Rabu, 29 Juni 2022

Manajemen Laba (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Suwardjono (2013: 456) menyebutkan bahwa laba dipandang sebagai elemen yang cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasikan kinerja suatu entitas secara keseluruhan. Dengan adanya informasi laba, perusahaan berharap bahwa informasi ini bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Dalam penyajian laba, diharapkan dapat digunakan sebagai: a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan i. Dasar pembagian dividen Penyajian laba dalam laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi seluruh kepentingan dari pengguna laporan keuangan. Namun pada kenyataannya susah untuk diterapkan. Terdapat dua sudut pandang berbeda yang diperhatikan perusahaan dalam pelaporan keuangan yaitu dari sudut pandang pemerintah dan 20 investor/kreditor. Dalam sudut pandang pemerintah yang berkaitan dengan pungutan pajak, sebagai subjek pajak maka perusahaan akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak dengan cara merendahkan laba. Namun berbeda dalam sudut pandang investor dan kreditor. Dalam perolehan dana dari penjualan saham yang diperoleh dari investor dan perolehan dana hutang dari kreditor, maka perusahaan akan berusaha menunjukkan laporan keuangan sebaik mungkin dengan mengungkapkan laba yang tinggi. Oleh karena itu timbul praktik manajemen laba. Manajemen laba menurut Scott (2000: 423) merupakan pilihan manajemen atas kebijakan akuntansi sehingga mencapai tujuan pelaporan laba yang diinginkan. Ada beberapa pola dalam melakukan manajemen laba, yaitu: 1. Taking a bath Pola ini memperlakukan laba dengan cara membuat laba tahun berjalan dilaporkan dengan sangat rendah. Biaya periode yang akan datang digeser ke pperiode berjalan. Hal ini dikarenakan adanya pergantian CEO pada periode tersebut. Dengan begitu diharapkan pada pperiode yang akan datang laba yang dihasilkan akan tinggi, sehingga CEO baru mendapat image dan juga kompensasi bonus yang tinggi. 2. Income minimization Pola ini memperlakukan laba dengan cara meminimalkan laba periode berjalan dengan tujuan untuk menghindari perhatian dari pemerintah, seperti meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.   3. Income maximization Pola ini memperlakukan laba dengan cara memaksimalkan laba periode berjalan dengan tujuan untuk menentukan kompensasi bonus. Ketika perusahaan mendekati pelanggaran kontrak hutang jangka panjang perusahaan juga akan memaksimalkan labanya. 4. Income smoothing Pola ini seringkali dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan melakukan pola ini perusahaan dapat mengatur tinggi rendah laba yang dilaporkan guna menghindari jumlah laba yang fluktuasi tiap tahunnya, sehingga perusahaan akan dianggap stabil dan perusahaan tersebut tidak terlalu berisiko

Tidak ada komentar: