Kamis, 31 Desember 2020

Pengukuran Gender (skripsi dan tesis)


Dalam penelitian dan bukunya Handayani & Sugiarti (2008), menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi gender adalah sebagai berikut:
1. Peran
Perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran
wanita dan pria dalam masyarakatnya. Secara umum, adanya gender telah
melahirkan peran, tanggung jawab, fungsi, dan bahkan ruang tempat dimana
manusia beraktivitas.
2. Sudut Pandang
Perbedaan gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering
lupa seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi
sebagaimana permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh seorang
pria dan wanita.
3. Sifat
Perbedaan gender telah melahirkan perbedaan peran, sifat, dan fungsi yang
terpola sebagai berikut:
a. Konstruksi biologis dari ciri primer, sekunder, maskulin, feminin.
b. Konstruksi sosial dan peran citra yang baku.
c. Konstruksi agama dan keyakinan kitab suci dari agama yang dipercayai.
4. Perilaku
Anggapan bahwa sikap wanita feminin atau pria maskulin bukanlah sesuatu
yang mutlak kepemilikan manusia atas jenis kelamin biologisnya.
Lebih lanjut lagi Mulia (2004: 4), menjelaskan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi gender yaitu sebagai berikut:
1. Perilaku
Mengenai perbedaan tingkah laku atasan pria dan wanita.
2. Peran
Ideologi gender di masa lalu dan sekarang.
3. Karakteristik emosional
Mengenai sifat atasan pria dan wanita dalam membimbing bawahannya.
4. Mentalitas
Kekuatan mental pria dan wanita saat berada dibawah tekanan.
Sedangkan menurut Menurut Galea & Wright (1999), mengukur gender
dengan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Self-reliant (Mandiri).
2. Defends own beliefs (Percaya diri).
3. Forceful (Tegas).
4. Affectionate (Berperasaan).
5. Understanding (Pengertian).
6. Gentle (Ramah).
Empat perspektif umum tentang asal usul pola gender didasarkan pada
faktor biologis, sosialisasi, peran sosial, dan situasi sosial (Taylor et al., 2009:
432:437) dijelaskan di halaman selanjutnya.
1. Biologis
Adalah perbedaan fisik dalam perkembangan otot dan tinggi badan, dalam hal
kemampuan fisik, pengaruh dari perilaku yang telah menjadi kebiasaan gender
pria atau wanita saat mereka lahir. Wanita cenderung kesulitan dalam meniti
karir yaitu dengan adanya hambatan dalam kehamilan hingga melahirkan akan
membuat wanita cenderung kehilangan produktivitasnya dalam bekerja. Beda
halnya dengan pria yang sangat leluasa dalam melakukan pekerjaannya
diperusahaan tanpa hambatan-hambatan seperti halnya wanita, secara tidak
langsung pria cenderung akan terus meningkat produktivitas kerjanya.
2. Sosialisasi
Adalah pengelompokan diri dari lingkungan sosial yang telah dilakukan sejak
pria atau wanita lahir, mereka dikelompokan saat memakai pakaian,
berinteraksi sosial dengan masyarakat, bermain permainan yang melatar
belakangi perbedaan antara pria dan wanita, hal ini tentu didorong oleh kedua
orang tua dan lingkungan sekitar untuk mendorong aktivitas gender pada anak
pria dan wanita sejak mereka baru lahir. Selain itu menurut perspektif
sosialisasi, beragam pengalaman sosial yang dialami anak pria dan anak
wanita itu akan menyebabkan lestarinya perbedaan pandangan dalam sikap,
minat, keahlian, dan personalitas, hingga berlanjut di masa dewasa.
3. Peran Sosial
Kehidupan orang dewasa ditata berdasarkan berbagai peran seperti anggota
keluarga, pekerja, dan anggota komunitas atau masyarakat. Ide utamanya
disini adalah bahwa banyak peran sosial yang penting didefinisikan secara
berbeda untuk wanita dan pria. Dalam dunia kerja, peran okupasional
(pekerjaan) sering didasarkan pada jenis kelamin: perawat, juru ketik, dan
guru TK atau SD biasanya adalah wilayah wanita: pengobatan, konstruksi, dan
guru olahraga SMA biasanya adalah wilayah pria. Dalam organisasi bisnis,
pekerjaan wanita sering berada pada status rendah, kurang prestise, dan lebih
kecil kekuasaannya ketimbang pria yang biasanya merupakan bos dan wanita
adalah asisten atau sekretaris. Peran sosial tradisional mempengaruhi perilaku
wanita dan pria dalam beberapa hal. Perbedaan ini melanggengkan pembagian
kerja berdasarkan gender, di mana wanita bekerja di rumah dan mengasuh
anak sedangkan pria adalah pencari nafkah utama. Peran mempengaruhi
keahlian dan minat seseorang yang muncul sejak masa kecil dan kemudian
dikembangkan di masa dewasa.
4. Situasi Sosial
Dalam keadaan organisasi bisnis, gender menjadi sebuah faktor penting untuk
dapat menghadapi situasi sosial, pria dan wanita akan menyesuaikan dengan
situasi disekelilingnya dalam menuntut penampilan dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan di lingkungan kerjanya dengan sikap yang berbeda.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa penyebab perbedaan ini sangatlah
kompleks, dan beberapa teori tentang gender bisa berguna untuk menjelaskannya.
Pada penelitiannya mahasiswa tampaknya cenderung sepakat bahwa perbedaan
jenis kelamin ditentukan oleh banyak faktor (Taylor et al., 2009: 437). Dalam
sebuah studi Martin & Parker dalam Taylor et al. (2009: 437), periset bertanya
kepada mahasiswa seberapa mungkinkah perbedaan jenis kelamin itu disebabkan
oleh salah satu dari ketiga faktor ini: cara pria dan wanita disosialisasikan (cara
mereka diperlakukan oleh orang tua dan orang lain), faktor biologis (hormon,
kromosom, dan sebagainya), dan kesempatan yang berbeda. Mahasiswa
melaporkan bahwa masing-masing dari ketiga faktor itu sangat penting: mereka
menilai sosialisasi sedikit lebih peting ketimbang faktor biologis dan kesempatan.

Tidak ada komentar: