Kamis, 31 Desember 2020

Kategori Pengambilan Keputusan (skripsi dan tesis)


Setiap karyawan di sebuah perusahaan pasti pernah membuat sebuah
keputusan. Tentu setiap pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
menurut Supranto (2009: 9-12), menjelaskan bahwa ada 4 kategori dalam
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty)
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan
lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian.
Dengan perkataan lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan
secara tepat dari setiap tindakan (action).
2. Keputusan dalam keadaan ada resiko (risk)
Risiko terjadi apabila hasil pengambilan keputusan walaupun tak dapat
diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan
(probabilitanya).
3. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambilan keputusan apabila hasil
keputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum
pernah terjadi sebelumnya.
4. Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)
Situasi konflik terjadi apabila kepentingan dua pengambil keputusan atau
lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi kompetitif. Pengambil
keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).
Sedangkan menurut Stoner et al. (1995: 245-246), ada dua kategori dalam
pengambilan keputusan yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak
terprogram yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Pengambilan Keputusan Terprogram
Pengambilan keputusan ini dibuat dalam kaitan dengan kebijakan, prosedur,
atau peraturan tertulis dan tidak tertulis yang menyederhanakan pembuatan
keputusan kedalam situasi yang terjadi berulang kali dengan membatasi atau
mengeluarkan alternatif. Keputusan terprogram digunakan untuk menangani
masalah yang terjadi berulang kali, apakah kompleks atau sederhana. Bila
masalah terjadi berulang-ulang, dan bila komponen elemen dapat ditentukan,
diramalkan dan dianalisis, dapat dipastikan masalah tersebut perlu diatasi oleh
pengambilan keputusan terpogram. Pengambilan keputusan terprogram
sebenarnya dimaksudkan untuk melaksanakan peraturan, atau prosedur yang
kita gunakan agar membuat keputusan yang tepat dan cepat, sehingga kita
dapat lebih mengerjakan kegiatan lain, yang lebih penting.
2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram
Berkaitan dengan masalah yang tidak biasa atau merupakan pengecualian.
Apabila suatu masalah jarang muncul untuk dicakup oleh suatu kebijakan atau
demikian penting yang memerlukan perlakuan khusus, maka harus ditangani
sebagai keputusan tidak terprogram. Contoh dari masalah untuk ditangani
dengan pengambilan keputusan terprogram yaitu seperti cara mengalokasikan
suatu sumber daya organisasi, apa yang harus dilakukan mengenai jenis
produk yang gagal, cara memperbaiki hubungan dengan masyarakat, hampir
semua masalah signifikan yang akan dihadapi oleh manajer biasanya
memerlukan keputusan tidak terprogram.

Tidak ada komentar: