Kamis, 31 Desember 2020

Ciri-ciri Kematangan Sosial (skripsi dan tesis)


Proses kematangan sosial ditandai oleh kematangan-kematangan
potensi dari organism, baik fisik maupun psikis untuk terus maju menuju
pemekaran atau perkembangan secara maksimal. Oleh karena itu prestasi
dari penggunaan dan pengendalian ketrampilan atau fungsi tergantung pada
derajat kematangan, sebab kematangan ini mempengaruhi kualitas hasil
belajar (Kartono, 1990). Kematangan sosial akan menimbulkan kesiapan
pada diri untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya untuk dapat benarbenar
bersosialisasi dengan baik.
Menurut Hurlock (1990), adapun ciri-ciri tertentu yang menandai
adanya kematangan sosial, yaitu:
a. Kemandirian
Menurut Hurlock, pada umumnya seseorang ingin mandiri setelah
perkembangan mereka memungkinkan untuk belajar mandiri. Pada
kematangan sosial seorang remaja akan melepaskan diri dari
ketergantungan pada orang lain, terutama dari orang tuanya. Keinginan
untuk mandiri tersebut timbul dengan sendirinya karena diakibatkan oleh
pergaulan yang semakin luas. Kemandirian pada anak dapat dilihat dari
berkurangnya keinginan untuk mendapatkan bantuan dan perlindungan.
b. Partisipasi Sosial
Pengalaman sosial awal mempengaruhi tingkat partisipasi sosial seorang
remaja, yang selanjutnya ia akan memperhalus perilaku sosialnya dan
mempelajari pola perilaku yang lebih dapat diterima oleh kelompok
teman-temannya. Remaja mulai mengambil bagian dari lingkungan
sosialnya. Adanya partisipasi sosial juga dapat dilihat dengan adanya
tingkah laku penyesuaian remaja terhadap situasi baru dan tidak
canggung dengan kehadiran orang lain. Semakin baik partisipasi sosial
yang ditunjukkan oleh remaja maka akan semakin mempermudah anak
diterima dalam suatu kelompok sosial.
c. Pengontrol Emosi
Pengendalian diri ditandai dengan kemampuan anak untuk
mengendalikan perasaannya, disamping itu anak mulai dapat menilai
dirinya berdasarkan pandangan orang lain dan dapat mengerti perasaan
orang lain. Dengan berusaha sekuat-kuatnya untuk mengendalikan atau
mengarahkan pengaruh terhadap sesuatu, maka konsep ilmiah tentang
pengendalian emosi berarti mengarahkan energi ke sasaran ekspresi yang
tampak, juga mengarahkan energi yang ditimbulkan oleh tubuh mereka
agar menjadi persiapan untuk menuju kearah perilaku yang bermanfaat
dan dapat diterima secara sosial. Tercapainya pengendalian emosi sangat
penting jika menginginkan remaja berkembang secara normal. Semakin
dini seseorang belajar mengendalikan emosi semakin mudah pula bagi
mereka untuk mengendalikan emosi.
d. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap
kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan dengan
baik mempelajari berbagai ketrampilan sosial, seperti kemampuan untuk
menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman
maupun orang yang belum dikenal sehingga sikap orang lain terhadap
mereka menyenangkan.
Sedangkan menurut Anderson (dalam Mappiare, 1983 : 17) ciri-ciri
kematangan sosial adalah:
a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego semata.
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien.
c. Memiliki keobjektifan.
d. Mampu mengendalikan perasaan pribadi.
e. Memiliki tanggung jawab terhadap usaha-usaha pribadi.
f. Menyesuaikan yang realistis terhadap situasi-situasi baru.

Tidak ada komentar: