Johnson menyatakan bahwa : Berpikir kreatif adalah sebuah
kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi,
menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan
ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif, yang membutuhkan
ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh, meliputi aktivitas mental
seperti:1
a) Mengajukan pertanyaan.
b) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pikiran terbuka.
c) Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
d) Menghubung-hubungkan berbagai hal yang bebas.
e) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru
dan berbeda.
f) Mendengarkan intuisi.
Munandar meyakini bahwa kreativitas bukan sebagai kemampuan
untuk menciptakan hal-hal baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, termasuk pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh seseorang selama hidupnya.2
Menurut Munandar setiap manusia memiliki sifat kreativitas karena
otak manusia senang menemukan pola, yaitu dengan menghubungkan satu
hal dengan hal lainnya untuk menemukan makna. Jika dalam proses
belajar siswa berlatih menghubungkan sesuatu yang tampak tidak
berhubungan, maka siswa membentuk otak untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan baru yang mungkin siswa lewatkan dan
menemukan pola baru yang tidak terpikir oleh siswa, seandainya siswa
tidak membangun hubungan.
Banyak cara untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, di
mana para siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas
belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif pada siswa
adalah kemampuan siswa untuk berpikir terbuka, luas dan
mengembangkan imajinasinya secara optimal sehingga mampu
menghasilkan ide-ide baru atau pemecahan (solusi) baru terhadap
permasalahan lama yang sering dialami siswa selama proses belajarnya
berlangsung.
Namun disini yang dimaksudkan untuk berpikir kreatif adalah guru,
di mana guru pada dasarnya dituntut untuk sealalu aktif dan kreatif pada
saat terjadinya proses pembelajaran. Terlebih pada guru agama, seorang
guru agama harus kreatif dalam menyajikan materi pembelajaran, entah itu kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran maupun media
pembelajaran supaya pembelajaran tidak terkesan monoton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar