Kamis, 31 Desember 2020

Pengertian Motivasi Kerja (skripsi dan tesis)


Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas
perbuatannya.
Sherif & Sherif (1956), mengartikan motif sebagai suatu istilah generik yang
meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang
bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari
fungsi-fungsi organism, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang
bersumber dari fungsi-fungsi tersebut. R.S Woordword (dalam Alex Sobur,2003).,
mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat atau mudah menyebabkan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu
Menurut Pandji Anoraga (1992), kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah,
bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada
sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang
dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan
daripada keadaan sebelumnya. Selanjutnya Anoraga (1992), berpendapat bahwa
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong
semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut
menentukan besar kecilnya prestasinya. Mohyi (1990) mengungkapkan bahwa,
motivasi berasal dari kata-kata “movere” yang berarti dorongan, dalam istilah
bahasa Inggrisnya disebut “motivation”. Jadi motivasi dapat didefinisikan sebagai
suatu usaha yang menimbulkan dorongan (motif) pada individu (kelompok) agar
bertindak (melakukan sesuatu).
Menurut Hasibuan (2003) motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti
‘dorongan atau daya penggerak’. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting karena dengan
motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias
untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi harus dilakukan pimpinan
terhadap bawahannya karena adanya dimensi tentang pembagian pekerjaan untuk
dilakukan dengan sebaik-baiknya, bawahan sebetulnya mampu akan tetapi malas
mengerjakannya, memberikan penghargaan dan kepuasan kerja. Selanjutnya
Filmore H. Stanford mengatakan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu (Mangkunegara, 1993).
Menurut Harold Koontz, motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk
memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Wayne F. Cascio, motivasi adalah suatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya
(misalnya: rasa lapar, haus dan bermasyarakat). Menurut Malayu (2001), motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan (Malayu, 2001). Motivasi juga merupakan daya
pendorong yang mengakibatkan seorang mau dan rela menggerakkan
kemampuannya dalam bentuk keahlian dan ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai keinginan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang, 1989).
Menurut Robert A. Baron, Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi
untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive aurosal). Bila suatu kebutuhan
tidak terpuaskan, timbul drive dan aktivitas individu untuk merespon perangsang
(incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan
individu merasa puas (Mangkunegara, 1993). Kemudian Hegel 1770-1831
mengemukakan bahwa inti pekerjaan adalah kesadaran manusia. Pekerjaan
memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara obyektif ke dunia ini, sehingga ia
dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya (Pandji
Anoraga, 1992). Motivasi kerja sangat penting bagi karyawan, manajer atau para
pemimpin karena dengan motivasi tinggi, maka pekerjaan (tugas) dilakukan dengan
bersemangat dan bergairah sehingga akan dicapai suatu hasil yang optimal (prestasi
tinggi) yang tentunya akan mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan dengan
efisien dan efektif. Untuk memotivasi bawahannya, seorang manajer harus
mengetahui lebih dahulu motif apa yang menyebabkan bawahannya berperilaku
tertentu. Menurut Mohyi (1999), motivasi kerja adalah dorongan untuk melakukan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan bersemangat. Dengan cepat
disini dimaksudkan cepat yang berhati-hati. Dalam hubungannya dengan lingkungan
kerja Ernest J. McCormick mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan
suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 1993).
Menurut Wexley dan Yulk, motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan
dorongan atau semangat kerja (As’ad, 1999). Kemudian Stephen P. Robbins (1996),
mengatakan bahwa motivasi kerja adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Pandji Anoraga (1992),
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong
semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut
menentukan besar kecilnya prestasinya. Selanjutnya Martoyo (1992) mengemukakan
bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja, menurut J. Ravianto adalah atasan, rekan, sarana
fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan
dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi oleh sistem
kebutuhannya.
Menurut Greenberg & Baron 1997, motivasi adalah suatu proses yang
membangkitkan, mengarahkan, dan menjaga/ memelihara perilaku manusia agar
terarah pada tujuan. Ada 3 komponen dari motivasi, yaitu:
1. Arousal, sesuatu yang membangkitkan. Hal ini berkaitan dengan dorongan
(drive) atau energi (energy) dibalik perilaku.
2. Direction, arah tindakan yang diambil.
3. Maintenance, seberapa lama seseorang akan bertahan pada pilihan yang
dibuat untuk mencapai tujuan (Yuwono,dkk, 2005).
Mangkunegara (1993), mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi (energi)
yang menggerakkan personal karyawan agar mempunyai arah untuk mencapai
tujuan perusahaan. Personal karyawan perlu mempunyai motivasi intruksi yang
tinggi yaitu mempunyai motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri selain dari
lingkungan. Personal karyawan tersebut biasanya tidak pernah mengeluh dengan
kondisi lingkungan kerja, tetapi berusaha menciptakan situasi agar bekerja efektif
dan produktif. Disamping itu, mereka mampu menghayati fungsi dan tugasnya
secara mendalam sehingga mereka bekerja tanpa pamrih. Bagi mereka keberhasilan
adalah kepuasan bagi dirinya, disamping itu untuk kepentingan orang banyak.

Tidak ada komentar: