Minggu, 31 Mei 2020

Sumber-sumber Resiliensi (skripsi dan tesis)


Menurut Grotberg (1999) ada beberapa sumber yang dapat
mempengaruhi terbentuknya sebuah resiliensi pada diri individu, yaitu
sebagai berikut :
a. I Have
Faktor I Have merupakan dukungan eksternal dan sumber untuk
meningkatkan resiliensi. Sebelum individu menyadari akan siapa dirinya (I
Am) atau apa yang bisa dilakukan (I Can), individu membutuhkan dukungan
eksternal dan sumber daya untuk mengembangkan perasaan keselamatan dan keamanan yang meletakkan fondasi, yaitu untuk mengembangkan resiliensi. I  Have merupakan bantuan dan sumber dari luar yang meningkatkan resiliensi.
Sumber sumbernya adalah sebagai berikut :
1) Trusting relationships (mempercayai hubungan)
Orang tua, anggota keluarga lainnya, guru, dan teman-teman yang
mengasihi dan menerima individu tersebut. Individu dari segala usia
membutuhkan kasih sayang tanpa syarat dari orang tuanya dan juga kasih
sayang dan dukungan emosional dari orang dewasa lainnya sehingga kasih
sayang dan dukungan dari orang lain diharapkan dapat mengimbangi
terhadap kurangnya kasih sayang dari orang tua.
2) Struktur dan aturan di rumah
Orang tua yang memberikan rutinitas dan aturan yang jelas
kepada anak-anaknya, mengharapkan anak-anaknya dapat melakukan
rutinitas tersebut, aturan dan rutinitas tersebut meliputi tugas-tugas yang
dapat dikerjakan individu, sehingga individu dapat memahami perannya
dan akibat dari tindakannya apabila aturan yang telah dibuat dilanggar.
Jika aturan itu dilanggar, individu dibantu untuk memahami bahwa apa
yang dilakukan tersebut salah, kemudian didorong untuk memberitahu
apa yang terjadi, jika perlu dihukum, kemudian dimaafkan dan
didamaikan layaknya orang dewasa. Orang tua tidak mencelakakan anak
dengan hukuman, dan tidak membiarkan orang lain mencelakakan anak
tersebut.
3) Role models
Orang tua, orang dewasa, kakak, dan teman sebaya bertindak
sebagai model perilaku yang diinginkan dan dapat diterima, baik dalam
keluarga dan orang lain. Menunjukkan bagaimana cara melakukan
sesuatu, seperti berpakaian atau menanyakan informasi dan hal ini akan
mendorong individu untuk meniru serta menjadi model moralitas dan
dapat mengenalkan aturan-aturan agama.
4) Dorongan agar menjadi otonom
Orang dewasa, terutama orang tua, mendorong remaja untuk
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain dan berusaha menjadi alat
bantu yang diperlukan untuk membantu remaja menjadi otonom. Memuji
remaja ketika menunjukkan sikap inisiatif dan otonomi. Orang dewasa
sadar akan temperamen remaja, sebagaimana temperamennya sendiri,
jadi orang dewasa dapat menyesuaikan kecepatan dan tingkat
temperamen untuk mendorong remaja untuk dapat otonom.
5) Akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan layanan
keamanan.
Remaja maupun keluarga, memiliki layanan yang dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh
keluarganya yaitu rumah sakit dan dokter, sekolah dan guru, layanan
sosial, serta polisi dan perlindungan kebakaran atau layanan sejenisnya.
b. I Am
Faktor I Am merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri
individu. Hal ini meliputi perasaan, sikap, dan keyakinan di dalam diri
individu. Ada beberapa bagian-bagian dari faktor dari I Am yaitu :
1) Perasaan dicintai dan perilaku yang menarik
Remaja menyadari bahwa orang lain menyukai dan
mengasihinya. Remaja akan bersikap baik terhadap orang-orang yang
menyukai dan mencintainya sehingga remaja mampu mengatur sikap dan
perilakunya jika menghadapi respon-respon yang berbeda ketika
berbicara dengan orang lain.
2) Mencintai, empati, dan altruistik
