Altruisme berasal dari kata “alter” yang artinya “orang lain”.
Secara bahasa altruism adalah perbuatan yang berorientasi pada kebaikan
orang lain. Comte membedakan antara perilaku menolong dengan altruism
dengan perilaku menolong yang egois. Menurutnya dalam memberikan
pertolongan, manusia memiliki dua motif (dorongan), yaitu altruis dan
egois. Kedua dorongan tersebut sama-sama ditujukan untuk memberikan
pertolongan. Perilaku menolong yang egois tujuannya justru mencari
manfaat untuk diri si penolong atau dia mengambil manfaat dari orang
yang ditolong. Sedangkan perilaku menolong altruis yaitu perilaku
menolong yang ditujukan semata-mata untuk kebaikan orang yang
ditolong. Selanjutnya Comte menyebut perilaku ini dengan altruisme
(Taufik, 2012).
Menurut David O. Sears (1991), altruism adalah tindakan sukarela
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang
lain tanpa mengharapkan apapun kecuali mungkin perasaan melakukan
kebaikan (Fuad, 2008).
Dalam artikel berjudul Altruisme dan Filantropis
(Borrong, 2006), altruism diartikan sebagai kewajiban yang ditujukan pada
kebaikan orang lain. Suatu tindakan altruistic adalah tindakan kasih yang dalam bahasa Yunani disebut agape. Agape adalah tindakan mengasihi
atau memperlakukan sesama dengan baik untuk tujuan kebaikan orang itu
dan tanpa dirasuki oleh kepentingan orang yang mengasihi.
Menurut Glasman (2009) altruism adalah konsep perilaku
menolong seseorang yang didasari oleh keuntungan atau manfaat yang
akan diterima pada kemudian hari dan dibandingkan dengan pengorbanan
yang ia lakukan saat ini untuk menolong orang tersebut. Manfaat yang
didapat dari menolong orang lain harus lebih besar dibandingkan dengan
pengorbanan yang dilakukan untuk menolong orang tersebut (Bambang,
2015).
Berdasarkan pengertian beberapa tokoh di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa altruisme merupakan tindakan menolong orang lain
secara sukarela tanpa mengharap balasan apapun demi mensejahterakan
orang lain yang ditolongnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar