Selasa, 26 Januari 2021

Dimensi Religiusitas (skripsi dan tesis)

 Hurlock (1973 dalam Ghufron & Risnawati, 2012) mengatakan bahwa religiusitas terdiri dari dua unsur, yaitu unsur keyakinan terhadap ajaran agama dan unsur pelaksanaan ajaran agama. Spinks (1963 dalam Ghufron & Risnawati, 2012) mengatakan bahwa religiusitas meliputi adanya keyakinan, adat, tradisi dan juga pengalaman-pengalaman individual. Pembagian dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark (dalam Shaver dan Robinson 1975 dalam Ghufron & Risnawati,2012) terdiri dari lima dimensi, di antaranya. a. Dimensi keyakinan (the ideological dimension) Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima dan mengakui hal-hal yang dogmatik dalam agamanya. Misalnya keyakinan adanya sifat-sifat Tuhan, adanya malaikat, surga, para Nabi dan sebagainaya. b. Dimensi peribadatan atau praktik agama (the ritualistic dimension) Dimensi ini adalah tingkatan sejauh mana seseorang menunaikan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Misalnya menunaikan shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya. c. Dimensi feeling atau penghayatan (the experiencal dimension) Dimensi penghayatan adalah perasaan keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan seperti merasa dekat dengan Tuhan. Tentram saat berdoa, tersentuh mendengar ayat kitab suci Al-Qur’an, merasa takut berbuat dosa, merasa senang doanya dikabulkan, suka menolong orang kesusahan dan sebagainya d. Dimensi pengetahuan agama (the intellectual dimension) Dimensi ini adalah seberapa jauh seseorang mengetahui dan memahami ajaran-ajaran agamanya terutama yang ada dalam kitab suci, hadis, pengetahuan tentang fikih, dan sebagainya. e. Dimensi pengamalan (the consequential dimension) Dimensi pengamalan adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan sosial. Misalnya mendermakan harta untuk keagamaan dan sosial, menjenguk orang sakit, mempererat silaturahmi dan sebagainya. Nashori 1997 (dalam Ghufron & Risnawati, 1997) menjelaskan bahwa orang yang memiliki tingkat religiusitas akan mencoba selalu patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya, selalu berusaha mempelajari pengetahuan agama, menjalankan ritual agama, meyakini doktrin-doktrin agamanya, dan selanjutnya merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Seseorang dapat dikatakan religius jika orang tersebut mampu melaksanakan dimensi-dimensi religiusitas tersebut dalam perilaku dan kehidupannya.

Tidak ada komentar: