A. Maslow (Siagian, 1996: 149) membuat needs hierarchy theory untuk
menjawab tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan manusia
diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Perwujudan dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok manusia
yaitu sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan individu. Kebutuhan ini
dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar, Karena tanpa pemenuhan
kebutuhan tersebut, seseorang tidak dapat dikatakan hidup normal. Meningkatnya
kemampuan seseorang cenderung mereka berusaha meningkatkan pemuas kebutuhan
dengan pergeseran dari kuntitatif ke kualitatif. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang amat primer, karena kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia dilahirkan.
Misalnya dalam hal sandang. Apabila tingkat kemampuan seseorang masih rendah,
kebutuhan akan sandang akan dipuaskan sekedarnya saja. Jumlahnya terbatas dan
mutunya pun belum mendapat perhatian utama karena kemampuan untuk itu
memang masih terbatas. Akan tetapi bila kemampuan seseorang meningkat, pemuas
akan kebutuhan sandang pun akan ditingkatkan, baik sisi jumlah maupun mutunya.
Demikian pula dengan pangan, seseorang dalam hal ini guru yang ekonominya masih
rendah, kebutuhan pangan biasanya masih sangat sederhana. Akan tetapi jika
kemampuan ekonominya meningkat, maka pemuas kebutuhan akan pangan pun
akan meningkat. Hal serupa dengan kebutuhan akan papan/perumahan. Kemampuan
ekonomi seseorang akan mendorongnya untuk memikirkan pemuas kebutuhan
perumahandengan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif sekaligus.
b. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya diartikan
dalam arti keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan psikologis dan perlakuan
yang adil dalam pekerjaan.Karena pemuas kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan
kekaryaan seseorang, artinya keamanan dalam arti fisik termasuk keamanan
seseorang didaerah tempat tinggal, dalam perjalanan menuju ke tempat bekerja, dan
keamanan di tempat kerja.
c. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat memenuhi kebutuhan
sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain, sehingga mereka harus berinteraksi
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
d. Kebutuhan akan Harga Diri (Esteem Needs)
Semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan statusnya oleh orang
lain. Situasi yang ideal adalah apabila prestise itu timbul akan menjadikan prestasi
seseorang. Akan tetapi tidak selalu demikian, karena dalam hal ini semakin tinggi
kedudukan seseorang, maka akan semakin banyak hal yang digunakan sebagai simbol
statusnya itu. Dalam kehidupan organisasi banyak fasilitas yang diperoleh seseorang
dari organisasi untuk menunjukkan kedudukan statusnya dalam organisasi.
Pengalaman menunjukkan bahwa baik dimasyarakat yang masih tradisional maupun
di lingkungan masyarakat yang sudah maju, simbol – simbol status tersebut tetap
mempunyai makna penting dalamkehidupan berorganisasi.
e. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Hal ini dapat diartikan bahwa dalam diri seseorang terdapat kemampuan yang
perlu dikembangkan, sehingga dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap
kepentingan organisasi. Melalui kemampuan kerja yang semakin meningkat akan
semakin mampu memuaskan berbagai kebutuhannya dan pada tingkatan ini orang
cenderung untuk selalu mengembangkan diri serta berbuat yang lebih baik