Pulic (1997) menyatakan komponen modal intelektual terdiri dari tiga
kategori pengetahuan yaitu, pengetahuan yang berkaitan dengan karyawan
(human capital), pengetahuan yang berkaitan hanya dengan perusahaan
(structural capital), dan pengetahuan yang berkaitan dengan pelanggan atau
pihak eksternal (customer capital). Berikut adalah penjelasan masing-masing
komponen:
a. Human Capital (HC)
Human capital mencakup semua karyawan dengan pengetahuan,
kemampuan, sikap, kapasitas, perilaku, pengalaman, dan emosi individu
dan kolektif mereka. Ketika karyawan dapat menerapkan pengetahuan
dan kemampuan mereka di tempat kerja, dengan demikian karyawan
tersebut telah berkontribusi pada penciptaan nilai perusahaan. Dalam hal
ini orang yang paling cerdas sekalipun tidak bisa menjadi modal
perusahaan jika mereka tidak tahu bagaimana cara melakukannya (Pulic,
et al., 2009).
b. Structural Capital (SC)
Structural capital adalah infrastruktur pendukung modal manusia yang
merupakan hasil dari aktifitas modal manusia di masa lalu. Modal
struktural mengacu pada semua faktor tidak berwujud perusahaan yang
memungkinkan kesuksesan bisnis dan daya saing. Aktivitas modal
manusia dapat meningkatkan atau menghancurkan structural capital.
Karyawan dapat meninggalkan perusahaan kapan saja. Sebaliknya,
23
pengetahuan yang diberikan kepada pelanggan diterapkan dan
dimasukkan ke dalam proses bisnis, program, produk dan layanan, yang
bisa berada tetap di perusahaan dan menjadi modal struktural yang
dimiliki oleh perusahaan. Sehingga terdapat dua komponen modal
struktural yaitu modal organisasi dan modal pelanggan (Pulic, et al.,
2009).
c. Customer Capital (CC)
Customer capital diperlakukan sebagai posisi independen dalam
beberapa model intellectual capital, sementara yang lain dipandang
sebagai modal hubungan. Modal pelanggan terdiri dari hubungan dengan
pelanggan (pembeli, klien, dan tamu) dan basis data dengan informasi
yang relevan tentang pelanggan. Customer capital juga mengacu pada
nilai yang berasal dari dan diciptakan melalui hubungan yang
berkelanjutan dengan pelanggan. Fokus pelanggan yang serius dan
sistematis memungkinkan perusahaan untuk bereaksi terhadap tren baru,
untuk mengembangkan produk-produk inovatif, untuk mendidik dan
melatih staf mereka dengan cara yang benar (penjualan, penerimaan) dan
untuk membangun citra perusahaan (Pulic, et al., 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar