Menurut Nawawi (2001) motivasi intrinsik adalah pendorong
kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu yang
berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat atau makna
pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini
bersumber dari pekerjaan yang dilaksanakannya dengan baik karena
mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan atau memungkinkan
mencapai suatu tujuan karena memberi harapan tertentu di masa depan,
misalnya bekerja karena merasa memperoleh kesempatan untuk
mengaktualisasi atau mewujudkan realisasi dirinya secara maksimal.
Sedangkan menurut Herzberg yang dikutip Luthans (2006) motivasi
intrinsik adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berprestasi
yang bersumber dari dalam diri individu, yang lebih dikenal sebagai
faktor motivasional.
Terdapat dua perspektif teori pada faktor-faktor yang mendukung
atau melemahkan motivasi intrinsik seseorang, yaitu faktor
intrapersonal dan faktor lingkungan atau kontinjensi telah diidentifikasikan sebagai hal yang dapat mempengaruhi motivasi
intrinsik (Hagger; Chatzisarantis, 2011).
Menurut Siagian (2004) motivasi intrinsik adalah motivasi yang
bersumber dari dalam individu. Motivasi ini menghasilkan integritas
dari tujuan-tujuan, baik dari tujuan organisasi maupun tujuan dari
individu dimana keduanya dapat terpuaskan. Individu yang memiliki
motivasi intrinsik, akan merasa puas apabila kegiatan yang dilakukan
telah mencapai hasil. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki
seseorang maka semakin besar kemungkinan seseorang akan
memperlihatkan tingkah laku untuk mencapai tujuan.
Menurut Quigley dan Tymon (2006) motivasi intrinsik
didasarkan pada pengalaman yang dinilai positif dimana seseorang
mendapat tugas langsung dari pekerjaan mereka, serta sesorang
memiliki semangat dan perasaan positif yang berasal dari pekerjaan
mereka. Empat komponen motivasi intrinsik menurut Quigley dan
Tymon (2006), yaitu :
1) Kebermaknaan, karyawan akan merasa termotivasi untuk bekerja
jika pekerjaannya dirasa bermafaat bagi dirinya sendiri. Hal ini
terkait dengan bakat, minat, pengetahuan, dan tata nilai karyawan.
2) Pilihan, setiap karyawan akan membuat pilihan dan menentukan
cara untuk memenuhi kebutuhannya, dan hal ini akan menimbulkan
motivasi untuk dirinya sendiri. 3) Kompetensi, karyawan yang memiliki kompetensi yang memadai
akan menampilkan kemampuan dan hasil kerja yang memadai juga.
4) Kemajuan, kemajuan dalam bekerja yang didorong pleh diri sendiri
dengan memunculkan kreativitas dan efektivitas dalam
pekerjaannya.
Istilah „intrinsik‟ digunakan untuk menekankan bahwa motivasi
adalah menuju pada pencapaian pribadi dan keberhasilan tugas daripada
menuju „ekstrinsik‟ kepuasan yang timbul dari fitur kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar