Tampilkan postingan dengan label konsultasi skripsi yogyakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konsultasi skripsi yogyakarta. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Juni 2024

Indikator Celebrity Endorser Review


Atribut celebrity endorser menurut (Rossiter & R, 2014)
menyatakan salah satu alternatif0untuk0mengevaluasi selebriti
dalam periklanan dengan menggunakan model0VisCAP yang
terdiri dari empat0unsur0yaitu :
A. Visibility
Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas seorang
selebriti. Apabila dihubungkan dalam popularitas, maka dapat
ditentukan dengan seberapa banyak penggemar yang dimiliki
oleh seorang celebrity endorser (popularity) tersebut dan
bagaimana tingkat keseringan tampilnya di depan khalayak.
B. Credibility
Kredibilitas seorang selebriti0lebih banyak berhubungan
dengan dua0hal, yaitu keahlian dan objektivitas. Selebriti0yang
memiliki kemampuan yang sudah dipercaya
kredibilitasnya0akan0mewakili merek yang diiklankan.
Produk0yang diiklankan pun akan0menjadi pas
dengan0persepsi yang diinginkan oleh audience. Credibility
terdiri dari atribut-atribut0sebagai berikut :
a. Expertise, yaitu tingkatan pengetahuan atau keahlian yang
dimiliki selebriti dalam bidangnya.
b. Objectivity, yaitu persepsi konsumen mengenai reputasi
selebriti.
c. Trustworthiness, yaitu kemauan presenter untuk membuat
pernyataan yang jujur.
C. Attraction
Attraction0lebih menitik beratkan pada daya tarik0sang
bintang. Daya0tarik yang dimiliki endorser0memiliki atribut
sebagai0berikut :
a. Physical Likability, adalah persepsi khalayak berkenaan dengan
penampilan fisik endorser yang dianggap menarik
b. Non-Physical likability, adalah persepsi khalayak berkenaan
dengan penampilan non-fisik atau kepribadian endorser.
c. Similarity, adalah persepsi kesamaan yang dimiliki selebriti
dengan produk yang diiklankan baik aktivitas yang dijalani,
maupun masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilan
pada pemasarannya.
D. Power
Power adalah kemampuan0selebriti dalam0menarik konsumen
untuk0membeli

Faktor-Faktor Pendukung Selebritas


Faktor-faktor pendukung selebritas, menurut (O’Mahony et
al., 1998) sebagai berikut :
A. Attractiveness (daya tarik)
Daya tarik bukan daya tarik fisik, meskipun daya tarik0bisa
menjadi faktor yang sangat penting tetapi meliputi sejumlah
karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri
pendukung, kecerdasan, sikap kepribadian, gaya hidup,
keatletisan postur0tubuh, dan lain-lain.
B. Trustworthines (kepercayaan)
Kepercayaan0mengacu pada kejujuran, integritas0dan dapat
dipercayainya0sebagai0sumber. Sementara keahlian dan
kepercayaan tertentu saling berhubungan timbal balik, sering
kali pendukung0tertentu0dianggap sangat dipercaya padahal
bukan orang yang ahli dibidang tertentu. Kepercayaan0juga
mengacu0pada keyakinan penerima pesan bahwa sumber
pesan akan memberikan informasi yang valid. Dalam beberapa
riset diketahui bahwa selebritas lebih bisa dipercaya
dibandingkan dengan0non0selebritas0secara signifikan.
C. Expertise (keahlian)
Mengacu0pada pengetahuan,0pengalaman atau ketrampilan
yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan
topik iklannya. Hal itu dianggap sebagai hal yang0dirasakan
daripada sebagai fenomena0mutlak

Pengertian Celebrity Endorser Review


Menurut (Shimp et al., 2003) celebrity endorser adalah
menggunakan artis, entertainer, atlet dan public figure sebagai
bintang iklan di media-media, mulai dari media cetak, media sosial,
maupun media televisi yang mana banyak diketahui orang
banyak0untuk keberhasilan produk0yang0didukung.
Keberhasilan0sebuah iklan tidak terlepas dari pesan
bintang0iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk,
terutama bila iklan tersebut ditayangkan melalui media
televisi0maupun media sosial. Penggunaan0bintang0iklan dalam
sebuah iklan di televisi maupun media sosial merupakan alternatif
strategi yang tepat untuk memperkenalkan0produk kepada
konsumen.

Bentuk Proses Pengambilan Keputusan


Bentuk0proses pengambilan keputusan0tersebut dapat
digolongkan sebagai berikut :

  1. Fully Planned Purchase, dimana baik produk dan merek sudah
    dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika ada0keterlibatan
    dengan produk tinggi misalnya barang otomotif, namun bisa0juga
    terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah seperti barang
    kebutuhan rumah tangga
  2. Partially Planned Purchase, dimana konsumen bermaksud untuk
    membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda
    sampai saat pembelajaran. Keputusan0akhir0dapat dipengaruhi
    oleh0diskon0harga0atau0display0produk.
  3. Unplanned Purchase, dimana produk ataupun merek dipilih pada
    saat berada di tempat pembelian. Konsumen0sering0memanfaatkan
    katalog dan produk pajangan sebagai pengganti9daftar belanja.
    Dengan0kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang
    akan kebutuhan yang akan memicu pembelian.

Pengertian Keputusan Pembelian


Menurut (Kotler & Amstrong, 2012), keputusan pembelian
konsumen adalah memberi merek yang paling disukai dari berbagai
alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian.
Menurut (Kotler et al., 2011) keputusan pembelian
adalah0tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian
dimana konsumen benar-benar membeli sebuah produk.
Pengambilan sebuah keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam0mendapatkan dan
mempergunakan barang0yang ditawarkan.
Menurut (Heruwati, 2010) keputusan pembelian pada
dasarnya merupakan komponen utama0dalam sebuah0perilaku
konsumen. Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak
pengaruh yang mendasari0seseorang dalam mengambil keputusan
pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan orang,
perilaku pembelian seringkali dipengaruhimoleh banyaknya
rangsangan dari luar, baik0berupa rangsangan pemasaran maupun
rangsangan dari lingkungan yang0lain. Rangsangan tersebut
kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik
pribadinya, sebelum akhirnya diambil0keputusan pembelian.

Pengaruh Brand Trust, Celebrity Endorsement dan Iklan terhadap Minat Beli


Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanny et al., (2020) didasari dari
pengaruh brand trust, celebrity endorsement dan iklan terhadap minat beli
konsumen. Pada penelitian ini menunjukkan dalam memilih suatu produk
skincare perlu adanya pertimbangan, dan beberapa faktor penentu minat beli
konsumen ialah brand trust, celebrity endorsement dan iklan.
Konsumen dapat beranggap bahwa jika mempromosikan suatu barang
melalui celebrity endorsement secara positif, maka dapat meningkatkan daya
minat beli terhadap konsumen. Konsumen dapat mempercayai suatu produk jika
iklan yang ditampilkan menarik dan dapat menarik hati konsumen bisa melalui
iklan televisi, media sosial dan lainnya. Dengan adanya iklan yang dapat
dipercaya oleh konsumen maka artinya konsumen akan minat membeli produk
tersebut. Konsumen yang percaya akan suatu merek karena didasari merek
tersebut dapat menarik hati konsumen, nyaman dan disukai konsumen, maka
konsumen akan niat membeli produk tersebut dan bahkan dapat membeli ulang
seterusnya pada produk tersebut

Pengaruh Iklan terhadap minat beli


Pada penelitian yang dilakukan oleh Sihombing, (2016) menunjukkan
bahwa hasil analisis yang dilakukan terdapat pengaruh positif pada variabel iklan
terhadap minat beli konsumen pada internet 4G Plus Indosat. Hal ini menujukkan
bahwa jika semakin sering iklan yang ditayangkan maka semakin tinggi pula niat
beli yang dirasakan oleh konsumen.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawaty, (2017) menunjukkan hasil
analisis yang dilakukan terdapat bahwa iklan tidak tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap minat beli konsumen Smartphone Samsung Galaxy Series.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lazuardi, (2018) menunjukkan hasil
analisis bahwa variabel iklan terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli konsumen sepatu olahraga nike. Karena kemungkinan Nike selalu
berusaha menghasilkan iklan yang berkualitas tinggi untuk setiap konsumen

Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Minat Beli


Pada penelitian yang dilakukan oleh Savitri, (2017) menunjukkan bahwa
hasil analisis yang dilakukan, dinyatakan variabel celebrity endorse berpengaruh
positif signifikan terhadap minat beli. Karena konsumen menganggap bahwa jika
suatu produk barang atau jasa yang dipromosikan melalui celebrity endorser itu
berarti produk tersebut memiliki kualitas yang bagus, dan dengan adanya celebrity
endorser ini kosumen akan lebih mempercayai dan yakin terhadap produk
tersebut.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, (2018) menunjukkan bahwa
hasil analisis yang dilakukan terdapat pengaruh positif signifikan variabel
celebrity endorsement terhadap minat beli pada masyarakat yang pernah melihat
advertising celebrity endorsement produk green tea esprecielo allure di social
media instagram. dengan ini menunjukkan bahwa konsumen akan lebih minat
membeli produk tersebut yang di sponsori oleh celebrity endorsement. Pada saat
konsumen menilai Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie sesuai dengan merek green
tea esprecielo allure maka akan semakin menigkatkan minat beli dari produk
green tea esprecielo allure.

Pengaruh Brand Trust terhadap Minat Beli


Pada penelitian yang dilakukan oleh Suhardi and Irmayanti, (2019) bahwa
Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel brand trust terhadap minat beli,
diperoleh hasil bahwa variabel ini independent ii dapat memprediksi minat beli
Siswa/i SLTA sekecamatan Cibingbin terhadap produk Shampo Clear. Nilai uji t
sebesar 5,475 dengan sig 0,000 sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya yaitu “kepercayaan merek berpengaruh positif
terhadap minat beli” diterima. Kepercayaan merek memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap keberlangsungan merek, karena jika sebuah merek tidak dipercayai
lagi oleh konsumen maka produk yang dipercayai oleh merek akan sulit
berkembang dipasar.

Dimensi Minat Beli


Menurut Busler dalam Kresnardi, (2017) terdapat 3 dimensi dari buying
intention (minat beli) yaitu:

  1. Likely, ialah rencana pembelian konsumen terhadap suatu produk barang
    atau jasa.
  2. Definitely would, mengacu kepada kepastian konsumen dalam suatu
    produk barang atau jasa.
  3. Probable, mengacu pada mungkin konsumen dalam membeli suatu produk
    barang atau jasa

Indikator Minat Beli


Menurut Kotler dan Keller dalam Nainggolan and Heryenzus, (2018)
menyatakan minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator sebagai berikut :

  1. Minat transaksional, ialah kecenderungan pada seseorang buat
    membeli produk barang ataupun jasa.
  2. Minat referensial, ialah kecenderungan pada seorang guna
    mereferensikan produk kepada orang lain.
  3. Minat preferensial, ialah minat dimana menggambarkan sikap seorang
    yang mempunyai preferensi utama pada produk tersebut.
  4. Minat eksploratif, ialah minat dimana menggambarkan sikap seorang
    yang senantiasa mencari data menimpa produk yang diminatinya serta
    mencari data guna menunjang sifat-sifat positif dari produk tersebut.
    Indikator lain menurut Schiffman dan Kanuk dalam Putra, (2019) terdapat 4
    komponen sebagai berikut:
  5. Memiliki ketertarikan dalam mencari informasi tentang suatu produk.
  6. Mempunyai pertimbangan dalam membeli suatu produk.
  7. Tertarik untuk mencoba suatu produk.
  8. Memiliki keinginan untuk mengetahui suatu produk.

Definisi Minat Beli

Menurut Kotler and Keller, (2012) bahwasanya dalam sesi penilaian pada
minat beli pada proses keputusan pembelian, konsumen membentuk kesukaan/
minat atas merek-merek dalam sekumpulan pilihan-pilihan, kosumen pula bisa
jadi membentuk minat beli yang sangat disukai pada produk tersebut. Minat beli
merupakan salah satu sikap pelanggan yang timbul selaku reaksi terhadap objek
yang menampilkan atas dasar kemauan pelanggan guna melaksanakan terjadinya
suatu pembelian.
Pengertian minat beli menurut Setiawan dan Ihwan dalam Ambarwati,
Sunarti and Mawardi, (2015) terdapat 3 pengertian sebagai berikut :

  1. Minat beli adanya tujuan kepada orang yang mempunyai keinginan
    buat membeli.
  2. Minat beli dapat menjadi pula selaku tolak ukur atas dasar kemauan
    seseorang dalam membeli.
  3. Minat beli atas dasar terjadinya hubungan dengan sikap pembelian
    yang dicoba terus menerus oleh seorang.
    Menurut Assel dalam Mubarok, (2016) “Minat beli merupakan
    kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan
    yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan
    konsumen melakukan pembelian”.
    Menurut Penitasari, (2017) Minat beli merupakan suatu kecenderungan
    yang bertujuan agar merasa tertarik ataupun terdorong buat melaksanakan
    aktivitas memperoleh serta mempunyai benda serta jasa. Minat beli ialah
    statement pada mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sesuatu
    produk dengan merek tertentu.
    Menurut Ashari dalam Suhardi and Irmayanti, (2019) minat beli merupakan
    suatu tindakan seseorang baik individu maupun pelanggan yang memiliki
    kecenderungan untuk memilih dan membeli suatu produk dengan ketentuan
    produk atau merek yang diinginkan, atau suatu kegiatan yang dilakukan oleh
    seseorang yang memiliki keterkaitan dalam melakukan pembelian suatu produk
    atau merek tertentu dengan tingkat pengukuran tertentu ketika terjadinya suatu
    tindakan pembelian pada suatu produk atau jasa

Dimensi Iklan


Menurut Riyantoro dalam Margahana, (2020) menyebutkan bahwa
efektivitas dari suatu iklan dapat diukur oleh 4 dimensi, yaitu :

  1. Dimensi empati dengan menginformasikan
    dimensi empati yang dimaksud ialah
  2. Dimensi persuasi
  3. Dimensi impact
  4. Dimensi kommunikas

Indikator iklan

menurut Sugiardi et al., (2017) terdapat 4 indikator pada
iklan sebagai berikut :
A. Menimbulkan perhatian. Artinya jika suatu iklan ingin memunculkan
atensi/perhatian, maka iklan tersebut wajib dicermati tentang tampilan
foto, perkataan dalam iklan yang harus menonjolkan kelebihan serta mutu
produk yang menarik.
B. Menarik. Artinya iklan haruslah menarik sebab konsumen lebih meningkat
responnya jika iklan tersebut menarik. Iklan wajib menarik termasuk dari
tampilan ataupun data informasi yang terdapat pada iklan yang sudah
dibuat secara kreatif dan inovatif. Sehingga tujuan yang diinginkan ialah
konsumen akhirnya dapat tertarik serta mencuat rasa mau mengenali
produk serta mencari data informasi tentang produk tersebut.
C. Dapat menimbulkan keinginan. Artinya iklan haruslah mempunyai suatu
dampak sehabis penayangannya, salah satunya dapat meningkatkan
kemauan. Buat memunculkan suatu kemauan, dalam iklan wajib terdapat
kesesuaian data informasi yang diberikan kepada konsumen dengan
produk yang diiklankan.
D. Menghasilkan suatu tindakan. Artinya suatu iklan dapat dikatakan menjadi
efisien apabila dapat membuat konsumen menciptakan suatu
tindakan/aksi. Karena jika konsumen membeli produk sehabis melihat
tayangan iklan, dapat dikatakan iklan tersebut sukses mempengaruhi
konsumen.

Definisi Iklan


Setiawaty, (2017) Menyatakan bahwa iklan menjadi salah satu cara yang
sudah banyak dipakai pada setiap perusahaan guna memberikan daya tarik minat
pada konsumen. Iklan merupakan salah satu wujud komunikasi yag bersifat tidak
langsung, karna didasari oleh informasi tentang keunggulan pada suatu produk
yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan rasa yang
mengasyikkan yang hendak mengganti seorang supaya dapat terjadinya suatu
transaksi pembelian. Jadi, perusahaan berupaya dengan ide berkreasi dengan
semaksimal mungkin agar bisa menghasilkan suatu iklan yang menarik serta bisa
membagikan data yang jelas kepada khalayak demi tercapainya keinginan
konsumen untuk membeli produk dari industri tersebut.
Kotler dan Keller, (2014) Iklan merupakan suatu wujud dari seluruh
presentasi nonpersonal yang bersifat berbayar serta promosi ide, produk barang
ataupun jasa yang mana melalui sponsor yang jelas. Iklan dapat menjangkau
setiap pembeli yang tersebar menyeluruh secara geografis. Iklan juga bisa
membangun citra yang bersifat jangka panjang pada produk ataupun jasa yang
dapat memicu penjualan dengan kilat. Kasali dalam Solihin, (2015) Iklan
merupakan suatu bentuk pesan tentang benda/jasa (produk) yang terbuat oleh
produser/pemrakasa yang di informasikan melalui media (cetak, audio, elektronik)
yang ditujukan kepada khalayak. Tujuan iklan merupakan supaya khalayak
tertarik agar dapat membeli ataupun memakai benda ataupun jasa tersebut. Secara
simpel iklan merupakan pesan yang menawarkan sesuatu produk yang
diperuntukkan kepada khalayak melalui media.
Launa dalam Savitri, (2017) Iklan merupakan suatu bentuk komponen
promotional mix yang uiversal dicoba oleh suatu idustri. Iklan dapat bisa
dianggap sangat berarti bila produknya dapat sukses diperjualbelikan dipasar.
Tiap tahun, apalagi masing-masing launching produk baru, industri dapat
menghabiskan ratusan juta apalagi miliaran rupiah hanya untuk pengeluaran
bayaran iklan

Dimensi Celebrity Endorsement


Pada pemilihan celebrity endorsement yang nantinya membawakan sebuah
iklan, perlu adanya pertimbangan-pertimbangan atribut atau dimensi yang dapat
mewakilkan produk tersebut, agar karakter endorser dan produk yang dibawakan
memiliki kecocokan yang nantinya dapat sangat berpengaruh dalam menciptakan
kepercayaan merek produk, serta meningkatkan tingkat penjualan produk tersebut.
Ohanian dalam Kresnardi, (2017), mengatakan bahwa terdapat 3 dimensi dari
celebrity endorsement yaitu:
A. Trusthworthiness
Keyakinan yang didefinisikan sebagai kejujuran, integritas serta keyakinan
yang dipunyai oleh seorang endorser. Mengenai bagaimana seorang
endorser dapat memiliki keyakinan dan kejujuran di khalayak masyarakat
terhadap produk yang ia tawarkan.
B. Expertise
Sepanjang mana seorang endorser diperhatikan tentang ilmu pengetahuan,
pengalaman ataupun keahlian dalam mempromosikan suatu produk atau
jasa.
C. Attractiveness
Seorang endorser yang menarik sebagian besar memungkikan akan disukai
baik daya tarik energinya ataupun karakter serta diyakini dapat berdampak
positif bagi khalayak.
Evan and Noviyandi, (2020) mengatakan adanya 5 dimensi latar belakang
celebrity endorsement yaitu sebagai berikut:
A. Familiarity
Familiarity (Keakraban) yang artinya daya tarik seorang selebriti endorser
bukan hanya bergantung pada penampilan fisik semata, namun bagaimana
karakteristik, gaya hidup dan keterampilan intelektual yang ia miliki yang
ia mampu diterima oleh khalayak. Karena ciri-ciri dan karakteristik
seorang selebriti endorser yang diketahui oleh masyarakarat yang
mendapat nilai baik dimata masyarakat akan berdampak positif terhadap
produk yang ia tawarkan. Lia, Huang & Minghua dalam Evan and
Noviyandi, (2020) efektivitas pesan bergantung pada “pengenalan,
kesukaan, kesamaan, dan penampilan fisik untuk responden”
B. Congruity
Pada segi kesesuaian ini, prinsipnya bahwa kesesuaian antara selebriti
serta produk yang ditawarkan yang berarti semacam atribut lain yang
terpaut dengan selebriti pada penerimaan sosial yang besar serta guna
penguatan dan kredibilitasnya. Kesesuaian latar balik antara selebriti
dengan produk yang ditawarkan dapat memungkinkan menghasilkan
asosiasi produk terhadap konsumen. Oleh karena itu salah satu aspek
utama dalam menciptakan umpan balik yang positif ialah adanya
kesesuaian antara seorang selebriti dengan produk yang ditawarkan
tersebut. Sebab konsumen akan menyangka bahwa produk tersebut benar
adanya dipakai oleh selebriti tersebut dari produk yang ia tawarkan.
C. Physical appearance
Daya tarik fisik mempunyai afirmatif yang dapat berakibat pada sikap
konsumen terhadap produk serta layanan yang mana dapat menjadi suatu
perbandingan dengan produk lain yang dipromosikan oleh orang-orang
yang kurang menarik. Perihal ini disebabkan oleh energi daya tarik
selebriti yang mempunyai hasil yang signifikan semacam orang lain yang
hirau dengan penampilannya sendiri. Bisa dikatakan kalau daya tarik
seorang selbriti sangat pengaruhi sikap konsumen yang memunculkan
hasrat buat membeli produk yang ditawarkan.
D. Trusthworthiness
Pelanggan dapat yakin kalau seorang selebriti merupakan salah satu
sumber informasi yang bisa diandalkan, karenanya seorang selebriti bisa
mempengaruhi keyakinan pelanggan terhadap suatu produk. Adanya
keyakinan pelanggan timbul dari penyampaian informasi data yang
relevan dengan selebriti. Latar balik dari ini tidak hanya terpaut oleh
keahliannya, namun kredibilitas seseorang selebriti dalam membagikan
opini terhadap produk yang mereka dukung ataupun iklankan. Dengan
demikian, pelanggan dengan perilaku positif hendak mempunyai hasrat
dalam membeli produk yang diiklankan disebabkan adanya keyakinan
pada testimonri ataupun data yang diberikan oleh selebriti.
E. Expertise
Seorang selebriti yang mempunyai pengetahuan serta keahlian besar di
bidangnya mempunyai kekuatan buat membagikan saran lebih pas
daripada mereka yang kurang ataupun tidak mempunyai pengetahuan serta
keahlian dibidang tersebut. Bila seorang selebriti dapat meyakinkan
pelanggan dengan kemampuan yang dimilikinya, maka produk yang
ditawarkan dapat berdampak positif pada sikap pelanggan dalam memilah
produk yang sesuai.

Indikator Celebrity Endorsement


Menurut Percy dan Rossiter dalam Dewa, (2018) mengemukakan bahwa
Celebrity Endorsement memiliki indikator yang dapat diukur melalui VisCAP
model (visibility, credibility, attraction, power).
A. Visibility
Melalui segi ini, seorang selebriti yang mewakili suatu produk merupakan
seseorang yang mempunyai keahlian buat dicermati oleh orang banyak
ataupun publik. Umumnya selebriti yang diseleksi merupakan orang yang
lagi populer serta mempunyai pengaruh luas digolongan suatu masyarakat
atau kelompok, sehingga mereka bisa tertarik terhadap merek yang
diiklankan.
B. Credibility.
Melalui segi kredibilitas, ialah anggapan warga terhadap kelebihan-
kelebihan dari selebriti endorser, sehingga diterima serta diiringi oleh
warga. Ada 2 aspek yang membentuk kredibilitas seseorang, ialah

  1. Kemampuan.
    Kemampuan membuktikan bahwa seberapa luas pengetahuan ataupun
    keahlian yang dipunyai oleh seorang endorser. Seseorang yang mampu
    membuktikan bahwa ia memiliki nilai yang unggul pada keahlian yang
    ia miliki.
  2. Keyakinan.
    Dengan keyakinan yang dimiliki seorang endorser, ia dapat
    menampilkan seberapa jujurkah endorser dalam mengantarkan suatu
    iklan serta bagaimana meyakinkan pandangan masyarakat terhadap
    iklan yang ia bawakan agar dapat diterima.
    C. Attraction
    Dari segi attraction¸ada 2 karakteristik yang dimiliki yaitu
  3. Kepesonaan.
    Kepesonaan ialah dari sisi penampilan raga serta karakter, sehingga
    lewat energi positif dan daya tarik dari seorang endorser bisa
    membawa dampak yang positif pula terhadap merek yang ia
    tampilkan.
  4. Kesamaan.
    Kesamaan ialah kesamaan cerminan emosional endorser dalam iklan,
    sehingga menolong khalayak tertarik pada komunikator yaitu endorser.
    Tujuan adanya kesamaan cerminan emosional supaya dapat
    membantu dalam mengefektifkan komunikasi dalam beriklan.
    D. Power
    Power ialah besarnya pengaruh yang dipunyai oleh seorang
    endorser terhadap suatu masyarakat atau kelompok. Semakin terus
    menjadi besar pengaruhnya, maka dapat terus menjadikan masyarakat
    tersebut mempercayai produk yang dibawanya

Definisi Celebrity Endorsement


Garthwaite dalam Setiawan, (2018) mendefinisikan bahwa Celebrity
Endorsement merupakan advertising yang lumayan universal agar dapat
meningkatkan Brand Awereness sebagai tujuannya yang mana dalam pelaksanaan
promosinya melalui asosiasi eksplisit dengan memakai selebriti, produk kosmetik,
produk jam tangan, alkohol, mobil, apotek, program penurun berat badan, serta
jasa keuangan. buah iklan dengan memakai kepopulerannya. Vidyanata, (2019)
mendifiniskan Celebrity Endorsement ialah salah satu bentuk strategi dari
periklanan yang diketahui sejak lama pada fitur pemasaran yang modern. Sebuah
industri kerap memakai endorser untuk mempromosikan produk atau jasa yang
dapat menghasilkan ketertarikan pada konsumen terhadap produk atau jasa
tersebut. Adanya pemakaian celebrity endorsement dalam mempromosikan suatu
produk atau jasa, agar dapat mudah diingat oleh konsumen atas produk atau jasa
yang dilakukan oleh celebrity endorsement.
Biswas, Biswas dan Das dalam Kresnardi, (2017) Celebrity Endorsement
merupakan atribut yang ditampilkan pada produk atau jasa serta mutu produk
tersebut, yang dapat meningkatkan penerimaan dari konsumen, karena
kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap celebrity endorsement dianggap
dapat memberikan tanggapan yang baik dimata konsumen pada merek tersebut

Dimensi Brand Trust


Brand trust merupakan keadaan dimana konsumen bertabiat positif terhadap
merek, yakin terhadap merek serta terdapatnya harapan di benak mereka kalau
merek tersebut hendak membagikan hasil cocok dengan yang dijanjikan kepada
konsumen sehingga hendak memunculkan kesetiaan terhadap sesuatu merek.
Menurut ika dan kustini dalam , brand trust dapat diukur melalui dimensi
viabilitas (dimension of viability) dan dimensi intersionalitas (dimension of
intentionality). Dalam penjelasan dari kedua dimensi tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
A. Dimension of viability. Ukuran ini mewakili suatu anggapan kalau sesuatu
merek bisa dipenuhi serta memuaskan kebutuhan serta nilai konsumen.
Ukuran ini bisa diukur lewat penanda kepuasan serta nilai (value).
B. Dimension of intentionality. Ukuran ini mencerminkan bahwa perasaan
nyaman dari seseorang terhadap suatu merek. Ukuran ini dapat diukur lewat
indikator security dan trust

Karakteristik Konsumen Merek (Consumer-Brand Characteristic)


Hubungan bukanlah arah, masing-masing kelompok saling
mempengaruhi dibandingkan dengan kelompok lain. Untuk karakteristik
merek pelanggan untuk mempengaruhi kepercayaan pelanggan pada
merek. Karakteristik hubungan pelanggan dengan merek mencakup
kesamaan antara pelanggan konsep diri dengan citra merek, favorit
pelanggan hingga merek, pengalaman pelanggan, kepuasan pelanggan dan
dukungan dari kolega. Karakteristik konsumen Merek adalah sebagai
berikut:

  1. Similarity between consumer’s self-concept and brand personality
    (kemipiripan antara konsep diri konsumen dengan kepribadian merek).
    Karakter merek merupakan asosiasi yang terpaut dengan merek yang
    diingat oleh konsumen dalam menerimanya. Kesamaan antara konsep
    diri konsumen dengan karakter merek sangat berkaitan dengan
    keyakinan konsumen terhadap merek tersebut.
  2. Brand liking. Agar mendapatkan hubungan antara konsumen dengan
    sebuah merek, konsumen perlu menyukai suatu jenis merek yang mana
    menurut konsumen merek tersebut menarik dan sesuai. Karena jika
    konsumen sudah menyukai suatu jenis merek, maka dapat
    memungkinkan merek tersebut dapat dipercayai oleh konsumen.
  3. Brand experience. Pengalaman merek yaitu suatu waktu masa lalu
    yang dialami konsumen terhadap suatu jenis merek, lebih tepatnya
    pada pemakaiannya. Suatu merek memiliki ikatan yang kuat dengan
    konsumen dalam mempercayai suatu merek.
  4. Brand satisfaction. Brand satisfaction ialah hasil penilaian subjektif
    terhadap apa yang sudah dicapai oleh suatu merek yang terpilih dalam
    rangka penuhi apa yang diharapkan konsumen. Fenomena ini cocok
    dengan paradigma diskonfirmasi kepuasan konsumen, dimana
    perbandingan antara harapan konsumen dengan hasil yang dialami
    sangat menandai definisi konsumen.
  5. Peer support. Salah satu determinan sikap orang yang dimana
    merupakan pengaruh yang dibawa oleh orang lain. Buat melaporkan
    secara tidak langsung kalau pengaruh sosial ialah determinan berarti
    dalam pembuatan sikap orang