Kamis, 31 Desember 2020

Ketidakadilan Gender (skripsi dan tesis)


Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur baik seorang pria
maupun wanita menjadi korban dari sistem tersebut. Adapun dalam hal ini yang
menjadi korban dari ketidakadilan gender adalah wanita. Ketidakadilan gender
termanifestasikan dalam lima bentuk yang dikemukakan oleh (Fakih, 2013: 13-
21) yaitu:
1. Marginalisasi Wanita
Marginalisasi merupakan proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat
oleh pihak yang termarginalkan. Namun hak tersebut diabaikan dengan
berbagai alasan dan tujuan tertentu. Proses marginalisasi mengakibatkan
kemiskinan. Sesungguhnya marginalisasi banyak terjadi dalam masyarakat
yang menimpa kaum pria dan wanita. Bentuk marginalisasi adalah bentuk
pemiskinan yang terjadi pada jenis kelamin tertentu, dalam hal ini adalah
wanita. Marginalisasi disebabkan oleh perbedaan pendapat mengenai gender.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya marginalisasi wanita, yaitu
kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi, dan
kebiasaan bahkan asumsi ilmu pengetahuan.
2. Gender dan Subordinasi
Subordinasi adalah anggapan tidak penting dalam suatu keputusan atau
menempatkan wanita pada posisi yang tidak penting. Salah satu contohnya
adalah saat seorang pria diperbolehkan untuk sekolah tinggi sedangkan wanita
pada akhirnya hanya di dapur. Kedudukan pria yang dianggap lebih tinggi
juga akan berimbas pada pendidikan yang rendah untuk wanita. Dicontohkan
ketika dalam keluarga mengalami krisis keuangan, maka anak pria yang akan
mendapat prioritas untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari pada
anak wanita. Anak wanita akan lebih digunakan tenaganya untuk bekerja
dirumah.
3. Gender dan Stereotip
Stereotip dimaknai dengan pelabelan atau penandaan terhadap kelompok
tertentu yang menimbulkan ketidakadilan, dalam hal ini adalah wanita.
Sehingga stereotip juga diartikan merupakan pandangan negatif masyarakat
yang dilekatkan terhadap wanita sehingga sangat merugikan wanita. Stereotip
masyarakat bahwa wanita lebih cocok mengurus rumah dari pada bekerja di
luar, mengakibatkan kesempatannya untuk mengembangkan diri di luar
terhambat. Wanita yang telah berhasil mendapat pekerjaan di luar rumah
masih harus dihadapkan dengan beberpa masalah baru, misalnya saja masalah
pelcehan seksual di tempat kerja, perlakuan tidak adil sesama pekerja, dan
beban kerja ganda.
4. Gender dan Kekerasan
Kekerasan gender adalah kekerasan yang diterima oleh jenis kelamin tertentu,
yaitu khususnya wanita. Pada dasarnya, kekerasan gender disebabkan oleh
ketidaksetaraan dalam masyarakat. Adapun dalam hal kekerasan gender,
dibedakan atas dua jenis, yaitu: kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan fisik
dibagi menjadi dua hal lagi, yaitu: seksual dan non seksual. Kekerasan fisik
seksual adalah kekerasan yang terkait mengenai masalah seksual, yaitu:
bentuk pemerkosaan dan pelecehan sekasual sedangkan kekerasan non seksual
adalah kekerasan yang dilakukan dengan cara memukul, menampar, meninju,
dan lain sebagainya. Kekerasan psikis adalah kekerasan yang menyangkut
mental seseorang.
5. Gender dan Beban Kerja
Adanya anggapan bahwa kaum wanita memiliki sifat memelihara dan rajin
serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, berakibat bahwa semua
pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab wanita.
Konsekuensinya banyak kaum wanita yang harus bekerja keras dan lama
untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangganya, mulai dari
mengepel, mencuci, hingga memelihara anak. Bias gender yang
mengakibatkan beban kerja tersebut seringkali diperkuat dengan adanya
pandangan masyarakat bahwa pekerjaan domestik yang dilakukan wanita
adalah lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan yang dikerjakan pria.

Tidak ada komentar: