hendi dan Feronica (2017) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Sedangkan Bobby Desiyanto dan Pipin Fitriasari (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela

Pengaruh ukuran perusahaan dengan voluntary disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

Ukuran perusahaan dilihat dari besar kecilnya perusahaan. Semakin besar perusahaan semakin lebih luas informasi yang dapat diperoleh mengenai informasi keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Suta dan Laksito (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap voluntary disclosure. Ukuran Perusahaan Profitabilitas Voluntary Disclosure Umur Listing Perusahaan Sedangkan hasil penelitan yang dilakukan oleh Wardani (2012) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif

Umur Listing Perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

Umur listing perusahaan merupakan pengelompokan perusahaan yang telah lama listing di Bursa Efek Indonesia (Aulya dkk, 2015). Semakin lama umur listing perusahaan akan semakin luas informasi mengenai pengungkapan dibandingkan dengan perusahaan yang umur listingnya lebih pendek. Dalam penelitian ini, pengukuran umur listing yang digunakan sama dengan penelitian yang dilakukan Wardani (2012) yaitu tahun pengamatan/penelitian dikurangi tahun pertama kali perusahaan terdaftar di perusahaan BEI. Semakin lama umur perusahaan tentunya perusahaan tersebut memiliki banyak pengalaman dalam memberikan informasi yang berhubungan pengungkapan laporan keuangan agar tetap berkembang dan maju dalam menjalankan usahanya.

Indikator integritas (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Zahra (2011 ; 123) ada indikator integritas, yaitu:a.KejujuranMenurut kamus besar bahasa indonesia kejujuran berasal dari kata dasar “jujur” yang mendapat imbuhan ke-an, yang artinya “lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus atau ikhlas”. Kata jujuradalah kata yang digunakan untuk menyatakansikapseseorang. Orang yang memiliki sifat jujur akan senantiasa mengatakan segala sesuatu sesuai realitas yang ada.
 Menurut Ma’ruf(2011 ; 36-37), Kejujuran didasarkan padaupaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan pada perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain. Kejujuran juga merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.Sesuai pendapat ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa pembentukan kejujuran adalah proses atau perbuatan untuk membentuk seseorang bertindak secara benar sehingga menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Dengan membentuk diri sebagai manusia yang jujur bisa diterapkan kapanpun, dimanapun, dan dari berbagai aspek.b.KomitmenKomitmen terhadap organisasi adalah sebuah sebuah ikatan psikologis antara individu dengan organisasinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komitmen adalah perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu; kontrak. Sedangkan, pengertian janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Jadi komitmen berarti memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan janji. Biasanya istilah komitmen digunakan untuk hal-hal penting.Mowday (1982) mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dan keterlibatannya sebagai kekuatan
 relative dari identifikasi individu dengan organisasi kerja. Komitmen merupakan suatu orientasi nllai terhadap kerja yang menunjukkan bahwa individu sangat memikirkan pekerjaannya. Dimana pekerjaan memberikan kepuasan hidup, dan pekerjaan memberikan status bagi indvidu. Komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja, kesetiaan dan perasaan percaya pada nilai-nlai oganisasi.c.KonsistenMenurut kamus besar bahasa indonesia konsisten memiliki arti : 1 tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya dengan ucapan. Menurut pendapat Dachlan(2009 ; 47) konsisten merupakan sebuah sikap atau usaha yang diambil untuk mempertahankan sebuah cara pandang atau opini terhadap suatu hal sehingga terbentuk sebuah perilaku yang stabil sesuai dengan prinsip yang telah dipegang.Konsistensi adalah sikap berteguh hati. Berteguh hati dalam mengambil keputusan, berteguh hati dalam bekerja, berteguh hati dalam berusaha ataupun berteguh hati dalam belajar. Konsistensi merupakan sikap yang diambil sebagai pembuktian kestabilan atas suatu pendapat. Konsisten merupakan indikasi orang memiliki integritas. Sikap konsiten itu penting, karena sifat konsiten seorang karyawan dapat dipercaya dan mempercayai orang lain.
 5.Konsep Budaya Organisasi1.Pengertian Budaya OrganisasiMenurut Robbins & Coulter (2012:51) budaya organisasi adalah nilai, prinsip, tradisi, dan sikap yang mempengaruhi cara bertindak anggota organisasi. Sedangkan menurut Kreitner & Kinicki (2007:64) budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas organisasi.Menurut Mathis & Jackson (2006:128) budaya organisasi adalah pola nilai dan keyakinan bersama yangmemberikan arti dan peraturan perilaku bagi anggota organisasional. Menurut Robbins (2008) budaya organisasi mengacu pada suatu sistem makna bersama yang diselenggarakan oleh angggota yang membedakan organisasi dari organisasi lainDari beberapa definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa budaya organisasi merupakan nilai-nilai, sikap, dan perilaku setiap anggota dalam suatu organisasi yang mencerminkan karakteristik organisasi tersebut dan juga yang membedakan organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi juga harus diikuti oleh seluruh anggota organisasi

Profitabilitas (skripsi, tesis, disertasi)

Profitabilitas merupakan cara untuk mengukur kemampuan perusahan dalam memperoleh laba. Hanafi dan Halim (2009:157) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Sedangkan Hery (2015:226) berpendapat bahwa profitabilitas merupakan rasio yang digunakan perusahaan dalam memperoleh laba dari aktivitas normal bisnisnya. Fahmi (2014:68) mengemukakan pengertian profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen yang menunjukkan besar kecilnya laba yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas berguna bagi perusahaan baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan seperti pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan dan pihak lainnya yang berkepentingan dengan perusahaan. Rasio proftabilitas juga disebut sebagai rasio rentabilitas (Hery, 2015:227). Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan keuagannya. Terdapat beberapa indikator pengukuran dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan antara lain: return on asset (ROA), return on equity, dan profit margin. Hery (2015:228) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas meliputi return on asset (ROA), return on equity, dan profit margin. Profit margin terbagi menjadi 3 (tiga) rasio antara lain: margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasional (operating profit margin), margin laba bersih (net profit margin). Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio return on asset (ROA) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih yang dihasilkan dengan menggunakan total aset (kekayaan) perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset.

Hubungan Integritas terhadap Kinerja Integritas (skripsi, tesis, dan disertasi)

sering dipahami dalam konteks perilaku, danperilaku integritas pada umumnya dipahami dalam kaitannya dengan etikadan moral. Integritas juga mewajibkan individu agar taat terhadap standar teknis dan etika yangdimiliki organisasi. Integritasbukan hanya masalah kejujuran, masalah etis danmoral,bahwa orang tidakberbohong atau tidak melakukan hal-hal tidak bermoral. Integrity berkaitan juga dengan kinerja, suatu pencapaian hasil baik yang dicapai denganselalu menjunjung tinggi kejujurandan nilai-nilaimoral
 lainnya. Kata integrity berasal dari akarkata “integrated”, yang berarti berbagai bagian dari karakter dan keterampilan berperan aktif dalam diri kita, yang tampak dari keputusan dan tindakan-tindakan kita (Atosokhi, 2014). Untukdapat menghasilkan kinerja baik ditempat kerja, seseorang harus memiliki dalamdirinya harus bersifat jujur, berani, berdaya juang, membangun hubungan baik,pandai mengorganisasikan diri sendiri, teratur, dan terencana dengan baik. Wujud kepemilikan integritas diri itu muncul dalam bentuk kinerja atau hasil kerja baik.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karapinar (2015) menunjukkan bahwa integritas berkorelasisignifikan dengan kinerja pegawai. Hasil penelitian yangdilakukan oleh Awaluddin (2016) juga menunjukkan bahwa integritas berpengaruh positifdan signifikan pada kinerja pegawai

Pengertian Integritas (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut pendapat Prayitno (2007 ; 139) Integritas adalah setia dengan diri dalam semua tindakan dan interaksi kita. Sedangkan menurut pendapat Zahra (2011 ; 123) integritas adalah komitmen untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan prinsip yang benar dan etis, sesuai dengan nilai dan norma, dan ada konsistensi untuk tetap melakukan komitmen tersebut pada setiap situasi tanpa melihat adanya peluang atau paksaan untuk keluar dari prnsip.

Indikator-indikator Profesionalisme (skripsi, tesis, dan disertasi)

(Morrow dan Goetz, 1988)a.Pengabdian pada profesi (Dedication) yang tercermin dalam dedikasi profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari pencerahan diri secara total terhadap pekerjaaan. Pekerjaan didefinisi sebagai tujuan bukan sekedar alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan totalitas adalah merupakan komitmenpribadi sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani dan kepuasan material.b.Kewajiban sosial (Social Obligation) yaitu pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesionalisme itu sendiri, karena adanya pekerjaan tersebut.c.Kemandirian(Autonomy Demands) yaitu suatu pandangan bahwa seorang profesionalisme harus mampu membuat keputusan sendiritanpa tekanan dari pihak lain.d.Keyakinan terhadap peraturan profesi (Belief In Self-Regulation), yaitu suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaannyae.Hubungan dengan sesama profesi (Profesional Community Affiliation) yaitu penggunaan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk organisasi formal dan kelompok –kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan ini.

Pengertian Profesionalisme (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut (Sutarjo 2008:58) Profesionalisme merupakan sebuah keahlianyang dimilikioleh seseorang terkait dengan ilmu danketrampilan yang dimiliki. Seorang individuyang memegang jabatan ataukedudukan
 tertentudituntut memilikiprofesinalisme yangtinggi agar dalam pelaksanaanpekerjaannya dapat berjalan dengan efektif. Seorang individu yang mengenali dengan baik keahlian dan ketrampilan yangdimiliki akan lebih mudah menjalankantugas dan pekerjaannya dengan lebih baik dibandingkan individu lain yangkurang mampu mengenali keahliannya.Menurut(Wibowo2014:271) Profesionalisme adalah suatu kemampuanatau keahlian untuk melakasanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang di landasi atas keterampilan dan pengatahuan serta di dukung oleh sikap kerja yang di tuntut oleh pekerjaan tersebut.

Indikator Kinerja Karyawan (skripsi, tesis, dan disertasi)

Mangkunegara (2009: 75)mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu :a.Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.b.KuantitasKuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.c.Pelaksanaan tugasPelaksanaan Tugasadalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. d.Tanggung JawabTanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja (skripsi, tesis, dan disertasi)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja (Mangkunegara 2007:67)yaitu:a.Faktor KemampuannSecara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ)dan kemampuan realita, artinya karyawan yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ 110-120) dengan memadai dengan jabatanya dan terampildalam mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka ia akan lebih mudahmencapai kinerja yang diharapkan oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.b.Faktor MotivasiMotivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalammenghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yangmenggerakan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuanorganisasi atau tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mentalyang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerjasecara maksimal. (Sikap mental yang siap secara psikofik) artinya,seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik, memahamitujuan utamadan target kerja yangakan dicapai, dan mampumemanfaatkan dalam mencapai situasi kerja.
 
 
 

Voluntary Disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

 Voluntary disclosure merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya secara relevan sebagai tambahan informasi tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku (Paramita, 2102). Tersedianya informasi oleh manajemen perusahaan dalam voluntary disclosure, tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar atau tidak perlu penuh. Dengan tersedianya informasi oleh manajemen perusahaan dalam pengungkapan sukarela, tingkat pengungkapan wajib yang ditetapkan dapat diarahkan ketingkat wajar atau tidak perlu penuh. Voluntary disclosure dalam manajemen perusahaan bebas memberikan informasi akuntansi lainnya yang relevan guna dalam mendukung pengambilan keputusan serta dapat membantu investor dalam memahami strategi bisnis perusahaan. Perusahaan akan mengungkapkan informasi akuntansi secara voluntary disclosure (sukarela) apabila manfaat yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan. Yuliasti dalam Suta dan Laksito (2012) mengemukakan perusahaan yang melakukan voluntary disclosure secara luas akan lebih banyak menarik perhatian para investor. Para investor akan mengetahui informasi akuntansi lebih banyak mengenai perusahaan tersebut dan dapat mengambil keputusannya dalam investasi. Botosan dalam Paramita (2012) menyebutkan untuk mengukur kelengkapan pengukuran dapat dinyatakan dalam Indeks Kelengkapan Pengungkapan, dimana perhitungan indeks kelengkapan pengungkapan dilakukan sebagai berikut: a) Memberikan skor untuk setiap pengungkapan, yaitu skor 1 bagi pengungkapan informasi sekilas, skor 2 untuk pemberian informasi yang lebih terinci dan maksimum 3 bagi perusahaan yang memberikan informasi dengan penjelasan data kuantitatif yang mendukung, untuk memperoleh skor pengungkapan maksimum. b) Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total pengungkapan. c) Menghitung indeks pengungkapan (IDX) dengan cara membagi skor total pengungkapan maksimum. Semakin banyak butir yang diungkapkan suatu perusahaan, akan semakin banyak pula angka indeks yang diperoleh. Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan pengungkapan secara lebih komprehensif dibandingkan dengan perusahaan yang angka indeksnya lebih kecil (Paramita, 2012).

Konsep Kinerja Karyawan (skripsi, tesis, dan disertasi)

Kinerja merupakan performanceatau unjuk kerja. Kinerja dapat puladiartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjukkerja. Smith (Suwatno, 2011:196) menyatakan kinerja merupakanhasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Moeheriono(2010:60) kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaianpelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkansasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melaluiperencanaan strategis suatu organisasi.Rivai (2005:309) konsep kinerjaadalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.Penilaian kinerja/Performance Appraisal(Suwatno,2011:196)mengacu pada suatu sistem formal dan terstrukturyangdigunakan untukmengukur,
 menilai, dan mempengaruhi sifat-sifatyangberkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkatketidakhadiran dalam bekerja.Ilyas (2005:55) mengatakan bahwa pengertian kinerja adalahpenampilan,hasil karya personil baik kualitas, maupun kuantitas penampilan individu maupun kelompok kerja personil,penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.Istilah kinerja berasal dari job performanceatau actual performance(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), ataujuga hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorangpegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yangdiberikan kepadanya, (Mangkunegara 2007 : 67).Dalam buku manajemen SDMDessler (2008:326) menyatakan adabeberapa alasan mengapa menilai kinerja bawahan menjadi sangat pentingyaitu: pertama, penilaian harus memainkan peran yang terintegrasi dalamproses manajemen kinerja pengusaha, jika tujuan perusahaandituangkandalam tujuan spesifik kemudian dilanjutkan dengan pelatihan karyawantetapi tidak meninjau kembali kinerja karyawan secara berkala hal itu hanyaakan memberikan sedikit manfaat. Kedua, penilaian memungkinkan atasandan bawahan menyusun sebuah rencana untuk mengoreksi semuakekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk menegaskan hal-halyang telah dilakukan oleh bawahan. Kemudian ketiga adalahpenilaian harus melayani
 tujuanperencanaan karier dengan memberikan kesempatan kekuatan dankelemahan para karyawan secara spesifik

Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia (skripsi, tesis, dan disertasi)

Sumber daya manusia selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar. Meskipun sumber daya manusia merpakan salah satu faktor produksi yang ada pada perusahaan akan tetapi peranannya dalam pencapaian tujuan bagi suatu perusahaan atau organisasi sangat besar.Agar pengertian sumber daya manusia lebih jelas, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat para ahli. Simamora (2004: 4) manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, pemberian balas jasa pengelolaan anggota individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.Mangkunegara (2007: 2) manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengawasan terhadap pengadaan pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusanhubungan kerja dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.Dessler (2010: 4) manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya manusia seperti posisi manajemen, pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi dan penilaian prestasi kerja karyawan.
 
 
 

Teori Determinasi Diri (Self-Determination Theory) (skripsi, tesis, dan disertasi)

Teori determinasi diri merupakan teori yang dikembangkan oleh ahli psikologi Deci dan Ryan dari University of Rochester, Amerika Serikat pada tahun 1980an. Teori ini menjelaskan tentang pengembangan identitas profesional serta mendefinisikan peranan motivasi dalam pembentukan dan memelihara identitas. Berdasarkan teori ini, motivasi dijelaskan menjadi tiga yaitu tidak ada motivasi (amotivasi), digerakan oleh kekuatan dari luar misal penghargaan uang (motivasi ekstrinsik) atau diaktifasi oleh kekuatan internal (motivasi intrinsik) seperti kemauan untuk terlibat dan adanya minat. Selama proses transisi dari pengaturan eksternal ke internal, maka identitas tersebut diinternalisasikan dan menjadi bagian dari perasaan individu (Deci & Ryan, 2008; Mylrea, Sen Gupta, & Glass, 2017). Teori ini mengusulkan level motivasi yang tinggi didukung oleh kepuasan pada tiga kebutuhan fisiologis dasar seperti kompetensi (competence), pergaulan (relatedness) dan otonomi (autonomy). Kompetensi berarti kemampuan untuk menunjukkan keahlian dalam area khusus. Pergaulan berarti kebutuhan untuk memiliki koneksi dengan orang lain. Otonomi berarti kecenderungan individu untuk mengatur pengalaman diri dan tindakannya. Individu yang memiliki dukungan pengalaman dan pertumbuhan dalam tiga area ini maka akan memiliki level motivasi yang tinggi sehingga dapat mengembangkandan memelihara identitas. Level motivasi tinggi juga berhubungan dengan kesuksesan dan kesejahteraan dalam karir. Semakin kuat identitas diinternalisasikan maka semakin dalam identitas diri seseorang(Ryan & Deci, 2008). Menurut Mylereaet al (2018), teori determinasi diri digunakan sebagai dasar teori untuk mengembangkan kurikulum profesional farmasi di dalam pendidikan melalui tiga hal. Pertama, aplikasi teori yang diperankan oleh kompetensi, pergaulan dan otonomi pada praktik profesional farmasi dan tenaga kesehatan secara umum. Konseptualisasi profesionalisme didasarkan pada organisasi profesi dan kode etik farmasi di Amerika yang menunjukan deskripsi aman, efektif dan kompeten dalam praktik profesional, interaksi yang tampak dari hubungan farmasis dengan pasien dan otonomi yang merupakan perilaku untuk membuat keputusan sendiri dan pendidikan diri (Mylrea et al., 2017)

Pengembangan Identitas Profesional (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengembangan identitas merupakan hal yang penting bagilulusankeperawatan untuk membentuk kesan pada profesi yang dipilih dan menyesuaikan diri dalam profesi keperawatan (Browne et al., 2018). Ahli teori identitas Ashforth et al(2008) mendebatkan identitas profesional yang ditandai dengan sifat yang berubah dan dinamis, hal ini dikarenakan proses identifikasi dengan kelompok tertentu tidak terjadi segera tetapi memerlukan waktu dan proses yang dinamis, menggabungkan kegiatan sehari-hari dengan seluruh pengalaman hidup yang penuh dengan ketidakseimbangan, titik balik, kesinambungan dan ketidaksinambungan yang menghasilkan stabilitas tetapi juga memerlukan perubahan. Jadi proses pengembangan identitas profesional dimulai sebelum mulai bekerja dan cerminan dari level pendidikannya untuk
 menjawab pertanyaan tentang “ingin menjadi siapa saya” (Barbarà-i-Molinero et al., 2017).Browne et al(2018) mengungkapkan dalam penelitiannya pengembangan identitas profesional di pendidikan keperawatan akan mempengaruhi kepuasan, sense of belongingdan retensi dalam karir keperawatan. Peran sertarolemodel dan agen profesional lain akan mendukung pembentukan identitas profesional mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat profesional. Namun, profesionalisme terlihat abstrak dan hanya diajarkan terkait konsep dan teori namun aplikasi dalam praktik klinik mengalami banyak kendala (Browne et al., 2018). Pengembangan identitas professional yang positif selama praktik klinik dipengaruhi oleh: (1) adanya role model yang positif; (2) rasa memiliki (belonging); (3) dukungan teman (peer); (4) kemampuan berpikir kritis; dan (5) kepercayaan diri(Attenborough & Abbott, 2018)

Pembentukan Identitas Profesional (skripsi, tesis, dan disertasi)

Konsep identitas profesional sendiri sampai saat ini tidak jelas teorinya dalam literatur (Browne, Wall, Batt, & Bennett, 2018; Johnson, Cowin, Wilson, & Young, 2012; Noble et al., 2014). Namun, pembentukan identitas telah lama menjadi subjek penelitian pada area ilmu sosiologi, sosial psikologi, antropologi dan filosofi. Pendekatan konsep dan teori digunakan dalam proses ini oleh beberapa peneliti dengan menghubungkan materi dan elemen simbol melalui sejarah, sosial, budaya, dan politik (Gutiérrez & Morais, 2017).Menurut Cruz, pembentukan identitas merupakan konsep dari identitas yang berhubungan dengan tradisi yang terjadi sejak proses identifikasi sehingga memunculkan rasa memilikipada suatu tradisi. Identitas tidak terbatas pada pertanyaan “siapa kita” tetapi “kita akan menjadi siapa”, jadi pembentukan identitas harus berakar pada “menjadi” dan “untuk menjadi apa”(Gutiérrez & Morais, 2017). Pembentukan identitas profesional sendiri adalah fenomena yang kompleks, produkdari mekanisme sosialisasi sekunder pada individu yang menunjukan adanya keberlanjutan atau tidak. Hal ini melibatkan interaksi sosial dalam organisasi, karakteristik biografi individu dan pembentukan mata kuliah yang memiliki peran pentingdalam pembentukan identitas profesional (Barbarà-i-Molinero et al., 2017).
 Menurut Blin, identitas profesional dalam konteks sosial berhubungan dengan praktik profesional dan pengetahuanprofesi yang memberikan dasar untuk konsolidasi. Elemen dalam pembentukanidentitas profesional antara lain:karakteristik organisasi, pengetahuan dan praktik profesional yang berkembang menjadi faktor penentu dalam konsolidasi identitas profesional individu (Gutiérrez & Morais, 2017).Pembentukan identitas profesional yang kuat pada awal karir sebagai mahasiswa terbukti memberikan dampak positif pada kesuksesan saat transisi di lingkungan kerjadengan cara memotivasi untuk menjadi praktisi saat awal pendidikan dan membantu membangun kepercayaan diri pada peran profesional. Inti dari pembentukan identitas profesional adalah untuk menjadi profesional dan mempengaruhi bagaimana menjalankan fungsi dan peran profesional (Noble et al., 2014). Pembentukan identitas profesional dilakukan oleh pendidikan keperawatan dimana internalisasi nilai-nilai profesional menjadikan pembuktian diri sebagai pembelajaran untuk menjadi perawat, mendapatkan pengalaman, melakukan refleksi dan tumbuh dalam profesi. Standar etika profesional yaitu kode etik keperawatan sangat pentingditerapkan dalam praktik. Perawat mengembangkan nilai-nilai dasar pada setiap praktik dan menghasilkan komitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan pelayanan pada populasi yang rentan dan tumbuh berkelanjutan dalam profesi keperawatan (NLN, 2014).

Identitas Profesional (skripsi, tesis, dan disertasi)

Identitas profesional dapat didefinisikan berdasarkan kata identitas dan profesional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas berarti ciri-ciri atau keadaan khusus; dapat juga diartikan sebagai jati diri (KBBI, 2019). Menurut Castells, identitas adalah proses pembentukan arti yang menjadi dasar dalam atribut budaya yang memberikan identitas pada satu individu atau kelompok. Internalisasi identitas dan pembentukan arti dari tindakan individu dapat dijadikan pedoman karena tanggung jawab pembentukan mewakili tempat darimana kelompok dan memberi arti “siapa mereka”dan “akan menjadi apa mereka”(Gutiérrez & Morais, 2017).Profesional berarti bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (KBBI, 2019). Menurut Potter & Perry (2009), keperawatan merupakan suatu profesi yang berbeda cirinya dengan istilah pekerjaan antara lain: a.Profesi membutuhkan pendidikan berkesinambungan dan fondasi liberal dasar.b.Profesi memiliki cabang pengetahuan meliputi keterampilan, kemampuan dan norma-norma.c.Profesi menyediakan layanan yang spesifik.d.Anggota dari suatu profesi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan dan praktik.e.Profesi memiliki kode etik dalam praktiknya.
 Identitas profesional telah dikonseptualisasikan dengan cara yang berbeda. Menurut Schein (1978), identitas profesional didefinisikan sebagai konstelasi atribut yang relatif abadi, keyakinan, nilai-nilai, motif dan pengalaman dalam arti orang mendefinisikan dirinya dalam peran profesional. Menurut Van Maanen dan Barley (1984), identitas profesional adalah definisi yang dibuat oleh individu berkaitan dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Hal ini juga berkaitan dengan profesi dan tempat kerja dan menegaskan bahwa identitas profesional hanya berkembang di lingkungan kerja (Barbarà-i-Molinero, Cascón-Pereira, & Hernández-Lara, 2017).Menurut National League Nurses(NLN)(2014), identitas profesional merupakan pengembangan personal dan profesional dimana terdapat internalisasi nilai-nilai inti sebagai bagian integral dari ilmu pengetahuan dan seni keperawatan dan mengaplikasikan standar praktik keperawatan. Berdasarkan definisi diatas, maka identitas profesional berarti ciri khusus atau karakter yang bersangkutan dengan profesi, yang merupakan internalisasi dari nilai-nilai dan keyakinan serta memerlukan kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional dalam melakukan pekerjaan sebagai suatu profesi.

Televisi Lokal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengesahan Undang-Undang No.32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran merupakan tonggak penting bagi eksistensi televisi lokal, karena merupakan payung hukum resmi dan demokratis bagi penyiaran di tanah air. Berkat undang-undang tentang Penyiaran sebagai payung bagi eksistensi televisi lokal swasta tersebut, investasi bisnis di dunia pertelevisian daerah turut berkembang, dengan titik unggul kemampuan membaca dan mengkomunikasikan kearifan dan kebutuhan masyarakat setempat. Kehadiran televisi lokal dalam konteks daerah di mana kekayaan budaya dan juga ekonominya demikian menonjol, di mana warga
 masyarakatnya terdiri dari berbagai elemen etnis kultural yang beragam seperti di Kota Malang misalnya, tentunya akan memiliki makna yang sangat strategis. Televisi akan menjadi media komunikasi lokal yang diharapkan bisa menampilkan keragaman potensi budayanya, ekonomi dan seterusnya. Dilihat dari isinya, media seperti ini diharapkan akan mampu menjadi mediator yang menjembatani kebutuhan informasi politik sosial ekonomi budaya lokal; sementara dilihat dari sifat muatannya media ini juga diharapkan tidak saja sebagai media hiburan bernuansa lokal namun juga sarana pemersatu sosiokultural lokal. (Eka, 1995:35) Televisi lokal merupakan salah satu kebanggaan masyarakat daerah, untuk itu perlu dipikirkan bagaimana bisa menemukan solusi untuk mempertahankan kebanggaan masyarakat ini. Televisi lokal yang hadir dengan spirit otonomi daerah, pada mulanya sangat dirasakan dampak kehadirannya sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air. Berbagai daerah selama ini disadari kurang optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan muatan lokal yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan muatan lokal adalah isi, emosi pemirsa, psikografi, demografi serta dekorasi, dengan acara yang cukup khas atau kental dengan isi dan budaya antar daerah di mana stasiun televisi lokal berada.(Mashuri, 2009) Kehadiran televisi lokal telah menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Televisi lokal
 bisa menjadi mimbar perdebatan masyarakat lokal mengenai isu-isu atau persoalan-persoalan lokal yang sedang dihadapi. Selain itu, keberadaan televisi lokal dapat menjadi sarana pengembangan potensi daerah, sehingga daerah pada gilirannya menjadi lebih maju dan sejahtera melalui pengembangan perekonomian rakyat. Dari perspektif Otonomi Daerah, kehadiran televisi lokal dapat mengurangi sentralisme informasi dan bisnis. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 32/ 2002 tentang Penyiaran yang merevisi UU Penyiaran terdahulu (UU No. 24/1997) yang kental sekali dengan kekuasaan. (dikutip dari UU No. 32/ 2002 tentang Penyiaran) Melalui televisi lokal dan televisi berjaringan, pemirsa tidak hanya dijejali informasi, budaya, dan gaya hidup. Pemirsa akan lebih banyak menyaksikan berbagai peristiwa dan dinamika di daerah dan lingkungannya. Dalam konteks sosial budaya, televisi lokal bisa menjadi harapan dan „benteng terakhir‟ ketahanan bangsa. Selama ini kita merasakan serbuan kapitalisme global dan budaya luar begitu kuat menyeruak-masuk lewat televisi nasional yang bekerja sama dengan televisi asing. Televisi ini mempunyai „dosa besar‟ dalam mengikis kebudayaan lokal, melalui gempuran acara yang membawa nilai-nilai yang tidak sesuai nilai-nilai yang dianut selama ini. Kehadiran acara televisi nasional yang negatif ini harus disikapi. Pada posisi ini, televisi lokal punya peluang membawa nilai-nilai luhur budaya daerah, dengan mengangkat budaya dan kearifan lokal (local genius) yang hidup dan berkembang di masyarakat. Di sana akan terjadi proses pembelajaran dan penanaman nilai-nilai (positif) budaya lokal. Televisi lokal menjadi harapan, Jika
 tidak ada orang yang memulai program televisi yang mengangkat budaya daerah, dikhawatirkan budaya itu akan makin luntur dan tidak dikenal generasi muda. Ada dua tipe televisi lokal di Indonesia. Pertama, televisi lokal yang dibiayai oleh pemerintah kabupaten/propinsi melalui APBD dan di-setting menjadi government tv atau televisi pemda. Kedua, televisi lokal yang dibiayai atau dimodali oleh kalangan swasta, yang bernuansa binis dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented). Apalagi, televisi merupakan bisnis yang padat modal. (Wawan. 1996:28)

Pihak yang Membutuhkan Disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

 Pengungkapan laporan keuangan diungkapkan kepada pihak yang membutuhkan terutama bagi investor dan kreditor, selain itu pihak lainnya seperti pegawai, pemerintah, konsumen, dan masyarakat umum dalam mengambil keputusan. Salah satu titik berat dari pengungkapan adalah kurangnya pengetahuan investor dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh pihak lain atau pihak diluar investor. Sedangkan di negara lain khusunya di Eropa, pengungkapan tentang informasi laporan keuangan ditujukan kepada pihak yang lebih luas seperti pegawai perusahaan dan pemerintah (Ghozali dan Chariri, 2014:409-410).

Pengertian Disclosure (skripsi, tesis, disertasi)

Disclosure (pengungkapan) merupakan pengeluaran informasi yang disajikan tidak disembunyikan atau tidak ditutupi. Ghozali dan Chariri (2014:407) berpendapat bahwa disclosure adalah tidak menutupi atau tidak menyembunyikan, apabila dikaitkan dengan laporan keuangan disclosure merupakan penyajian informasi laporan keuangan mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha perusahaan yang bermanfaat serta harus lengkap dan jelas agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi. Suwardjono (2008:579) menyebutkan bahwa disclosure dimaknai sebagai penyedia informasi yang disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Disclousure dibagi menjadi dua, yakni mandatory disclosure (pengungkapan wajib) dan voluntary disclosure (pengungkapan sukarela). Mandatory disclosure adalah pengungkapan minimum sesuai dengan peraturan yang berlaku (Paramita, 2012). Bagi perusahaan yang telah go public yang telah terdaftar di BEI wajib mengungkapkan laporan keuangan tahunan (annual report) secara berkala. Mandatory disclosure merupakan pengungkapan informasi yang wajib dilakukan perusahaan sesuai standar akuntansi yang berlaku, informasi yang dimaksud meliputi informasi dalam laporan keuangan. Mandatory disclosure akan memaksa perusahaan dalam mengungkapkan informasi mengenai perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak bersedia melakukan pengungkapan sukarela. Di Indonesia mandatory disclosure telah diatur oleh IAI dan Bapepam. Suwardjono (2008:583) menyatakan bahwa voluntary disclosure merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar pengungkapan wajib yang telah berstandar akuntansi atau peraturan oleh badan pengawas.