Remaja mampu mengasihi orang lain akan menyatakan kasih
sayang tersebut dengan banyak cara. Remaja peduli akan apa yang
terjadi pada orang lain dan menyatakan kepedulian itu melalui tindakan
dan kata-kata. Remaja merasa tidak nyaman dan menderita melihat orang
lain kesusahan dan ingin melakukan sesuatu untuk berbagi penderitaan
atau kesenangan.
3) Bangga pada diri sendiri
Remaja mengetahui dirinya adalah seseorang yang penting dan
merasa bangga pada dirinya dan mampu untuk mengejar keinginannya.
Remaja tidak akan membiarkan orang lain meremehkan atau
merendahkannya. Ketika individu mempunyai masalah dalam hidup,
kepercayaan diri dan self esteem membantunya untuk dapat bertahan dan
mengatasi masalah tersebut.
4) Otonomi dan tanggung jawab
Remaja yang mampu melakukan banyak aktivitas dengan sendiri
dan menerima konsekuensi dari perilakunya tersebut merupakan remaja
yang merasa bahwa dirinya mandiri dan bertanggung jawab atas hal
tersebut. Individu yang otonom dan bertanggung jawab mengerti batasan
kontrolnya terhadap berbagai kegiatan dan mengetahui kapan orang lain
turut bertanggung jawab.
5) Harapan, keyakinan, dan kepercayaan
Remaja percaya bahwa ada harapan bagi dirinya dan ada orangorang dan komunitas disekitarnya yang dapat dipercayainya. Remaja
meyakini suatu perasaan benar dan salah, percaya yang benar akan
menang, dan melakukan hal tersebut. Remaja mempunyai rasa percaya
diri dan keyakinan dalam moralitas dan kebaikan, serta dapat
menyatakan hal ini sebagai kepercayaan pada Tuhan atau makhluk
rohani yang lebih tinggi.
c. I Can
I can adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran dalam berkomunikasi dengan orang lain, memecahkan
masalah dalam berbagai seting kehidupan (akademis, pekerjaan, pribadi dan
sosial) dan mengatur tingkah laku, serta mendapatkan bantuan saat
membutuhkannya. Ada beberapa fakor yang mempengaruhi faktor I can yaitu:
1) Berkomunikasi
Remaja memiliki kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran
dan perasaan kepada orang lain dan dapat mendengarkan apa yang
dikatakan orang lain serta merasakan perasaan orang lain.
2) Pemecahan masalah
Remaja dapat menilai suatu permasalahan, penyebab munculnya
masalah dan mengetahui bagaimana cara memecahkannya. Remaja dapat
mendiskusikan permasalahannya dengan orang lain untuk menemukan
solusi yang baik, mempunyai ketekunan untuk bertahan dengan suatu
masalah hingga masalah tersebut dapat terpecahkan.
3) Mengelola berbagai perasaan dan rangsangan
Remaja dapat mengenali perasaannya, dan menyatakannya dengan
kata-kata dan perilaku yang tidak melanggar perasaan dan hak orang lain
atau dirinya sendiri. Remaja juga dapat mengelola rangsangan yang
timbul dalam dirinya untuk memukul, melarikan diri, merusak barang,
berbagai tindakan yang tidak menyenangkan, melainkan remaja mencari
cara yang positif untuk mengatasi rangsangan yang timbul.
4) Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain.
Individu yang dapat memahami temperamennya sendiri yaitu
bagaimana bertingkah, berkeinginan, dan menyesuaikan perilakunya
dalam situasi tertentu diam, reflek dan berhati-hati serta memahami
temperamen orang lain akan mampu menyesuaikan diri dalam kondisi
apa pun serta memiliki kecepatan untuk bereaksi, dan menagani berbagai
macam kondisi.
5) Mencari hubungan yang dapat dipercaya.
Remaja dapat menemukan seseorang misalnya orang tua, saudara,
teman sebaya untuk mendapatkan pertolongan, berbagi perasaan dan
perhatian, guna mencari cara terbaik untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan masalah personal dan interpersonal

Tidak ada komentar: