Rabu, 30 September 2020

Teori Perkembangan Moral (Theory of Moral Development) (skripsi dan tesis)

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan pengembangan teori struktural-kognitif yang telah dilakukan Piaget sebelumnya. Di atas bangunan teori Piaget itu, Lawrence Kohlberg mengusulkan suatu teori perkembangan pemikiran moral (theory of moral development). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu melalui sebuah "urutan berbagai tahapan" (invariant sequence of stages) moral. Tiap-tiap tahap ditandai oleh struktur mental khusus (distinctive) yang diekspresikan dalam bentuk khusus penalaran moral (Kneller,1984: 110). Ada enam tingkatan dalam Teori Kohlberg seperti yang dijelaskan McLeod (2011), Tingkatan tersebut terbagi ke dalam tiga bagian:
 a. Taraf Pra-Konvensional Bagian pertama disebut dengan Pre-conventional, dalam bagian ini pembuatan keputusan moral didasarkan pada imbalan dan hukuman. Pada taraf ini terdiri dari dua tahapan yaitu : 
 1. Obedience and Punishment Orientation 
Akibat-akibat fisik dari tindakan menentukan baik buruknya tindakan tersebut menghindari hukuman dan taat secara buta pada yang berkuasa diangga bernilai pada dirinya sendiri. 
2. Individualism and Exchange Akibat dalam tahap ini beranggapan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang dapat menjadi alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. Hubungan antar manusia dianggap sebagai hubungan jual beli di pasar.
 b. Taraf Konvensional 
Bagian kedua disebut Conventional, dalam bagian ini pembuatan keputusan moral didasarkan pada aturan-aturan sosial dan kebutuhan sesama. Pada taraf ini mengusahakan terwujudnya harapan-harapan keluarga atau bangsa bernilai pada dirinya sendiri. Dua tahap dalam taraf ini adalah : 
1. Good Interpersonal Relationships atau “good boy-nice girl” orientation Individu berusaha membuat dirinya wajar seperti pada umumnya individu lain bertingkah laku. Intensi tingkah laku walaupun kadangkadang berbeda dari pelaksanaanya sudah diperhitungkan, misalnya individu-individu yang mencuri buat anaknya yang hampir mati dianggap berintensi baik. 
 2. Maintaining the Social Order 
Otoritas peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan dan pemeliharaan ketertiban sosial dijunjung tinggi dalam tahap ini. Tingkah laku disebut benar, bila orang melakukan kewajibannya, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban sosial. 
c. Taraf Pos-Konvensional Bagian ketiga disebut dengan post-conventional, dalam bagian ini pembuatan keputusan moral didasarkan pada pemikiran moral dimana kebaikan bagi masyarakat telah diperhitungkan. Pada taraf ini seorang individu berusaha mendapatkan perumusan nilai-nilai moral dan berusaha merumuskan prinsip- prinsip yang sah (valid) dan yang dapat diterapkan entah prinsip itu berasal dari otoritas orang atau kelompok yang mana. Tahapannya adalah : 1. Social Contract and Individual Rights 
Dalam tahap ini orang mengartikan benar-salahnya suatu tindakan atas hak-hak individu dan norma-norma yang sudah teruji di masyarakat. Disadari bahwa nilai-nilai yang bersifat relatif, maka perlu ada usaha untuk mencapai suatu konsensus bersama.  
2. Universal Principles
 Benar salahnya tindakan ditentukan oleh keputusan suara nurani hati. Sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dianut oleh orang yang bersangkutan, prinsip prinsip etis itu bersifat abstrak. Pada intinya prinsip etis itu adalah prinsip keadilan, kesamaan hak, hak asasi, hormat pada harkat( nilai) manusia sebagai pribadi. Asumsi-asumsi yang digunakan Kohlberg (dalam Falah, 2007), cara untuk mengembangkan teorinya sebagai berikut: (a) bahwa kunci untuk dapat memahami tingkah laku moral seseorang adalah dengan memahami filsafat moralnya, yakni dengan memahami alasan-alasan yang melatarbelakangi perbuatannya, (b) tingkat perkembangan tersusun sebagai suatu keseluruhan cara berpikir. Setiap orang akan konsisten dalam tingkat pertimbangan moralnya, (c) konsep tingkat perkembangan moral menyatakan rangkaian urutan perkembangan yang bersifat universal, dalam berbagai kondisi budaya. Sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut, konsep perkembangan moral menurut teori Kohlberg memiliki empat ciri utama. Pertama, tingkat perkembangan itu terjadi dalam rangkaian yang sama pada semua orang. Seseorang tidak pernah melompati suatu tingkat. Perkembangannya selalu ke arah tingkat yang lebih tinggi. Kedua, tingkat perkembangan itu selalu tersusun berurutan secara bertingkat. Dengan demikian, seseorang yang membuat pertimbangan moral pada tingkat yang lebih tinggi, dengan mudah dapat memahami pertimbangan moral tingkat yang lebih rendah. Ketiga, tingkat perkembangan itu terstruktur sebagai suatu keseluruhan. Artinya, seseorang konsisten pada tahapan pertimbangan moralnya. Keempat, tingkat perkembangan ini memberi penekanan pada struktur pertimbangan moral, bukan pada isi pertimbangannya (Falah, 2007).

Tidak ada komentar: