Jumat, 29 Oktober 2021

Profitabilitas dan Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut pecking order theory, perusahaan-perusahaan lebih
menyukai sumber pembiayaan internal (laba ditahan) terlebih dahulu,
setelah dana internal tidak mencukupi perusahaan baru manajer
menggunakan dana eksternal. Dengan demikian, semakin tinggi
keuntungan perusahaan, semakin besar pembiayaan internal yang
dimiliki perusahaan, oleh sebab itu profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal (Wang, 2011). Namun menurut trade-off theory,
hal ini menjadi terbalik. Bila perusahaan menguntungkan, perusahaan
tersebut seharusnya lebih menyukai utang karena adanya manfaat yang
diperoleh dari pengurangan pajak (tax shield). Perusahaan yang
profitnya tinggi lebih mudah untuk memperoleh pinjaman karena
kemampuan mereka untuk menutupi beban bunga. Dalam kaitan ini ada
pengaruh positif antara profitabilitas dan struktur modal

Struktur Aktiva dan Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Dalam Wang (2011) dikatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai banyak aktiva tetap dalam struktur aktivanya dapat
dijadikan sebagai jaminan (agunan) bagi kreditur ketika perusahaan
membutuhkan tambahan dana dari luar. Sehingga semakin banyak aktiva
tetap semakin banyak kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan
pinjaman yang besar pula. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang
sifatnya positif terhadap utang. Jadi tambahan dana dari utang ini dapat
mendukung pecking order theory. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
penelitian ini menduga bahwa struktur aktiva berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Beberapa hasil penelitian yang juga 
mengatakan hasil yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh
(Wald, 1999; Chen, 2004; Huang and Song, 2006; Zou and Xiao, 2006;
Viviani, 2008; Jong et al., 2008; Serrasqueiro and Roga˜o, 2009 dalam
Wang, 2011)

Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut Wang (2011), trade-off theory menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan di masa depan
umumnya memiliki aktiva tidak berwujud yang banyak atau besar dan
aktiva berwujud yang rendah atau sedikit. Hal ini disebabkan karena
kesempatan pertumbuhan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan utang, 
maka kemampuan untuk memperoleh utang akan menjadi rendah. Jadi,
tingkat pertumbuhan sifatnya berpengaruh negatif terhadap struktur
modal. Namun, signaling effect theory mengatakan hal yang sebaliknya,
yaitu ada pengaruh positif karena setiap upaya perusahaan menambah
modal dengan menerbitkan saham baru akan direspon negatif oleh para
investor dan akan mengakibatkan harga saham turun. Oleh karena itu
perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pendanaan dengan utang.
Jadi tingkat pertumbuhan perusahaan dapat berpengaruh negatif dan
positif. 

Ukuran perusahaan dan Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut Rajan dan Zingalest (1995) dengan mengacu pada
trade-off theory, perusahaan berukuran besar pada umumnya banyak
melakukan diversifikasi sehingga memerlukan dana yang besar.
Kebutuhan dana yang besar tersebut mendorong perusahaan akan
menggunakan utang. Hal ini menunjukkan secara teoritis bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sementara itu,
pecking order theory, mengatakan hal yang sebaliknya yaitu
berpengaruh negatif, karena perusahaan lebih memilih untuk mendanai
perusahaan dengan menggunakan dana internal dibandingkan dengan
utang. 

Likuiditas dan Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut Wang (2011), trade-off theory menunjukkan bahwa
perusahaan dengan rasio likuiditas yang lebih tinggi biasanya meminjam
lebih karena kemampuan mereka untuk memenuhi kewajibannya.
Dengan demikian, teori ini memprediksi hubungan positif antara
likuiditas dan struktur modal. Sedangkan menurut Pecking Order
Theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan
cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari utang. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana
internal yang besar, sehingga dapat digunakan untuk memperkecil atau
melunasi utang. Menurut Sheikh dan Wang (2011) penelitian yang
dilakukan oleh Deesomsak et al (2004) dan Mazur (2007) konsisten
dengan pecking order theory. 

Pecking Order Theory (skripsi dan tesis)


Myers (1984) dalam jurnal The Capital Structure Puzzle
menyatakan bahwa ada semacam tata urutan (pecking order) bagi
perusahaan dalam menggunakan modal, yaitu perusahaan lebih
menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan,
yang berwujud laba ditahan) daripada external financing (menerbitkan
saham baru). Penggunaan laba yang ditahan lebih murah dan
perusahaan tidak perlu mengungkapkan sejumlah informasi perusahaan
yang harus diungkapkan saat menerbitkan obligasi maupun saham baru.
Apabila dana dari luar (external financing) diperlukan maka perusahaan
akan menggunakan hutang sebelum menerbitkan saham baru.
Penerbitan saham baru menduduki urutan terakhir sebab penerbitan
saham baru merupakan tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan 
calon investor tentang kondisi perusahaan saat ini dan prospek
mendatang yang kurang baik.

Signaling Theory (skripsi dan tesis)


Stephen A. Ross pada tahun 1977 dalam Bell Journal of
Economics, mengatakan bahwa ada informasi tertentu yang hanya
diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak mengetahui
informasi tersebut. Jadi, ada informasi yang tidak simetri (asymmetric
information) antara manajer dan pemegang saham. Akibatnya, ketika
struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat
membawa informasi kepada pemegang saham yang akan
mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Dengan kata lain, terjadi
pertanda atau sinyal (signaling). Ketika perusahaan menerbitkan utang
baru, menjadi tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan investor
potensial tentang prospek perusahaan di masa mendatang. Perusahaan
dengan prospek yang sangat cerah lebih memilih untuk tidak 
melakukan pendanaan melalui penawaran saham baru, sementara
perusahaan dengan prospek yang buruk memang menyukai pendanaan
dengan ekuitas luar. Secara garis besar, pengumuman penawaran
saham biasanya dianggap sebagai suatu sinyal (signal) bahwa prospek
perusahaan kurang cerah menurut penilaian manajemennya.
Selanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan
mengumumkan suatu penawaran saham baru, maka yang lebih sering
terjadi adalah harga sahamnya akan mengalami penurunan (Brigham
dan Houston (2011:185).

The Trade Off-Theory (skripsi dan tesis)


Trade-off theory adalah teori struktur modal yang
menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan
utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan
(Brigham dan Houston, 2011:183). Dari model ini dapat dinyatakan
bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan
perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan
pinjaman seluruhnya adalah buruk. Keputusan terbaik adalah
keputusan yang moderat dengan mempertimbangkan kedua instrumen
pembiayaan.
Menurut Azazi (2008), dalam memilih struktur modal
optimal, perusahan mempertimbangkan manfaat dan biaya antara
hutang dengan ekuitas. Literatur tentang struktur modal yang optimal
berkenaan dengan kontinjensi (persyaratan) yang khusus bagi setiap
sumber pendanaan yang pada gilirannya menentukan manfaat dan
biaya dari masing-masing sumber dana tersebut. Tiga bentuk
kontinjensi yang biasanya dianggap sebagai determinan struktur modal
optimal adalah sebagai berikut: 
a. Teori Pajak
Model berdasarkan pajak menghipotesiskan bahwa perusahaan
memilih debt-equity-ratio dengan mempertimbangkan manfaat
pengurangan pajak karena pembayaran bunga pinjaman dan biaya
financial distress yang disebabkan oleh akumulasi hutang
perusahaan. Aliran kas dari utang dan ekuitas dikenakan pajak yang
berbeda oleh pemerintah. Karena bunga dapat mengurangi
pembayaran pajak sedangkan dividen tidak dapat, maka
pembiayaan dengan utang mempunyai keuntungan pajak.
b. Biaya Kepailitan
Perusahaan memang dapat menikmati bertambahnya penghematan
pajak yang diperoleh dari bertambahnya utang, akan tetapi
pendanaan yang berasal dari utang juga dapat meningkatkan
kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan karena
bertambahnya beban bunga. Perusahaan dapat menangguhkan
pembayaran dividen, tetapi pembayaran bunga tetap harus dipenuhi
secara tepat waktu dan jumlahnya. Kegagalan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban pembayaran bunga disebabkan oleh kas yang
dimiliki tidak cukup dan dapat mengakibatkan perusahaan
menanggung beban keuangan. Wujud beban keuangan yang paling
berat adalah kepailitan atau kebangkrutan. Biaya beban keuangan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: biaya beban keuangan
langsung dan biaya beban keuangan tidak langsung. Biaya beban 
keuangan langsung meliputi: biaya pengesahan secara hukum
(legal) dan biaya administrasi yang berkaitan dengan kebangkrutan
atau reorganisasi. Sedangkan biaya beban keuangan tidak langsung
biasanya bersifat implisit yang ditanggung oleh perusahaan dalam
situasi yang sangat berat (tetapi tidak bangkrut), antara lain: biaya
modal lebih tinggi, penurunan penjualan dan hilangnya kepercayaan
pelanggan, perusahaan tidak dapat mempertahankan manajermanajer dan para pekerja yang berkualitas.
c. Konflik agen-prinsipal (agency theory)
Konflik ini timbul ketika terdapat moral hazard di dalam perusahaan,
yang disebut dengan biaya keagenan ekuitas. Manajer-manajer
perusahaan ingin mewujudkan keinginan mereka sendiri yang tidak
sesuai dengan keinginan pemegang saham. Masalah keagenan ini
dapat diselesaikan jika kepemilikan saham bagi manajer
ditingkatkan, karena kepemilikan manajer yang tinggal dapat
mendekatkan kepentingan manajemen dan pemegang saham (Jensen
dan Meckling, 1976). Kemungkinan lain adalah monitoring yang
dilakukan oleh pemegang saham utama kepada manajemen dan
penggunaan utang untuk mendisiplinkan manajemen. Namun utang
menciptakan masalah keagenan yang lain. Jensen dan Meckling
(1976) memberikan argumen bahwa manajer yang bekerja untuk
kepentingan pemegang saham kemungkinan menyalahgunakan
kekayaan dari kreditur dengan melakukan substitusi aktiva. Artinya, 
manajer melakukan investasi pada proyek berisiko, karena jika
proyek tersebut gagal, biaya yang dikeluarkan akan dibagi bersama.
Namun, bila proyek berhasil maka pemegang saham akan
memperoleh keuntungan. Sebaliknya, Myers (1977) mengatakan
bahwa perusahaan yang utangnya tinggi dapat menunda atau
membatalkan proyek-proyek perusahaan yang menguntungkan
karena mereka tidak mampu membayar utang yang sangat besar
tersebut. Oleh karena itu, dalam memilih tingkat debt-equity mereka,
perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan biaya keagenan
utang dan biaya keagenan ekuitas

Pengaruh Size terhadap struktur modal (skripsi dan tesis)


Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan
perusahaan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan
(struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset perusahaan. 
Penelitian Pontoh dan Ilat (2013; 59) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
ukuran perusahaan terhadap struktur modal

Pengaruh Likuiditas terhadap struktur modal (skripsi dan tesis)


Hendar (2010:199) menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio
yang menunjukkan apakah suatu perusahaan akan mampu menutup kewajiban
jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat waktu berarti dapat dikatakan bahwa perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid. Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan adalah rasio lancar (currentratio).

Pengaruh Non Debt Tax Shield terhadap struktur modal (skripsi dan tesis)


Menurut Susanto (2011;128) penggunaan hutang akan menimbulkan
kewajiban membayar bunga, yang dalam laporan laba rugi biaya bunga tersebut
akan mengurangi keuntungan kena pajak. Semakin besar utang perusahaan maka
semakin besar beban bunga dan berarti semakin besar penghematan pembayaran
pajak penghasilan. Sehingga bunga dapat mengurangi keuntungan kena pajak
sehingga pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil (tax deductible).
Penghematan pajak terjadi juga pada depresiasi karena merupakan biaya non-kas.
Liem, dkk. (2013; 94) mengatakan pengurangan pajak dari depresiasi akan 
menstubstitusi manfaat pajak dari pendanaan secara kredit sehingga perusahaan
dengan non debt tax shield yang besar akan sedikit menggunakan hutang

Pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal (skripsi dan tesis)


Profitabilitas mencerminkan seberapa besar rasio perbandingan antara laba
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap total aset perusahaan atau seberapa efektif
aset perusahaan dapat menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio profitabiltias
merefleksikan keuntungan yang diperoleh sehingga akan berdampak pada struktur
modal perusahaan. Nurita (2012; 55) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Company Size (skripsi dan tesis)


Ukuran perusahan (company size) secara umum dapat diartikan sebagai
suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan
menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan (asset) yang dimiliki suatu
perusahaan. Pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan secara
kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) dengan perusahaan kecil (small
firm) besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan
manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan
kondisi yang dihadapinya. Pada akhirnya kemampuan untuk mengoperasikan
perusahaan tersebut dapat mempengaruhi pendapatan sahamnya. Menurut 
Mochfoedz (1994) dalam Rahmi (2010; 58), ukuran perusahaan pada dasarnya
terbagi dalam tiga kategori:
1. Perusahaan besar ( L a r g e F i r m ) Perusahaan besar merupakan
perusahaan yang memiliki total aset yang besar. Perusahaan-perusahaan
yang dikategorikan besar biasanya merupakan perusahaan yang telah go
publik di pasar modal dan perusahaan besar ini juga termasuk dalam kategori papan pengembangan satu ang memiliki aset sekurang-kurangnya Rp
200.000.000.000.
2. Perusahaan Menengah ( M e d i um S i ze ) Perusahaan mengengah
merupakan peru-sahaan yang memiliki total aset antara Rp 2.000.000.000
sampai Rp 200.000.000.000 serta perusahaan menengah ini biasanya
listing di pasar modal pada papan pengembangan ke dua.
3. Perusahaan Kecil ( S m a l l F i r m ) Perusahaan kecil merupakan
perusahaan yang memiliki aset kurang dari Rp 2.000.000.000 dan biasanya
perusahaan kecil ini belum terdaftar di Bursa Efek. Ukuran Perusahaan =
Total Aset.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar
kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan
skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan,
total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011;25).

Likuiditas (skripsi dan tesis)


Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Fred
Weston dalam buku Kasmir, 2012:129). Melalui rasio likuiditas kita dapat
mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.
Hendar (2010:199) menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang
menunjukkan apakah suatu perusahaan akan mampu menutup kewajiban jangka
pendeknya ketika jatuh tempo. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat waktu berarti dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
dalam keadaan likuid. Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan adalah rasio lancar (currentratio). Dimana rasio lancar menurut
Hendar (2010:199) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
koperasi dalam membayar hutang lancarnya dengan harta lancarnya.

Non Debt Tax Shield (skripsi dan tesis)


Mackie-Mason (1990) dalam Hidayat (2013; 125) membagi non debt tax
shield menjadi dua kelompok yaitu: (a) tax loss carryforward yaitu fasilitas
berupa kerugian yang dapat dikompensasikan terhadap laba paling lama lima
tahun kedepan dan (b) investment tax creditberupa fasilitas yang diberikan
pemerintah meliputi pengurangan beban pajak, penundaan pajak,dan pembebasan
pajak. Sunarsih (2014) menambahkan bahwa investment tax credit sebagai
proksiuntuk non debt tax shield pada umumnya diberikan kepada perusahaan yang
memiliki tangibleasset yang besar sehingga dapat digunakan sebagai collateral
bagi pengambilan hutang.
Menurut Susanto (2011;256) penggunaan hutang akan menimbulkan
kewajiban membayar bunga, yang dalam laporan laba rugi biaya bunga tersebut
akan mengurangi keuntungan kena pajak. Semakin besar utang perusahaan maka
semakin besar beban bunga dan berarti semakin besar penghematan pembayaran
pajak penghasilan. Sehingga bunga dapat mengurangi keuntungan kena pajak
sehingga pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil (tax deductible).
Penghematan pajak terjadi juga pada depresiasi karena merupakan biaya
non-kas. Liem,dkk. (2013; 94) mengatakan pengurangan pajak dari depresiasi
akan menstubstitusi manfaat pajak daripendanaan secara kredit sehingga
perusahaan dengan non debt tax shield yang besar akan sedikit menggunakan
hutang

 Profitabilitas (skripsi dan tesis)


Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara
internal. Menurut Sartono (2010;142), profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas merefleksikan earning untuk
pendanaan investasi. Proksi yang digunakan dalam profitabilitas adalah ROA,
yaitu ratio of earning before interest and taxes to total asset. 
Menurut Kasmir (2011:196) , yang menyatakan bahwa : Rasio profitabilitas
merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Menurut Sartono (2010; 129), profitabilitas periode sebelumnya
merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal.
Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. (Sofyan Safri Harahap, 2011;304). Untuk dapat
menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam
keadaan menguntungkan (Profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit
bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik perusahaan
dan terutama pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan
keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi
masa depan perusahaan.
Menurut Kasmir (2011:135), “ Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan ”. Rasio yang
mengukur efektivitas secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya
tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi.
Kasmir (2012:197) menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan
rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni :
1. untuk mengukur ataumenghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu 
2. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang
3. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4. untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
5. untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri
6. untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendir

DPR (Dividend Payout Ratio) (skripsi dan tesis)


Arus kas dan kebutuhan investasi suatu perusahaan berubah dengan cepat
sehingga ada kesulitan dalam menentukan jumlah dividen yang tetap untuk
dibayarkan kepada pemegang saham.Menurut Dewi (2011; 98), dividen dibagikan 
dalam jumlah yang sama untuk setiap lembar sahamnya dan besarnya dividen
tergantung pada sisa keuntungan setelah dikurangi dengan potongan-potongan
yang telah ditentukan dalam akta pendirian dan juga tergantung dari keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dividend payout ratio (DPR) merupakan kemampuan perusahaan dalam
membayarkan dividen yang berkaitan erat dengan pendanaan perusahaan.
Pembayaran dividen yang tetap menimbulkan keharusan bagi perusahaan dalam
menyediakan dana yang cukup untuk membayarnya. Semakin tinggi dividend
payout ratio maka akan meningkatkan kebutuhan kas dimasa yang akan datang
dan mengakibatkan retained earning berkurang. Perusahaan harus mencari dana
eksternal berupa pinjaman atau saham lainnya untuk melakukan investasi baru.
Perusahaan yang memiliki dividend payout ratio yang tinggi lebih menyukai
pendanaan dengan modal sendiri karena pembayaran dividen akan meningkatkan
kewajiban perusahaan dan pembayaran terhadap bunga dan cicilan perusahaan

Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut Sartono (2010; 40) salah isu penting yang dihadapi oleh manajer
keuangan adalah hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. Beberapa
teori tentang struktur modal telah dikembangkan untuk menganalisis pengaruh
penggunaan utang terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. Dua pertanyaan
mendasar yang ingin dijawab oleh teori struktur modal menurut Sartono (2010;
45) adalah: (1) dapatkan satu perusahaan meningkatkan kemakmuran pemegang 
saham dengan cara menggantikan sebagian modal sendiri dengan utang dan (2)
jika bisa, berapa besar utang yang harus dipergunakan oleh perusahaan.
Struktur modal sendiri diartikan sebagai kombinasi atau perimbangan antara
utang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan
perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Struktur modal sangat
penting bagi perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana
yang paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan
dapat menggunakan modal sendiri dan modal asing atau utang (Ambarwati, 2010;
19). Menurut pengertian ini maka keputusan penggunaan utang dalam
mendapatkan modal akan berimplikasi pada munculnya biaya bunga, sedangkan
penggunaan modal sendiri hanya akan berimpliklasi pada biaya oportunitas.
Menurut Ambarwati (2010;23) terdapat empat hal penting yang
mempengaruhi keputusan struktur modal yaitu:
a. Risiko bisnis, atau risiko yang melekat pada operasi perusahaan. Semakin
tinggi risiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya.
b. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan utang
adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan
mengurangi biaya utang efektif.
c. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk.
d. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif
dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan
utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.

Signaling Theory (skripsi dan tesis)


Signaling theory didasari oleh adanya informasi asimetrik antara manajer
dengan pihak luar (shareholders), teori ini mengatakan bahwa manajer adalah
pihak yang memiliki informasi yang lengkap mengenai perusahaan, informasi
tersebut akan diteruskan kepada pemegang saham perusahaannya, hal ini
dilakukan untuk meningkatkan nilai saham dari perusahaannya. Namun, investor
tidak bisa percaya begitu saja dengan informasi yang diberikan tersebut karena
investor akan berpikir skeptis terhadap setiap informasi yang diterimanya. Solusi
dari adanya permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menerapkan suatu
kebijakan seperti memberikan insentif kepada para manajer. Signaling Theory
beranggapan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan
dan pertumbuhan yang tinggi merupakan perusahaan yang memiliki tingkat
leverage yang tinggi sebagai akibat dari penerbitan hutang.

Trade-Off Theory (skripsi dan tesis)


Dalam model trade-off theory, struktur modal merupakan asumsi dari hasil
trade-off antara keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dan biaya agensi
yang akan terjadi. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi
hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut,penggunaan hutang justru
akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan model ini, struktur modal yang
optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan penggunaan
hutang dengan biaya financial distress dan agency problem (Atmaja, 2013).
Trade-Off Theory memiliki asumsi bahwa perusahaan akan menetapkan target
dari hutang (debt ratio) yang kemudian akan berjalan sesuai dengan yang
ditargetkan tersebut, tujuannya adalah untuk memaksimalkan nilai pasar. Target
hutang inilah yang disebut dengan trade-off dari bankruptcy cost dan tax benefit.
Jika perusahaan menambah target debt ratio-nya, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan pajak, karena pajak yang dibayarkan lebih sedikit
dengan adanya pembayaran bunga dari hutang atau adanya interest tax shield,
namun dengan meningkatnya nilai hutang perusahaan maka perusahaan akan
terpapar dengan adanya risiko kebangkrutan yang akan menimbulkan bankruptcy
cost yang lebih tinggi jika perusahaan menambah hutang ke dalam struktur
pendanaan jangka panjangnya.Menggunakan hutang artinya perusahaan akan
membayarkan sejumlah bunga. Bunga merupakan pengurang dari pajak (tax
deductible), artinya akan mengurangi kewajiban perusahaan untuk membayar
pajaknya dan efeknya adalah akan meningkatkan nilai arus kas setelah pajak.
Perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan cash flow dan market value- 
nya, dalam usaha untuk mendapatkan keduanya dan perusahaan akan banyak
menggunakan hutang (debt). Kondisi ini memberikan informasi bahwa tax rate
berkolerasi positif dengan leverage.
Perusahaan yang menggunakan hutang melebihi titik optimalnya akan
mengalami exposure terhadap bankruptcy cost karena perusahaan akan
menghadapi risiko tidak mampu untuk melunasi bunga maupun principal dari
hutangnya yang besar. Karena adanya kemungkinan dari financial distressyang
disebabkan oleh tingginya penggunaan leverage, perusahaan akan menghadapi
dua tipe bankruptcy cost, yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Tipe
bankruptcy cost biaya langsung adalah seperti biaya administrasi dari proses
kebangkrutan, misalnya biaya yang terjadi di dalam penjualan aset perusahaan
yang dijaminkan atas hutang. Sementara itu tipebankruptcy cost biaya tidak
langsung adalah biaya yang timbul karena adanya perubahan dalam keputusan
investasi yang menyebabkan terjadinya financialdistress. Untuk menghindari
kebangkrutan, perusahaan akan berusaha untuk memotong pengeluarannya pada
biaya penelitian, pendidikan dan pelatihan dari pegawai, dan biaya iklan. Karena
semua hal itu terjadi maka konsumen dari perusahaan akan berpikir apakah
perusahaan akan mengalami kemunduran. Pemikiran ini terjadi karena adanya
kemungkinan jatuhnya harga saham dari perusahaan karena kinerja perusahaan
yang menurun. Pajak dan bankruptcy cost memberikan gambaran dari keuntungan
dan kerugian dari penggunaan leverage yang melebihi batas optimal dari
kemampuan perusahaan.

Pecking Order Theory (skripsi dan tesis)


Pecking Order Theory mengatakan bahwa perusahaan akan menerbitkan
sekuritas berdasarkan urutan dari yang paling menguntungkan. Pecking Order
Theory juga memberikan gambaran bahwa perusahaan akan lebih memilih untuk
menggunakan pendanaan internalnya terlebih dahulu dibandingkan menggunakan
pendanaan eksternal, sehingga perusahaan yang menggunakan pendanaan internal
memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang menggunakan pendanaan eksternal (Myers dan Majluf, 1984 dalam Sugiarto
2009; 123). Pemilihan pendanaan eksternal dilakukan berdasarkan tingkat risiko
yang paling rendah terlebih dahulu yang akan dipilih. Pendanaan eksternal yang
akan dipilih terlebih dahulu adalah laba ditahan (retained earnings), hutang
(debt), kemudian risky debt, convertible securities, preffered stock, dan yang
terakhir common stock.
Pecking Order Theory didasari oleh asumsi manajer perusahaan memiliki
pengetahuan yang lengkap mengenai kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya, asumsi kedua adalah manajer akan bertindak sesuai dengan
tindakan yang sebaik-baik mungkin untuk kepentingan investornya. Pecking
Order Theory memiliki dua bentuk, yaitu (1) strong form dan (2) semi strong atau 
weak form. Strong form, mengatakan bahwa perusahaan tidak akan menggunakan
ekuitas pada struktur pendanaan jangka panjangnya,perusahaan akan
menggunakan pendanaan internalnya dan atau menggunakan hutang untuk
membiayai proyek yang akan dijalankan. Lain halnya dengansemi-strong, yang
mensyaratkan bahwa perusahaan boleh menggunakan ekuitas (saham) pada
struktur pendanaan jangka panjangnya. Penggunaan ekuitas (saham) pada struktur
pendanaan jangka panjang dilakukan pada dua kondisi, yaitu: (1) pada saat
perusahaan membutuhkan pendanaan untuk masa depan yang belum bisa
diramalkan; (2) pada saat tidak ada lagi asymmetricinformation untuk beberapa
alasan yang muncul dan membiarkan perusahaan untuk mengambil keuntungan
dari ini dan menerbitkan saham baru pada fairprice adalah mungkin; dan (3) saat
perusahaan yang kapasitas hutangnya berkurang berarti tidak mungkin meminjam
lagi sehingga pilihan lainnya adalah mengeluarkan saham untuk membiayai
proyeknya (karena debtcapacity merupakan batasan utama dalam
berhutang).Kelemahan dari Pecking Order Theory adalah tidak mampu
menjelaskan bagaimana pajak, bankruptcy cost, biaya penerbitan saham bisa
mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan besarnya
hutang(leverage) yang akan digunakan oleh perusahaan. Selain itu Pecking
OrderTheory juga mengesampingkan agency problem yang mungkin timbul
ketika perusahaan akan menggunakan besarnya hutang (leverage) dalam struktur
modal perusahaan

Komponen Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen (Riyanto, 1995:238) yaitu:
1. Modal asing atau utang
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan
yang bersangkutan modal tersebut merupakan “utang”, yang pada
saatnya harus dibayar kembali. Utang dapat dikelompokan menjadi 2
golongan, yaitu utang jangka pendek (yaitu kurang dari satu tahun) dan
utang jangka panjang (lebih dari satu tahun). Tetapi banyak penulis
dalam bidang pembelanjaan yang membagi modal asing atau utand
dalam 3 golongan, yaitu:
Sumber: Riyanto, 1995:296 
1. Modal asing/utang jangka pendek (short-term debt), yaitu utang yang
jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.
2. Modal asing/utang jangka menengah (intermediate-term debt), yaitu
yang jangka waktunya antara 1 sampai 10 tahun.
3. Modal asing/utang jangka panjang (long-term debt), yaitu yang
jangka waktunya lebih dari 10 tahun.
Modal asing/utang merupakan sumber dana bagi perusahaan yang
harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama
jangka waktu semakin ringan syarat-syarat pembayaran kembali utang
tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk
mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing atau utang
jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, utang tetap harus dibayar
pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi
finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan
bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya, dengan demikian
seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali utang dan
bunga, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset
yang dijadikan jaminannya. Oleh karena itu, kegagalan membayar
utang dan atau bunganya akan mengakibatkan perusahaan kehilangan
kontrol terhadap perusahaannya seperti halnya sebagian atau
keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan, begitu pula
sebaliknya para kreditur dapat kehilangan kontrol sebagian atau
keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk 
yang ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko
kerugian.
Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan
besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan leverage keuangan
yang digunakan perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semakin besar proporsi modal asing atau utang jangka panjang
dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko
kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali
utang jangka panjang beserta bunga pada jatuh tempo. Bagi kreditur hal
ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan
dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin
besar.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak dapat
ditentukan lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari sudut
likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu
waktunya”. Modal sendiri selain berasal dari “luar” perusahaan dapat
juga berasal dari “dalam” perusahaan sendiri, yaitu modal yang
dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal sendiri
berasal dari sumber internal ialah di dapat dari keuntungan yang
dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber eksternal berasal dari modal 
yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam suatu
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (P.T), terdiri dari:
1) Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu Perseroan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari :
a) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini,
dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap
menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang
merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan utang
jangka panjang.
2) Laba Ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat
sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh
perusahaan. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu
mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan
tersebut merupakan “keuntungan yang ditahan” (retained earning).

Cost of Equity Capital (skripsi dan tesis)


Biaya modal ekuitas (Cost of Equity Capital) adalah biaya untuk
mendapatkan ekuitas atau biaya yang dikeluarkan perusahaan selama menggunakan
ekuitas (Awat, 1999). Pengertian lain Cost of Equity Capital merupakan biaya yang
dikeluarkan perusahaan berupa pengembalian pada investor untuk membuat ekuitas
menjadi atau tetap mempertahankan ekuitas dimiliki perusahaan (Husnan; 1997,
Young & O’Byrne; 2001, rohma & subroto; 2012). Menurut Ifonie (2012) biaya
modal ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor
dimana biaya modal ekuitas terkait dengan risiko investasi atas saham perusahaan.
Biaya modal ke perusahaan adalah pengembalian yang diterima investor (Porras
2011, Mohamad & Saad, 2012, Septiani &Taqwa, 2019)
Investasi organisasi dianggap bernilai hanya ketika pengembalian modal
yang dapat diprediksi lebih tinggi dari biaya modal. Logika di balik ini adalah
karena suatu organisasi harus mendapatkan laba maksimum untuk memuaskan para
pemegang sahamnya, yang mengarah pada peningkatan nilai perusahaan. Tingkat
biaya modal yang tepat telah menjadi salah satu masalah paling kritis yang berusaha
diidentifikasi oleh para ahli keuangan (Mohamad & Saad, 2012).
Cost of equity capital adalah konsep penting dalam manajemen keuangan
untuk menentukan apakah kegiatan investasi perusahaan layak atau tidak. Biaya
modal ekuitas dapat timbul karena beberapa faktor, salah satunya adalah
pengungkapan modal intelektual. Pengungkapan ini diperlukan untuk memberikan 
penyajian laporan yang wajar dan relevan agar tidak menyebabkan asimetri
informasi antara pembuat dan pengguna laporan. Asimetri informasi dapat terjadi
sesuai dengan teori pensinyalan dan teori berbasis sumber daya (Putri &
Rokhmania, 2018).
Ada sejumlah metode alternatif yang telah dikembangkan dalam literatur
untuk memperkirakan biaya modal ekuitas. Botosan (2006) meng klasifikasikan ini
menjadi dua kelas. Satu kelas metode, seperti Capital Asset Pricing Model
(CAPM), menggunakan faktor risiko harga yang telah ditentukan untuk
menghasilkan biaya estimasi modal ekuitas. Namun, Botosan (2006) berpendapat
bahwa estimasi berbasis CAPM tidak berguna untuk menyelidiki hubungan antara
pengungkapan dan biaya modal ekuitas karena mereka tidak jelas memberikan
peran informasi (Mangena et al, 2010 dan Boujelbene & Affes, 2013). Berdasarkan
hal tersebut maka penugkuran biaya modal ekuitas pada penelitian ini
menggunakan CAPM.

Intellectual Capital (skripsi dan tesis)


Modal intelektual adalah jumlah semua yang diketahui semua orang di
perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif. Modal intelektual adalah
pengetahuan material intelektual, kekayaan intelektual, informasi, pengalaman
yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 2010). Modal
intelektual mencakup aset seperti merek, hubungan pelanggan, paten, merek
dagang, dan tentu saja pengetahuan. Perbedaan tumbuh antara nilai pasar dan nilai
buku perusahaan sebagian besar dikaitkan dengan modal intelektual, bisnis yang
menopang pertumbuhan di masa depan (Choudhury, 2010).
Suatu organisasi yang memiliki prosedur yang baik maka intellectual
capital akan mencapai kinerja secara optimal. Relational capital merupakan
hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan para mitranya. Relational capital
merupakan pengetahuan yang dibentuk dalam marketing untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki perusahaan melalui jalannya bisnis. Relational capital yang 
tinggi akan dapat mendorong peningkatan terhadap kinerja keuangan (Kweh et al,
2019).
Saat ini belum ada peraturan yang mewajibkan perusahaan harus
mengungkapkan modal intelektual. Sehingga pengungkapan dilakukan secara
sukarela. The International Federation of Accountan IFAC (1998)
mengklasifikasikan IC menjadi tiga kategori, yaitu Relational Capital,
Organizational Capital, dan Human Capital (Ulum, 2013).
Human CapitaI adalah kemampuan kolektif individu atau perusahaan untuk
mengekstraksi solusi terbaik dari pengetahuan orang-orangnya, dan mewakili
kreativitas dan inovasi yang ada dalam pikiran setiap karyawan untuk memberikan
solusi kepada pelanggan (Lim et al., 2010.) Modal manusia dianggap sebagai aset
paling berharga bagi sebagian besar organisasi berbasis pengetahuan dan ada
beberapa penelitian yang terkait dengan pengaruh modal manusia terhadap kinerja
organisasi (Córcoles & Ponce, 2013; Mehralian et al., 2013).
Modal relasional (Relational Capital) meliputi; hubungan pelanggan,
hubungan pemasok, hubungan publik dan hubungan investor. Hubungan pelanggan
mengacu pada hubungan antara organisasi dan pelanggannya. Aspek seperti
layanan pelanggan yang baik meningkatkan hubungan yang baik dengan
pelanggan. Hubungan pemasok terkait dengan hubungan dengan pemasok termasuk
pemasok saat ini dan potensial. Mengelola hubungan pemasok melibatkan
melakukan kegiatan yang meningkatkan hubungan selama pembelian (Abdulaali,
2018).
Bisnis mengambil tindakan yang meningkatkan hubungan investor seperti
yang memberikan informasi akurat kepada investor untuk membantu mereka dalam
pengambilan keputusan. Modal relasional, misalnya, cenderung ditentukan oleh
komunikasi antara organisasi dan pelanggan; beberapa elemen dalam modal
pelanggan termasuk pasar berbagi, laba yang dihasilkan per pelanggan dan tingkat
retensi pelanggan. Modal relasional melibatkan pengetahuan yang tersedia dalam
berbagai hubungan di dalam organisasi (Abdulaali, 2018). 
Structural capital berkaitan dengan sistem dan struktur suatu perusahaan.
Ini adalah rutinitas bisnis. Perusahaan dengan kuat modal struktural akan
menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan manusia modal
dan memungkinkan modal manusia untuk mewujudkan potensi penuhnya, dan
kemudian untuk meningkatkan modal inovasi dan modal pelanggan. (Ramezan,
2011).
Seperti penelitian sebelumnya (lihat Boujelbene & Affes, Mangena et al.,
2010) item pengungkapan modal intelektual dibagi menjadi modal intelektual
manusia, modal intelektual struktural dan modal intelektual relasional.

Stakeholder Theory (skripsi dan tesis)


Teori stakeholder Deegan (2004) menyatakan bahwa semua pemangku
kepentingan memiliki hak untuk memperoleh informasi tentang kegiatan
perusahaan yang mempengaruhi mereka dan menekankan organisasi akuntabilitas
jauh melampaui kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Para pemangku
kepentingan memiliki kewenangan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses
memanfaatkan semua potensi yang dimiliki oleh organisasi. Pendapat lain dari
Ernst dan Young (1999) beranggapan bahwa perusahaan yang berkomitmen untuk
melaporkan aktivitasnya termasuk intellectual capital disclosure kepada
stakeholder, biasanya bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan dan
keberlanjutan pembentukan nilai untuk semua stakeholder.

 Signalling Theory (skripsi dan tesis)


Teori Sinyal merupakan tindakan perusahaan dalam memberi sinyal kepada
investor tentang bagaimana manajemen memandang perusahaan (Brigham dan
Houston, 1999). Sinyal diberikan karena adanya informasi asimetri antara
perusahaan (manajemen) dengan investor. Miller dan Whiting (2005) berpendapat
bahwa signalling theory mengindikasikan bahwa organisasi akan berusaha untuk
menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada investor potensial melalui
pengungkapan dalam laporan keuangan. Managemen akan terdorong untuk 
mengungkapkan modal intelektual secara sekurela karena ekspektasi manajer
bahwa menyediakan sinyal yang bagus mengenai kinerja perusahaan kepada
pasarakan mengurangi asimetri informasi (Oliveira et al., 2008)

Agency Theory (skripsi dan tesis)


Woodcock dan Whiting (2009) menjelaskan Agency Theory adalah teori
yang menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) atau
manajer dalam bentuk kontrak kerja sama. Untuk mengatasi masalah keagenan
perjanjian yang disepakati antara pemilik perusahaan dan manajer dimana salah satu
isi perjanjian tersebut adalah adanya pengungkapan informasi yang relevan oleh
manajer sehingga pemilik perusahaan mampu untuk mengevaluasi apakah
pendanaan mereka dikelola dengan baik atau tidak oleh manajemen (Healy dan
Palepu, 2001). Salah satu pengungkapan informasi tersebut yaitu dengan
melakukan pengungkapan sukarela modal intelektual.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (skripsi dan tesis)


Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas
saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham yang diberikan
perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila
suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan
obligasi.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,
semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan.
3. Jumlah kas dividen yang diberikan
Kebijakan dividen dapat dibagi dua yaitu sebagai bentuk dividen dan sebagian lagi
disisihkan sebagai laba ditahan.
4. Jumlah laba didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai
profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang baik sehingga investor
tertarik untuk berinvestasi.
5. Tingkat resiko dan pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat,
maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Nilai Saham Berdasarkan Fungsinya (skripsi dan tesis)


Berdasarkan fungsi nilai suatu saham terbagi atas tiga jenis yaitu:
1. Par Value ( Nilai Nominal)
Merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. Jumlah
saham yang dikeluarkan perusahaan dikalikan dengan nilai nominalnya
merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseorangan dalam pencatatan
akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal perusahaan didalam neraca.
2. Base Price ( Harga Dasar)
Merupakan harga perdana yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga
saham. Untuk menghitung nilai dasar dikalikan total saham yang beredar.
3. Market Price ( Harga Pasar)
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika
pasar ditutup ( Closing Price), harga pasar inilah yang menyatakan naik
turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan.

Jenis – Jenis Saham (skripsi dan tesis)


Menurut (Rusdin, 2006:69) di dalam prakteknya, dikenal beberapa jenis saham
yang dibagi menjadi dua kelompok besar sebagai berikut :
1. Berdasarkan Cara Peralihan Hak
a. Saham atas unjuk ( Bearee Stock)
Saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
b. Saham atas nama ( Registered Stock)
Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya
harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus
dibuat daftar nama pemegang saham.
2. Berdasarkan Hak Tagih Klaim
a. Saham Biasa
Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh
emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis
paling popular dipasar modal.
b. Saham Preferen
Yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis saham ini
sering disebut dengan sekuritas campuran

Karakteristik Pemegang Saham (skripsi dan tesis)


Sebagai posisi dan batasannya dimana saham merupakan bukti penyertaan modal
pada satu perusahaan, maka menurut Nor Hadi (2013:68) saham memiliki karakteristik
antara lain :
1. Limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas jumlah
yang disetorkan, yaitu sejumlah nilai saham yang dimiliki. Keuntungan dan
kerugian yang terjadi pada perusahaan akan dinikmati atau ditanggung sebesar
proporsi saham yang dimiliki/dipegangnya.
2. Ultimate control, artinya pemegang saham secara (secara kolektif) akan
menentukan arah dan tujuan perusahaan. Hal itu, dilakukan pada saat Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), dan secara harian dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris yang merupakan wakil/representasi dari pemegang saham.
3. Residual claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang
mendapatkan pembagian hasil perusahaan. Claim pemegang saham adalah
keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen. Pemegang saham juga
memperoleh bagian atas sisa asset perusahaan, ketika perusahaan telah
dilikuiditas setelah dikurangi kewajiban kepada pegawai, pajak, hutang pada
pihak ketiga, pemegang saham preferen dan kewajiban lainya

Pengertian Saham (skripsi dan tesis)


Menurut Nor Hadi (2013 : 67) Saham yaitu “salah satu komoditas keuangan yang
diperdagangkan dipasar modal yang paling popular. Investasi saham oleh investor
diharapkan memberikan keuntungan, yang sudah barang pasti dalam saham juga
mengandung risiko”.
Saham adalah Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin
2006 : 68). Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang sah memiliki
satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik
perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk
meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa
perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan
seharusnya bekerja demi keuntungan mereka.
Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak
untuk memberikan suara dalam hal seperti pemilihan papan direktur, hak untuk
pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan

Kebijakan Struktur Modal (skripsi dan tesis)

Struktur Modal sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan. Oleh karena itu perlu suatu kebijakan dalam hal penentuan struktur modal suatu perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja modal perusahaan tersebut. Masalah pendanaan dalam perusahaan adalah salah satu masalah penting yang selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, mulai dari penarikan dana sampai pada pengalokasian dana tersebut secara efektif dan efisien ( Suad Husnan, 2006:263 ) menyebutkan bahwa terdapat metode –metode dasar untuk menentukan kebijakan struktur modal yang sebaiknya dijalankan oleh perusahaan. Metode dasar tersebut adalah : a) Analisis EBIT – EPS Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS pada tingkatan EBIT yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih setelah pajak dibagi jumlah saham perusahaan yang beredar. Pada analisis ini hubungan EPS dan EBIT dapat di cari dengan : 1. Menghitung EPS pada berbagai alternative pendanaan untuk EBIT tertentu 2. Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT – EPS. Expected dan deviasi standar EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang bersama dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standar EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena Expected EBIT menjadi kurang dipercaya. b) Perbandingan Rasio – Rasio Laverage Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio laverage. Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif dengan pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Manajemen dapat menggunakan metode perhitungan rasio sebagai berikut : a. Rasio Hutang a. Total hutang / Total Aktiva b. Hutang jangka panjang/ (hutang jangka panjang + Modal sendiri ) c. Total Hutang / Modal sendiri b. Rasio Jaminan a. Time interes earned = EBIT/ Biaya bunga b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjaman/1-pajak). Rasio hutang dan Rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan posisi keuangan perusahaan pada saat ini dan posisi keuangan dan posisi perusahaan dengan hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio industri dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. c) Analisis Rasio Kas Perusahaan Metode ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metode ini melibatkan suatu persiapan seri anggaran kas pada kondisi perekonomian yang berbeda dari struktur modal yang berbeda. e. Jenis – Jenis Modal Modal menunjukan dana jangka panjang pada suatu perusahaan yang meliputi semua bagian disisi kanan neraca perusahaan kecuali utang lancar. Modal terdiri dari modal pinjaman dan modal sendiri. Modal pinjaman termasuk semua pinjaman jangka panjang yang diperoleh perusahaan pemberi dana umumnya meminta pengembalian yang relatif rendah, karena mereka memperoleh risiko yang paling kecil atas segala jenis modal jangka panjang, sebab : a. Modal pinjaman mempunyai prioritas lebih dahulu jika terjadi tuntutan atas pendapatan aktiva yang tersedia untuk pembayaran. b. Modal pinjaman mempunyai kekuatan hukum atas pembayaran dibandingkan dengan pemegang saham preferen atau saham biasa. c. Bunga pinjaman merupakan biaya yang dapat mempengaruhi pajak, maka biaya modal pinjaman yang sebenarnya secara substansial menjadi lebih rendah. 

Teori Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Terdapat beberapa teori mengenai struktur modal dan kebijakannya, salah satunya
yang dikemukakan oleh Sartono ( 2001 : 225) yang menjelaskan beberapa teori struktur
modal diantaranya :
1.Teori modiglani – Miller
2. financial distress –agency costs
3. Model Trade Off
4. Teori Informasi tidak simestris

Struktur Modal Optimal (skripsi dan tesis)

Struktur Modal Optimal adalah Struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham. Terdapat dua jenis risiko yaitu risiko bisnis adalah tingkat risiko dari operasi perusahaan jika tidak menggunakan utang sedangkan risiko keuangan adalah risiko tambahan bagi pemegang saham biasa karena perusahaan menggunakan utang (Farah Margaretha, 2011:113). 

Pengertian Struktur Modal (skripsi dan tesis)


Menurut Farah Margaretha (2011:112) Struktur Modal menggambarkan
pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal
sendiri. Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam
menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat
hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis – jenis funds yang
membentuk kapitalis.
Kebijakan struktur modal merupakan trade off antara Risk dan Return apabila utang
meningkat, maka risk meningkat sehingga return pun meningkat. Jika hutang
sesungguhnya (realisasi) berada dibawah target, pinjaman perlu ditambah, dan jika rasio
hutang melampaui target, maka saham dijual.
Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal
yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang
dapat meminimalkan biaya pendanaan modal keseluruhan atau biaya modal rata – rata
sehingga memaksimalkan nilai perusahaan

Kebijakan Dividen (skripsi dan tesis)


Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak
pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan
untuk di investasikan kembali. Dengan demikian pertanyaan yang sering muncul adalah
kapan (dalam keadaan yang seperti apa) laba akan dibagikan dan kapan akan ditahan,
dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Suad
Husnan, 2006 : 297).

Teori Signaling (skripsi dan tesis)

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar, dimana perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan itu sendiri dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah memberi sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. 

Teori Perbedaan Pajak (skripsi dan tesis)


Teori ini menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan
capital gains. Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda
pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang
lebih tinggi pada saham yang memberikan dividen yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih
besar dari pajak atas capital gains perbedaan ini akan makin terasa.

Teori Keagenan (Agency Theory) (skripsi dan tesis)


Bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, seringkali terjadi pemisahan antara
pengelola perusahaan (pihak manajemen, disebut juga sebagai agen) dengan pemilik
perusahaan atau (pemegang saham) tanggung jawab pemilik hanya sebatas modal yang
disetorkan. Artinya, apabila perusahaan mengalami kabangkrutan, maka modal sendiri
(ekuitas) yang telah disetorkan oleh para pemilik perusahaan mungkin sekali akan hilang,
akan tetapi kekayaan pribadi pemilik tidak akan diikut sertakan untuk menutup kerugian
tersebut. Dengan demikian memungkinkan munculnya masalah – masalah yang disebut
dengan masalah keagenan.
Masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan dengan
pihak manajemen dan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi. Tujuan
normative pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa keputusan siambil
untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (Suad Husnan, 2006:10).

Macam –Macam Kebijakan Dividen (skripsi dan tesis)


Menurut Sutrisno, (2012 : 268) kebijakan pemberian dividen yaitu :
1. Kebijakan pemberian dividen stabil, artinya dividen akan diberikan secara tetap per
lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan
berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen yang meningkat, artinya dengan kebijakan ini, perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
3. Kebijakan dividen yang konstan, kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya
mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
4. Kebijakan dividen regular yang rendah ditambah ekstra, perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian
ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen (skripsi dan tesis)


Menurut Sutrisno, (2012 : 267) faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
diantaranya adalah :
1. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi kurang menguntungkan, biasanya
perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih
banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.
2. Posisi Likuiditas perusahaan
Cash Dividen merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila
perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang
cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
3. Kebutuhan untuk melunasi hutang
Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Rencana perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan.
5. Kesempatan Investasi
Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen
yang akan dibagi.
6. Stabilitas pendapatan
Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya
tidak stabil.
7. Pengawasan terhadap Perusahaan
Kadang – kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan.
Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan
masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama
dalam mengendalikan perusahaan.

 Pengertian Dividen (skripsi dan tesis)


Menurut Rusdin (2006 : 73) “ Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan
oleh dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham”.
b. Jenis – Jenis Dividen
Dividen dapat dibagi menjadi lima jenis yaitu :
1. Cash Dividen : Metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan
dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
2. Stock Dividen : Cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham
tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang
dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan.
Metode ini mirip dengan stock split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah
sambil mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi pasar.
3. Property Dividen : Dibayarkan dalam bentuk asset. Dalam hal ini mungkin saja
terjadi pembayaran dividen dalam bentuk barang – barang yang dihasilkan atau
diperdagangkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam pembayaran dividen ini
para pemegang saham tidak dapat dipaksakan untuk menerimanya sebagai dividen
oleh karena itu perusahaan dapat menjualnya terlebih dahulu barangnya. Lalu hasil
penjualan tersebut diberikan kepada pemegang saham pembagian dividen dengan
cara ini jarang dilakukan.
4. Scrip Dividen : Yaitu dividen yang dibayarkan dalam dalam bentuk surat janji
hutang. Perseroan akan membayar dalam jumlah tertentu, sesuai dengan yang
tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan
perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada scrip. Alasan dibayarkan
dividen ini adalah perseroan telah berhasil memperoleh laba, tapi tidak punya cukup
uang untuk membayar dividen tunai sedangkan rapat pemegang saham
menginginkan dividen dibayarkan pada periode tersebut.
5. Liquidating dividen : Dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal
perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan

Pasar Modal (skripsi dan tesis)


Sebagaimana Menurut Rusdin (2006: 1) Pasar Modal adalah “ Kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang
berkaitan dengan diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar
modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif
investasi lainnya seperti : menabung di Bank, menjual emas, asuransi dan lainnya. Pasar
modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan
investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek – efek yang baru ditawarkan
ataupun yang diperdagangkan dipasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh
dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrument keuangan jangka panjang melalui
pasar modal tersebut. 

Macam – Macam Rasio Keuangan (skripsi dan tesis)


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:301) rasio keuangan yang sering digunakan
adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menggabarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi
tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
likuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti
aktiva tetap dan utang jangka panjang.
3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas
Rasio Rentabilitas / Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya rasio yag
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating
ratio.
4. Rasio Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun
asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan yang digambarkan oleh modal
(equity).
5. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
6. Rasio Pertumbuhan
Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke
tahun
7. Rasio Penilaian Pasar
Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal
yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak
berarti rasio lainnya tidak dipakai.
8. Rasio Produktivitas
Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan karyawan menghasilkan laba.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap lebih produktif.

Jenis – Jenis Rasio Keuangan (skripsi dan tesis)


Menurut Sutrisno (2012 : 215) Rasio Keuangan diperoleh dengan cara
menghubungkan elemen – elemen laporan keuangan. Ada dua pengelompokan jenis –
jenis rasio keuangan, pertama rasio menurut sumber darimana rasio itu dibuat dan dapat
dikelompokan menjadi :
1. Rasio – Rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Merupakan rasio yang menghubungkan elemen – elemen yang ada pada
neraca saja. Seperti Current Ratio,Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan
sebagainya.
2. Rasio – Rasio Laporan Rugi – Laba (Income Statement Ratios)
Yaitu Rasio yang menghubungkan elemen – elemen yang ada pada laporan rugi
– laba saja, seperti Profit Margin, Operating Ratio dan Lain- lain.
3. Rasio – Rasio antar Laporan (Inter Statement Ratios)
Rasio yang menghubungkan elemen – elemen yang ada pada dua laporan neraca
dan laporan laba – rugi.

Pengertian Rasio Keuangan (skripsi dan tesis)


Pengertian rasio keuangan menurut james C Van Horne dalam Kasmir (2013 : 104)
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Jadi, Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan lainnya.
Menurut Sutrisno (2012:212) Informasi dan gambaran perkembangan keuangan
perusahaan bisa diperoleh dengan mengadakan interpretasi dari laporan keuangan,
yakni dengan menghubungkan elemen – elemen yang ada pada laporan keuangan dari
berbagai aktiva dengan pasiva, elemen – elemen neraca dengan elemen – elemen
laporan laba/rugi, akan bisa diperoleh banyak gambaran mengenai kondisi keuangan
suatu perusahaan

Pengertian Manajemen Keuangan (skripsi dan tesis)


Menurut Sutrisno (2012 : 3) “Manajemen Keuangan diartikan sebagai semua aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana
secara efisien.
Manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas, yaitu :
a. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai
aktiva.
b. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari
sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
c. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Ada beberapa fungsi Manajemen Keuangan yang biasa diketahui dan pelajari meliputi
:
a. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan
– kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat
detail pengeluaran dan pemasukan.
c. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana
yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem
keuangan pada perusahaan.
g. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada
agar tidak terjadi penyimpangan.
h. Pelaporan Keuangan, penyedia informasi tentang kondisi keuangan perusahaan
sekaligus sebagai bahan evaluasi.

Laporan Keuangan (skripsi dan tesis)


Laporan keuangan adalah Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (Kasmir, 2013 : 7 ). Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
:
a. Laporan Neraca
Menurut Kasmir (2013 : 8) Neraca adalah Laporan yang menunjukan jumlah aktiva
(harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat
tertentu. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal yang
dihubungkan dengan persamaan berikut :
Aktiva – kewajiban + modal. Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah
posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh
kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan , kwartal , atau
tahunan).
b. Laporan Laba/ Rugi adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode
tertentu diakhiri dengan laba atau rugi periode tersebut (Kasmir, 2013 : 45).
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah Laporan yang menunjukan perubahan dari kekayaan
pemilik selama periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas ini akan memberikan
informasi tentang jumlah dan perubahan dari kekayaan dan klaim pemilik atas
kekayaan perusahaan.
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
laporan arus dana.
Laporan arus cash (cash flow statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran
masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi arus kas berguna sebagai indikator
jumlah arus kas dimasa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan arus
atas taksiran atas arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi
alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
Apabila dilakukan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan
kekayaan bersih, ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan
pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Menurut Kasmir (2013 : 165) Solvabilitas adalah Rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan.
Menurut Kasmir (2013:153) Tujuan dan manfaat rasio solvabilitas adalah :
1. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya;
2. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap;
3. Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva
tetap dengan modal;
4. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang;
5. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva;
6. Untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang;
7. Untuk menilai dan mengetahui berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
Menurut Kasmir ( 2013 : 145) Likuiditas adalah Rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Dengan kata lain, rasio
likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau
perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar
dengan harta lancarnya.
Menurut Kasmir (2013:132) Tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas
adalah :
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek;
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa
memperhitungkan persediaan;
3. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan;
4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang;
5. Untuk menghitung seberapa besar perputaran kas;
6. Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam
menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan saling percaya.
7. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan posisi keuangan harusnya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan
perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Komite Audit dan Biaya Modal (skripsi dan tesis)


Komite audit merupakan komite yang membantu dewan
komisaris untuk menetapkan auditor eksternal yang akan melakukan
audit atas laporan keuangan perusahan. Banyaknya komite audit dalam
suatu perusahaan harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan
dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan
(KNKG, 2006). Komite audit yang semakin besar jumlahnya dalam
suatu perusahaan dapat meningkatkan pengawasan terhadap auditor dan
kinerja manajemen sehingga pelaporan keuangan semakin berkualitas
(Gunawan dan Hendrawati, 2016). Semakin besar jumlah komite audit
yang memiliki latar belakang dan kemampuan akuntansi atau keuangan
akan berakibat pada biaya modal yang lebih rendah. Hal ini disebabkan
karena komite audit juga bertugas salah satunya untuk memastikan
bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan yang semakin andal dapat
mengurangi terjadinya ketimpangan informasi antara pihak perusahaan
dengan para pengguna laporan keuangan, seperti investor dan kreditor.
Investor dan kreditor tidak akan meminta tingkat pengembalian yang
lebih besar sehingga akan mengurangi biaya modal.

Kepemilikan Institusional dan Biaya Modal (skripsi dan tesis)


Kepemilikan institusional merupakan saham yang dimiliki oleh
investor institusional, seperti pemerintah, bank, perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, atau perusahaaan lain (Juniarti dan Sentosa, 2009).
Pemilik institusi akan melakukan pengawasan secara lebih ketat atas
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan
mengurangi risiko perusahaan sehingga investor maupun kreditor akan
meminta return yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan investor
individu, investor institusional memiliki kemampuan yang lebih besar
untuk mengawasi tindakan manajemen, seperti tindakan manipulasi
karena investor institusional tidak mudah diperdaya oleh perusahaan.
Hal ini dapat mengurangi cost of equity dan cost of debt perusahaan.

Komisaris Independen dan Biaya Modal (skripsi dan tesis)


Komisaris independen yang berada dalam struktur dewan
komisaris bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk
mengawasi dan menasihati direksi dan memastikan bahwa GCG di
perusahaan dapat diterapkan. Komisaris independen harus mampu
menjamin bahwa mekanisme pengawasan yang menjadi tugasnya dapat
berjalan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan (KNKG,
2006). Proporsi komisaris independen yang semakin besar dapat
meningkatkan kualitas pengawasan karena semakin banyak komisaris
independen yang menuntut transparansi dalam pelaporan dan
pengungkapan perusahaan (Gunawan dan Hendrawati, 2016). Adanya
komisaris independen dalam struktur dewan komisaris suatu perusahaan
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan yang disusun oleh
perusahaan (Juniarti dan Sentosa, 2009). Laporan keuangan suatu
perusahaan yang memiliki komisaris independen akan memiliki 
integritas yang lebih tinggi. Komisaris independen akan melakukan
tindakan pengawasan dan pemberian nasihat kepada dewan komisaris
sehingga melindungi hak-hak pihak di luar manajemen dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan dapat
mengurangi risiko perusahaan sehingga dapat berpengaruh pada biaya
modal perusahaan karena dapat menjadi pertimbangan bagi investor
maupun kreditor untuk menentukan return yang diminta.

Kualitas Audit dan Biaya Modal (skripsi dan tesis)


Kualitas audit yang baik menunjukkan salah satu indikator
pendukung penerapan GCG di suatu perusahaan, dimana auditor eksternal
merupakan kendali manajer dalam mengukur dan menyajikan laporan
keuangan perusahaannya dengan wajar dan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku (Susanto dan Siregar, 2012). Perusahaan yang
mampu menerapkan GCG dapat mengurangi cost of capital, baik itu cost
of equity maupun cost of debt.Sesuai dengan teori agensi, principal
sebagai pemilik perusahaan cenderung akan menunjuk agen yaitu Kantor
Akuntan Publik dengan reputasi yang baik agar memperoleh kualitas audit
yang baik dan dapat mengurangi biaya ekuitas. Laporan keuangan
perusahaan yang diaudit oleh KAP big four akan lebih dipercaya oleh para
stakeholder daripada laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh KAP
non big four. Hal ini disebabkan karena KAP yang berafiliasi dengan KAP
big four memiliki reputasi yang baik dan dinilai lebih kompeten dan
independen sehingga mampu mengurangi tindakan kecurangan di suatu
perusahaan. Audit yang dilakukan dengan kompeten, independen, dan
kehati-hatian akan membuat hasil audit lebih berkualitas. Akibatnya,
laporan keuangan auditan menjadi lebih andal dan akan mengurangi risiko
informasi yang terjadi antar pihak manajemen dengan para stakeholder
khususnya investor dan kreditor. Perusahaan akan mengeluarkan cost of
equity dan cost of debt yang lebih rendah.

Cost of Debt (skripsi dan tesis)


Cost of debt merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan
oleh kreditor ketika kreditor memutuskan untuk melakukan pendanaan
atau memberikan dananya dalam bentuk pinjaman ke dalam perusahaan.
Cost of debt meliputi tingkat bunga yang harus ditanggung oleh
perusahaan sebagai akibat atas peminjaman kepada pihak eksternal
(Juniarti dan Sentosa, 2009). Menurut Yenibra (2014) biaya hutang
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan kreditor atas dana yang
telah dipinjamkan kepada perusahaan sebagai salah satu bentuk usaha
kreditor untuk mengurangi risiko munculnya kerugian atas pinjaman
tersebut. Risiko yang bisa muncul seperti risiko perusahaan tidak
mampu melunasi pinjamannya.
Perusahaan biasanya melakukan pinjaman dana tidak hanya kepada
satu kreditor saja, tetapi juga kreditor yang lainnya. Setiap kreditor
memiliki tingkat bunga atas pinjaman yang berbeda-beda, sehingga
tingkat pengembalian antara satu kreditor dengan kreditor yang lain juga
bermacam-macam. Oleh karena itu, pengukuran cost of debt dapat
dilakukan dengan menghitung beban bunga yang dibayarkan perusahaan
kemudian membaginya dengan rata-rata pinjaman yang memiliki beban
bunga pinjaman.

Cost of Equity (skripsi dan tesis)


Cost of equity merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan
oleh investor ketika investor memutuskan untuk menginvestasikan
uangnya ke perusahaan. Menurut Sari dan Diyanty (2015), cost of equity
sulit untuk diukur karena tidak ada cara bagaimana mengetahui return
yang diharapkan oleh investor secara langsung. Biaya ekuitas
merupakan salah satu faktor penentu estimasi tingkat return yang
diinginkan investor ketika melakukan pendanaan atau investasi ke dalam
perusahaan. Cost of equity merupakan biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan agar memperoleh dana dari investor (Nurjanati dan Rodoni,
2015). Semakin tinggi risiko yang dihadapi perusahaan maka cost of
equity juga semakin besar karena investor akan meminta tingkat
pengembalian yang lebih tinggi sebagai jaminan atas risiko tersebut. 
Sebaliknya, semakin rendah risiko perusahaan, maka akan menurunkan
cost of equity. 

Komite Audit (skripsi dan tesis)


Menurut Peraturan Nomor IX.I.5 Mengenai Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit merupakan
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dewan
komisaris menjalankan tugasnya. Tugas tersebut antara lain memastikan
bahwa (KNKG, 2006):
a. Laporan keuangan disajikan wajar berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. 
b. Melaksanakan dengan baik struktur pengendalian internal
perusahaan.
c. Melaksanakan audit eksternal dan audit internal sesuai dengan
standar audit yang berlaku.
d. Memastikan bahwa temuan hasil audit dapat ditindaklanjuti oleh
manajemen.
Komite audit harus menyampaikan kepada dewan komisaris atas
proses pemilihan calon auditor eksternal untuk melaksanakan audit atas
laporan keuangan termasuk imbalan jasanya. Banyaknya anggota komite
audit juga harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan. 

Kepemilikan Institusional (skripsi dan tesis)


Pemilik institusional memiliki peran penting agar GCG dalam
suatu perusahaan dapat dijalankan. Pemilik institusional secara
independen melakukan monitoring atas apa yang dilakukan manajemen.
Kepemilikan institusional merupakan saham yang dimiliki oleh investor
institusional, seperti pemerintah, bank, perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, atau perusahaan lain (Juniarti dan Sentosa, 2009).
Atas tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pemilik
institusional, kinerja perusahaan akan meningkat karena kesempatan
manajemen untuk melakukan kecurangan dapat dikurangi. Jika
dibandingkan dengan investor individual, monitoring yang dilakukan
investor institusional lebih kuat sehingga peran dalam membatasi
tindakan manajemen untuk melakukan manipulasi lebih besar.

Kualitas Audit (skripsi dan tesis)


Kualitas audit dapat diartikan sebagai kemungkinan besarnya
auditor yang kompeten dan independen dalam menemukan dan
melaporkan temuan dalam laporan keuangan kliennya. Menurut Juniarti
dan Sentosa (2009) KAP yang memiliki ukuran lebih besar akan
memiliki hasil audit atas laporan keuangan perusahaan yang juga
semakin berkualitas karena KAP sudah memiliki reputasi yang baik di
mata publik. KAP yang berukuran lebih besar akan memiliki reputasi
yang lebih baik daripada KAP yang berukuran lebih kecil. Hal ini
dikarenakan KAP yang lebih besar memiliki auditor yang lebih 
kompeten dan independen sehingga akan lebih berhati-hati dalam
melakukan audit di suatu perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan GCG akan memilih auditor yang
berkualitas untuk melakukan audit atas laporan keuangan suatu
perusahaan. Para pengguna laporan keuangan akan lebih mempercayai
hasil audit dari KAP yang berukuran lebih besar karena lebih
berkualitas. Para investor dan kreditor tidak akan meragukan informasi
yang tercantum dalam laporan keuangan auditan perusahaan sehingga
dapat menurunkan cost of equity dan cost of debt atas dana yang telah
diinvestasikan atau dipinjamkan kepada perusahaan.
Menurut Desiliani (2014) terdapat KAP big four dan afiliasinya di
Indonesia diantaranya:
1. Pricewaterhouse Coopers (PWC), berafiliasi dengan KAP
Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan.
2. Deloitte Tohce Tomatsu Limited (Deloitte), berafiliasi dengan KAP
Osman Bing Satrio.
3. Ernst dan Young (EY), berafiliasi dengan KAP Purwantono,
Suherman, dan Surja.
4. KPMG, berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja.
4. Komisaris Independen
Dewan komisaris bertugas dan bertanggungjawab untuk
mengawasi dan menasihati direksi dan memastikan bahwa GCG di
perusahaan dapat diterapkan. Komisaris independen merupakan anggota 
dewan komisaris suatu perusahaan yang tidak berasal dari pihak yang
terafiliasi atau pihak yang tidak memiliki hubungan bisnis dan hubungan
keluarga dengan pemegang saham kontrol, anggota direksi, dan dewan
komisaris lain dan dengan perusahaan itu sendiri (KNKG, 2006).
Komisaris independen harus mampu menjamin bahwa tugasnya yaitu
melakukan pengawasan dapat berjalan efektif sesuai dengan hukum
yang berlaku. Satu dari banyaknya komisaris independen dalam suatu
perusahaan harus memiliki background pendidikan keuangan atau
akuntansi. Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta
Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa calon perusahaan
yang akan mencatatkan sahamnya wajib untuk memiliki komisaris
independen paling sedikit 30% dari jajaran anggota komisaris yang
dapat dipilih melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Keberadaan komisaris independen di suatu perusahaan adalah posisi
terbaik untuk melakukan fungsi monitoring agar GCG dapat diterapkan.
Menurut Peraturan Nomor IX.I.5 mengenai Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komisaris independen adalah anggota
komisaris yang:
1. Berasal dari luar perusahaan.
2. Tidak memiliki saham atau kepemilikan baik secara langsung
maupun tidak langsung pada emiten yang bersangkutan.
3. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten, komisaris, direksi,
atau pemegang saham pengendali emiten. 
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten.

Good Corporate Governance (skripsi dan tesis)


Definisi Corporate Goverance menurut Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI, 2002):
“A set of rules that define the relationship between shareholders,
managers, creditors, the government, employees and other internal
and external stakeholders in respect to their rights and
responsibilities, or the system by which companies are directed and
controlled.”
Corporate Governance dapat diartikan sebagai konsep yang
mengatur hubungan antara agent sebagai pihak yang menjalankan
operasional perusahaan dan principal sebagai pihak yang memiliki
modal saham agar tidak terjadi konflik di antara keduanya dan terjalin
hubungan yang harmonis dan saling mendukung demi tercapainya
tujuan perusahaan. Tujuan Corporate Governance yaitu memberikan
nilai tambah bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Asas GCG menurut KNKG (2006) yaitu:
1. Transparansi (Transparancy)
“Untuk menjaga obyektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pihak yang memiliki
kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk 
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditor, dan
pemangku kepentingan lainnya.”
2. Akuntabilitas (Accountability)
“Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya
secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola
secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan
dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.”
3. Responsibilitas (Responsibility)
“Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.”
4. Independensi (Independency)
“Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.”
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
“Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.”

Teori Agensi (skripsi dan tesis)


Teori agensi menjelaskan hubungan antara pihak manajemen
sebagai agen dengan pemilik modal sebagai prinsipal. Jensen dan
Meckling (1976) mendefinisikan agency relationship sebagai suatu
kontrak antara satu orang atau lebih principal yang meminta agent untuk
melakukan beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan
kepentingannya termasuk dalam mendelegasikan beberapa keputusan
atau memberikan wewenang kepada agent. Pihak manajemen sebagai
pengelola perusahaan harus bertanggung jawab kepada pemilik modal
karena pemilik modal telah memberikan wewenang kepada manajemen
untuk mengambil keputusan yang terbaik demi kemajuan perusahaan
yang dikelolanya.
Adanya kepentingan pribadi yang dimiliki manajer, khususnya
dalam hal kepemilikan, dimana manajer memiliki proporsi kepemilikan
perusahaan yang lebih kecil menyebabkan manajer bertindak tidak
sesuai dengan semestinya. Manajer (agent) bisa saja mementingkan
kepentingan pribadinya demi mendapatkan keuntungan untuk dirinya
sendiri yang bisa merugikan principal. Keadaan ini dapat memicu
terjadinya agency problem. Manajer memiliki informasi yang lebih 
besar daripada principal atau terjadi ketidakseimbangan informasi antara
manajer dengan para pemilik saham yang disebut dengan asimetri
informasi.
Manajer yang mengetahui informasi perusahaan lebih banyak
daripada pemilik modal, kemungkinan dapat mengurangi informasi
perusahaan yang dibutuhkan pemilik modal (Nugroho, 2014). Hal ini
dapat dilakukan secara sengaja oleh manajer yang bisa merugikan
pemegang saham dan menguntungkan kepentingan pribadi manajer.
Mekanisme GCG dapat meminimalisir terjadinya asimetri informasi.
Manajer yang mengetahui informasi lebih luas daripada para pemilik
modal seharusnya juga memberikan informasi yang ada tanpa ada unsur
kesengajaan untuk mengurangi informasi tersebut atau menyampaikan
informasi kepada para pemilik modal apa adanya dan sesuai dengan
keadaan yang terjadi. Hal ini dapat disebut sebagai transparansi yang
merupakan salah satu dari asas Corporate Governance.
Corporate Governance yang baik dapat diterapkan untuk
mengatasi terjadinya agency problem (Rebecca dan Siregar, 2012).
Dalam penelitian ini, apabila konflik keagenan terjadi, maka pemegang
saham dan kreditor akan meminta return atau tingkat pengembalian
yang lebih tinggi dari tingkat yang sewajarnya sehingga perusahaan
akan mengeluarkan biaya modal yang lebih besar. Sebaliknya, apabila
konflik keagenan tidak terjadi atau manajer mampu mengelola
perusahaan dengan benar tanpa adanya kepentingan pribadi, maka dapat 
menurunkan biaya modal perusahaan atau besarnya sesuai dengan
tingkat wajarnya. Mekanisme Corporate Governance yang dapat
mencegah terjadinya agency problem dapat mengurangi cost of equity
dan cost of debt yang harus ditanggung perusahaan.

Ukuran Perusahaan (skripsi dan tesis)


Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang
digunakan perusahaan untuk menentukan berapa besar
kebijakan struktur modal dalam memenuhi besar aset suatu
perusahaan. Apabila perusahaan semakin besar maka
semakin besar pula dana yang akan dikeluarkan, baik itu dari
kebijakan hutang maupun modal sendiri dalam
mempertahankan atau mengembangkan perusahaan (Ardiana
dan Adiyana,2014). 
Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin
tinggi pula. Perusahaan yang ukurannya relatif besar akan
cenderung menggunakan dana eksternal yang semakin besar.
Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan perusahaan (Sari dan Haryanto,
2013).
Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran
perusahaan yang besar, dianggap sebagai suatu indikator
yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor unuk
melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika
perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka
diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi
segala kewajiban serta memberikan tingkat pengembalian
yang memadai bagi investor. Dalam beberapa penelitian,
kemampuan finansial perusahaan dilihat dari berbagai sisi,
yaitu dilihat dari penjualan bersih atau jumlah aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan (Joni dan Lina, 2010).
Ukuran perusahaan yang besar akan lebih mudah
memperoeh hutang. Perusahaan besar memiliki kemudahan
akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga lebih
besar. Pihak kreditur atau pemberi hutang tentunya lebih 
menyukai memberikan kredit kepada perusahaan besar
karena perusahaan yang besar mempunyai kesempatan yang
lebih luas dan mudah dalam memperoleh kredit (Putri,2012).
Perusahaan yang sudah well-established akan lebih mudah
memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan
perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti
perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula
(Sartono, 2001)

Struktur Aktiva (skripsi dan tesis)


Struktur aktiva adalah komposisi relatif aktiva tetap
yang dimiliki oleh perusahaan. Struktur aktiva merupakan
perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Selain
itu, struktur aktiva merupakan variabel yang penting dalam
keputusan pendanaan perusahaan, karena aktiva tetap
menyediakan jaminan bagi pihak kreditur (Joni dan
Lina,2010). Pengertian lainnya yaitu, menurut Damayanti
(2013) struktur aktiva dapat diartikan sebagai nilai aktiva 
tetap perusahaan yang dapat dijadikan sebagai agunan kepada
pihak kreditur guna memperoleh persetujuan pemberian
pinjaman. Menurut Putri (2012) perusahaan dengan jumlah
aktiva tetap yang dapat menggunakan utang lebih banyak
karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas
pinjaman-pinjaman perusahaan.
Hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal
adalah apabila perusahaan yang memiliki aktiva dapat
digunakan sebagai jaminan hutang, maka perusahaan
cenderung menggunkan utang untuk membiayai pendanaan
perusahaan yang relatif besar. 

Profitabilitas (skripsi dan tesis)


Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Tujuan para investor menanamkan saham
pada suatu perusahan adalah untuk mendapatkan return.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, maka semakin besar return yang diharapkan oleh
investor. Pengamatan menunjukan perusahaan dengan 
profitabilitas yang tinggi cenderung membiayai
perusahaannya dengan menggunakan modal sendiri
dibandingkan dengan menggunakan utang.
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi, intinya adalah
bahwa rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan
(Kasmir,2008).
Menurut Wahyuni dan Suryantini (2014) salah satu
ukuran keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan
adalah profitabilitas. Perusahaan dengan profitabilitas yang
tinggi cenderung membiayai perusahaanya dengan
menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan
menggunakan utang karena tingkat profitabilitas yang tinggi
menyediakan sejumlah dana internal yang relatif besar dan
diakumulasikan sebagai laba ditahan Mayangsari dalam Joni
dan Lina (2010). Sebaliknya jika laba yang dihasilkan
perusahaan rendah, maka perusahaan cenderung
menggunakan hutang yang lebih besar karena dana internal
yang dimiliki tidak cukup untuk mendanai kegiatan
perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori struktur modal yaitu 
pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki profit yang tinggi lebih cenderung
menggunakan sumber dana internal terlebih dahulu yaitu
seperti dari laba ditahan untuk membiayai kegiatan investasi
dan pembelanjaan perusahaan.

Teori Struktur Modal (skripsi dan tesis)


1. Trade Off Theory
Atmaja (2008) menyatakan trade of theory tidak dapat
menentukan struktur modal yang optimal secara tepat karena
sulitnya menentukan secara tepat PV biaya financial distress dan
PV agency costs. Tetapi model ini memberikan 3 masukkan
penting:
a. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas
keuntungannya akan memiliki probabilitas financial distress
yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan
sedikit hutang.
b. Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva yang tidak nampak
dan kesempatan bertumbuh akan kehilangan banyak nilai
jika terjadi financial distress. Perusahaan yang
menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan
sedikit hutang.
c. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai
sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibanding perusahaan yang
membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah). 
Menurut Aji dalam Kartika (2009) ada 3 model kesimpulan
tentang penggunaan leverage yaitu:
a. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat
meminjam lebih besar tanpa harus dibebani oleh expected
cost of financial distress sehingga diperoleh keuntungan
pajak karena penggunaan hutang yang lebih besar.
b. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable
assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih
besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama
dari itangible assets. Hal ini disebabkan itangible assets
lebih mudah untuk kehilangan nilai apabila terjadi financial
distress, dibandingkan standar asset dan tangible asset.
c. Perusahaan di Negara yang tingkat pajaknya tinggi
seharusnya memuat hutang yang lebih besar dalam struktur
modalnya dari pada perusahaan yang dibayarkan diakui
pemerintah sebagai biaya sehingga mengurangi pajak
penghasilan.
2. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai
pendanaan secara internal daripada eksternal. Penggunaan dana
internal tidak mengharuskan perusahaan mengungkapkan
informasi baru kepada pemodal sehingga dapat menurunkan
harga saham. 
Secara ringkas teori pecking order menyatakan bahwa
(Brealey dan Myers dalam Husnan dan Pudjiastuti, 1998):
a. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.
b. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian
dividen dengan perubahan pembayaran dividen yang terlalu
besar.
c. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi
laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadangkadang berlebih ataupun kurang untuk investasi.
d. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan
akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu.
Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi,
kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal
sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.