Mussen, Paul Henry, dkk (1984) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi
seringkali dimanifestasikan dalam perilaku motivasi berprestasi, seperti tekun
dalam tugas yang sulit, bekerja giat untuk mencapai penguasaan, dan memilih
tugas yang menantang tetapi tidak terlalu sulit.
Buku yang membahas karakteristik ini antara lain Johnson dan
Schwitzgebel dan Kalb (dalam Djaali, 2009). Dari uraian mereka dapat
disimpulkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil- hasilnya dan bukan tugas atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan.
b. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah
dicapai atau terlalu beras resikonya.
c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan
segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.
d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik.
f. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keberuntungan
lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang
prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
Sementara itu, Heckhausen (dalam Santi, 2009) mengemukakan enam sifat
individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu:
a. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menghadapi tugas yang berhubungan
dengan prestasi.
b. Mempunyai sifat yang lebih berorientasi ke depan, dan lebih dapat
menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan (reword) pada
waktu kemudian.
c. Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
d. Tidak suka membuang-buang waktu.
e. Dalam mencari pasangan lebih suka memilih orang yang mempunyai
kemampuan daripada orang yang simpatik.
f. Lebih tangguh dalam mengerjakan tugas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar