Minggu, 31 Mei 2020

Tipe Kepribadian Eysenck (skripsi dan tesis)

 Ada berbagai jenis kepribadian dengan karakteristiknya masing – masing. Oleh karena itu, beberapa ahli melakukan klasifikasi berdasarkan karakteristiknya sehingga mempermudah individu untuk mengenali jenis kepribadiannya. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan Big Five Personality merupakan salah satu bentuk klasifikasi kepribadian yang telah dilakukan oleh para ahli. Myers-Briggs Type Indicator mencoba mengklasifikasikan kepribadian kedalam 16 tipe kepribadian yang terbagi atas empat karakteristik, yaitu ekstravert – introvert, sensitif – intuitif, pemikir – perasa, dan memahami – menilai. Berbeda dengan MBTI, Big Five Personality mengklasifikasikan kepribadian kedalam lima besar dimensi kepribadian yang saling mendasari dan mecakup sebagian besar variasi yang signifikan. Faktor – faktor kelima model ini mencakup ekstraversi, mudah akur dan bersepakat, berhati – hati, stabilitas emosi, serta terbuka terhadap hal – hal baru (http://id.m.wikipedia.org) Eysenck (Alwisol, 2011) mengkonsepkan ekstraversi dan introversi sebagai kepribadian yang dipengaruhi oleh kondisi fisiologis yang bersifat keturunan. Individu dengan kepribadian ekstraversi cenderung memilih kegiatan yang berbaur dengan banyak orang, demikian sebaliknya dimana individu intraversi lebih memiih kegiatan yang tidak melibatkan banyak orang. Carl Jung juga membagi orientasi kepribadian kedalam dua sikap yaitu ekstraversi dan intraversi, dimana sikap ekstraversi mengarahkan individu kedunia luar, dunia objektif sedangkan sikap intraversi mengarahkan individu kedunia dalam, dunia subjektif (Hall & Lindzey, 2009). Kedua sikap ini yang berlawanan ini dimiliki oleh setiap kepribadian. Artinya dalam kepribadian yang dimiliki individu terdapat sikap ektstraversi dan introversi, tetapi biasanya salah satunya dalam keadaan dominan dan sadar sementara yang lainnya kurang dominan dan tak sadar.
a. Karakteristik Kepribadian Ekstravert 
Setiap kepribadian menjadi unik dan berbeda serta mudah dibedakan antara satu dengan yang lainnya disebabkan oleh adanya sifat atau  karakteristik tertentu. Eysenck (Alwisol, 2011) juga menggambarkan individu dengan kepribadian tipe ekstravert sebagai individu yang sosiabel, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi riang, dominan, bersemangat dan berani. Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan kepribadian tipe ekstravert menyukai kegiatan yang berhubungan dengan orang lain serta tidak diam di satu tempat. Karakteristik ini akan semakin tampak nyata ketika individu tersebut berada dalam situasi sulit atau memiliki permasalahan terntentu. Individu dengan kepribadian tipe ekstravert cenderung terburu – buru dan tidak bisa berpikir dengan benar ketika menghadapi permasalahan tertentu, sehingga solusi untuk permasalahannya cenderung diambil tanpa memikirkan konsekuensinya. Selain itu, individu ekstravert cenderung melibatkan orang lain dalam permasalahan yang dihadapinya. Hal ini terjadi karena individu ekstravert akan mengalami stress yang berlebihan ketika harus menghadapi permasalahannya sendiri. Bagi individu ekstravert, kehadiran dan dukungan dari orang lain sangat penting dalam kehidupan ataupun permasalahannya. Ketika dukungan yang diharapkannya tidak terpenuhi maka individu dengan tipe kepribadian ekstravert ini akan cenderung melampiaskan stress yang dirasakannya pada hal – hal yang bersifat negatif dan merusak dirinya sendiri. Mereka akan melakukan hal – hal yang tidak disukai oleh orang lain dengan harapan orang lain dapat mengerti apa yang diinginkannya (Chen, 2002). 
 b. Karakteristik Kepribadian Introvert 
Individu dengan tipe kepribadian introverst memiliki ciri kepribadian yang berbanding terbalik dengan tipe ekstraverst. Eysenck mengatakan bahwa ciri kepribadian introvert merupakan kebalikannya. Eysenck menggambarkan individu introvert sebagai makhluk yang individual, pasif, tertutup, tenang, dan berhati – hati sehingga individu introvert lebih menyukai kegiatan yang tidak berkaitan dengan keramaian serta berhubungan dengan banyak orang . Berbeda dengan individu ekstravert yang membutuhkan dukungan orang lain dalam menghadapi masalahnya, individu dengan kepribadian introvert cenderung berusaha dengan kemampuannya sendiri sampai batas maksimalnya. Ketika menghadapi permasalahan maka akan dipikirkan dengan hati – hati dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada. Individu introvert jarang sekali membagi permasalahannya kepada orang lain, kecuali orang lain tersebut memiliki attachment yang sangat lekat dengannya. Tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh individu ekstravert, individu introvert juga akan mengalami rasa stress bahkan bisa menjadi depresi ketika usaha mengandalkan kemampuan diri sendiri ini gagal. Selain itu, kesulitan untuk menyampaikan apa yang dirasakannya pada orang lain juga akan menambah beban psikisnya (Chen, 2002)

Tidak ada komentar: