Kamis, 31 Desember 2020

Pengertian Kebermaknaan Hidup (skripsi dan tesis)


Salah satu ahli psikologi eksistensial adalah Viktor Frankl yang terkenal
dengan Logoterapinya. Viktor Frankl adalah seorang psikiater dari Austria yang
merupakan pelopor bagi aliran ketiga dalam Psikologi yaitu Psikologi Eksistensial.
Beliau mulai menemukan dan membuat pendekatan eksistensial berdasarkan
pengalaman hidupnya sendiri ketika menjadi tawanan di Kamp Konsentrasi Nazi
Jerman di Austwich. Dalam kehidupan yang penuh penderitaan di dalam Kamp Nazi
tersebut, Viktor Frankl menemukan adanya individu yang mampu bertahan hidup
dengan rasa semangat yang tetap tinggi walaupun hampir kebanyakan tawanan lain
sudah putus asa dan bahkan mencoba bunuh diri (Koswara, 1992). Menurut Victor
Frankl makna hidup merupakan proses penemuan suatu hakekat yang sangat berarti
bagi individu. Pencarian makna hidup pada tiap orang berbeda, ini merupakan
alasan yang mendasar dari tiap individu. Makna hidup dapat dicapai dari nilai kreatif,
nilai penghayatan dan nilai bersikap. Nilai kreatif mengilhami individu untuk
menghasilkan, menciptakan dan mencapai sukses di dalam suatu pekerjaan. Nilai
penghayatan mencakup pengalaman positif seperti cinta dan penghargaan terhadap
keindahan. Nilai bersikap membawa seseorang kepada pilihan bersikap terhadap
kondisi negatif yang tidak dapat dihindari seperti ketidakadilan (Debats, 1993).
Frankl (1970) menyatakan bahwa kehidupan bukanlah sesuatu yang hampa.
Makna hidup bermula dari sebuah visi kehidupan, harapan dan merupakan alasan
kenapa individu harus tetap hidup. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap
penting, dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga
layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Makna hidup apabila
berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan
demikian berarti dan berharga. Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu
sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak
menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan.
Menurut Frankl makna hidup hanya ada satu di dalam setiap situasi. Individu
akan dipandu oleh suara hati secara intuisi untuk menemukan makna hidup
sebenarnya. Keadaan mendesak secara kuat mempengaruhi dalam mencapai
makna hidup, sebagian besar bergantung pada sikap individu terhadap keadaan
mereka. Jika individu tidak mengejar makna hidupnya dia mengalami vacuum
existential atau meaninglessness. Hal ini sering diiringi dengan perasaan kebosanan,
ketidakpedulian, perasaan tidak bermakna, kehampaan, kurangnya orientasi
bertujuan, sikap apatis, serta ketidakpuasan terhadap hidup (Debats, 1993). Pencipta
logoterapi ini mengungkapkan bahwa kebermaknaan hidup adalah sebuah motivasi
yang kuat dan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan yang
berguna, sedangkan hidup yang berguna adalah hidup yang terus menerus
memberi makna baik pada diri sendiri maupun orang lain (Bastaman, 2007).
Frankl mengatakan individu yang memiliki kebermaknaan hidup yang tinggi, akan
memberikan nilai-nilai yang positif terhadap pengalaman yang pernah dialaminya
akan mengantarnya pada penilaiaan diri dan pemahaman diri yang positif, karena
individu cenderung mampu merasa puas terhadap diri dan hidupnya (Bastaman,
1996).
Hidup adalah rangkaian permainan yang tak lepas dari menang-kalah, sedihsenang,
derita-bahagia, sukses-gagal, pasang-surut, gelap-terang, malam-siang, dan
seterusnya. Permainan hidup yang seperti dua sisi mata uang ini, memercikkan
gelombang elektromagnetik. Kekalahan atau kemenangan yang besar akan
membangkitkan energi yang besar pula. Demikian pula kegagalan dan kesuksesan
yang dahsyat, akan menimbulkan energi yang dahsyat pula ( Ronnie, 2005). Ronnie
Dani penulis buku yang berjudul “menyibak tabir hidup” mengatakan bahwa energi
yang ditimbulkan dari segala peristiwa yang menghias kehidupan keseharian kita ini
bersifat netral. Tidak negatif dan tidak juga positif. Kitalah kemudian melabelinya
dengan istilah positif atau negatif, karena cara pandang kita, karena pemikiran kita
terhadap apa yang terjadi. Itu, seperti yang dikatakan oleh Epicterus yang hidup di
Yunani ribuan tahun yang lalu, “Men are disturbed not by things that happen, but by
their opinion of the things that happen”.( manusia terusik bukanlah disebabkan oleh
apa yang terjadi, tetapi oleh pendapatnya sendiri tentang apa yang terjadi itu). Energi
adalah kekuatan, power. Daya yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu.
Gelombang energi yang ditimbulkan oleh kegagalan, kekecewaan, dan penderitaan
yang luar biasa, akan berdaya luar biasa apabila mampu kita salurkan ke hal-hal
yang positif. Kebangkitan, ketegaran dan kebesaran jiwa adalah hasil akhir dari
energi ini.
Makna hidup bisa berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain dan
berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting bukan makna hidup
secara umum, melainkan makna khusus dari hidup seseorang pada suatu saat
tertentu. Pertanyaan yang bersifat umum bisa disamakan dengan pertanyaan berikut
yang diajukan kepada seorang juara catur, “Coba katakan, apa langkah catur yang
paling baik di dunia?” Tentu saja tidak ada langkah terbaik, bahkan tidak ada langkah
baik tanpa memperhitungkan situasi permainan dan kepribadian dari lawan main kita.
Hal serupa berlaku dalam kehidupan manusia. Orang tidak boleh mencari makna
hidup yang abstrak. Setiap manusia memiliki pekerjaan dan misi untuk
menyelesaikan sebuah tugas khusus. Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak
bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu, setiap manusia memiliki
tugas yang unik untuk menyelesaikan tugasnya (Lala Hermawati, 2004).
Tokoh yang lain adalah Maslow, menurut Maslow makna hidup merupakan
sesuatu yang muncul secara intrinsik dari diri manusia sendiri. Manusia harus
memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu untuk memenuhi nilai-nilai diri dalam
hidupnya. Bila kebutuhan-kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka nilai-nilai itu akan
menjadi energi motivasional bagi individu untuk mendedikasikan diri pada usaha
memenuhi nilai-nilai tersebut. Apabila individu memilih melakukan aktivitas-aktivitas
yang sesuai dengan nilai-nilai intrinsik dalam dirinya, maka ia akan mendapatkan
makna hidup yang bernilai positif dan menyehatkan bagi perkembangan kepribadian.
Makna hidup menurut Maslow tak lain adalah meta motive, meta-needs atau growth
need, yaitu suatu kebutuhan yang muncul dalam diri manusia untuk meraih tujuan,
melanjutkan kehidupan, dan menjadi individu yang lebih baik. Manusia harus
memenuhi basic needsnya terlebih dahulu, sebelum berusaha memenuhi growth
needs. Manusia yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, tapi tidak berhasil
memenuhi nilai-nilai dalam dirinya akan menjadi sakit. Manusia yang berhasil
menemukan makna hidupnya akan merasa dirinya penting dan bermakna (Debats,
1993). Semua analisis eksistensial menyepakati bahwa kesadaran pada dasarnya
adalah intensional dan dunia manusia pada dasarnya merupakan hasil penciptaan
(pemaknaan) manusia dan ia hidup dalam dunia yang telah “diciptakan” atau
dimaknakannya (Abidin, 2002)

Tidak ada komentar: