Dalam pembelajaran visual, di mana peserta didik lebih banyak
menyerap informasi melalui mata, hal-hal yang dapat guru lakukan untuk
memaksimalkan kemampuan belajar peserta didik adalah:4
a. Biarkan mereka duduk di bangku paling depan, sehingga mereka bisa
langsung melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan
tulis.
b. Anjurkan siswa mencari materi yang akan diajarkan untuk pertemuan
yang akan datang agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang
diajarkan.
c. Selain tulisan, buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram, flow-chart
menjelaskan sesuatu.
d. Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus
dihafalkan e. Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar.
f. Tulis ulang apa yang ada di papan tulis.
g. Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan.
Untuk pembelajar auditory, di mana peserta didik lebih banyak
menyerap informasi melalui pendengaran, hal-hal yang bisa dilakukan
untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah:5
a. Gunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dll)
b. Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras.
c. Seringlah memberi pertanyaan kepada mereka.
d. Membuat diskusi kelas.
e. Menggunakan rekaman.
f. Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata.
g. Biarkan mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata
pelajaran.
h. Belajar berkelompok.
Sedangkan untuk pembelajar kinestetik, di mana peserta didik lebih
banyak menyerap informasi melalui gerakan fisik, hal-hal yang bisa
dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah:6
a. Perbanyak praktek lapangan (field trip).
b. Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung.
c. Membuat model atau contoh-contoh d. Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk
dalam posisi yang nyaman, seperti belajar diluar kelas.
e. Perbanyak praktek di laboratorium.
f. Boleh menghafal sesuatu sambil bergerak, berjalan atau mondarmandir.
g. Perbanyak simulasi dan role playing.
h. Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Dalam prakteknya, satu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok
pembelajar semacam ini. Karena itulah, tidak bisa seorang guru hanya
mempraktekkan satu metode belajar mengajar untuk diterapkan di seluruh
kelas. Bayangkan jika guru mengajar hanya dengan metode ceramah mulai
dari awal hingga akhir. Jika dalam satu kelas kecenderungannya lebih
banyak pembelajar visual atau kinestetis, maka yang terjadi adalah suasana
yang tidak menyenangkan. Jika di dalam sebuah kelas terjadi kekacauan
seperti adanya siswa-siswa yang susah untuk dikondisiskan, guru-guru
kreatif dan mempunyai inovasi yang tinggi akan segera mengganti proses
belajar mengajar dengan mempertimbangkan keragaman gaya belajar
siswa. Tidak lagi kemudian menggunakan metode ceramah, tetapi
menggunakan metode yang lain yang memungkinkan, misalnya diskusi
kelompok ataupun mengajak mereka dalam suatu permainan agar tidak
membosankan.
Namun demikian, yang masih sering terjadi adalah, karena guru
merasa tidak diperhatikan, mereka kemudian menggunakan kekuasaan
23
mereka sebagai guru dengan melakukan bentakan yang keras, biasanya
disertai ancaman kalau tidak mendengarkan maka mereka akan
mendapatkan hukuman.
Pola belajar mengajar semacam ini tidak saja membuat proses
belajar mengajar menjadi sesuatu yang mengerikan dan membuat trauma
bagi anak didik, tetapi juga mengaduk-aduk dan menyita emosi guru
secara terus menerus. Akibatnya, bisa ditebak, tekanan kerja yang semakin
berat membuat proses belajar mengajar bagi guru menjadi beban yang
tidak lagi menyenangkan.
Karena itulah, kreativitas dan kemampuan guru untuk memahami
gaya belajar siswa sangat penting agar suasana di dalam kelas bisa
dibangun dengan lebih kondusif dan menyenangkan untuk belajar. Dengan
demikian, sekolah akan menjadi tempat yang menyenangkan, bagi guru,
siswa, dan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar