Dimensi ini dikaitkan dengan individu yang memiliki
sumber daya fisik, kognitif, atau psikologis untuk lebih melibatkan
diri dalam peran kerja. Dimensi ini mengukur seberapa siap
seseorang untuk terikat (engage). Seseorang yang lebih atau rendah
kesediaannya (availability) untuk memberikan sumber dayanya
pada peran kerja bergantung pada bagaimana penyelesaian atau
solusi mereka terhadap variasi tuntutan dari lingkungan kerja
maupun tidak (Kahn, 1990). Dimensi ini serupa dengan aspek
vigour yaitu tingginya tingkat enerhi dan ketahanan mental
karyawan (Schaufeli, 2002). Aspek pada psychological availability
diartikan sebagai memberikan kesempatan individu untuk memiliki
dan memberikan sumber daya lebih atau justru lebih sedikit yang
nantinya berpengaruh pada proses melibatkan diri mereka dalam
peran kerja. Terdiri dari empat aspek, yaitu:
1) Physical Energy
Pada aspek ini individu dituntut memiliki tingkat energi
secara fisik, kekuatan, dan kesiapan individu.
2) Emotional Energy
Aspek ini individu dimaksudkan memiliki kemampuan
emosional untuk terikat (engage) secara personal. Secara
sederhana, individu dalam hal ini akan memiliki keyakinan
akan tanggungjawabnya dalam suatu organisasi sehingga tidak
akan meninggalkan akan menghindar dari pekerjaan di sebuah
organisasi.
3) Insecurity
Aspek ini mengenai bagaimana perasaan aman dari
individu tentang pekerjaan dan status mereka. Gangguan
ketidaknyaman (insecurity) dari diri mereka sendiri dalam
pekerjaan mereka, secara umum akan menimbulkan
kecemasan dan salah satunya individu tersebut menjadi kurang
percaya diri.
4) Outside Life
Aspek ini mengenai potensi psikologis dari peran kinerja
anggota organisasi. Pada saat tertentu anggota organisasi
dengan sukarela menginvestasikan sumber dayanya diluar
kehidupan kerjanya dalam peran kinerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar