Minggu, 31 Mei 2020

Pengertian Keluarga Broken Home (skripsi dan tesis)


Menurut Chaplin (2005), broken home menggambarkan keluarga yang
tidak utuh, tanpa kehadiran salah satu dari kedua orangtua yang disebabkan
karena meninggal, perceraian atau meninggalkan keluarga. Hal ini senada
dengan pendapat Wilis (2013) mengungkapkan bahwa broken home dapat
dilihat dari dua aspek yaitu: (1) Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak
utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal atau telah bercerai; (2) Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena  ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan/atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi, misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis.
Wilis (2013) memberi penjelasan mengenai faktor-faktor yang
menyebakan terjadinya krisis keluarga (broken home), yaitu :
a. Kurangnya atau putus komunikasi di antara anggota keluarga terutama
ayah dan ibu
Kurangnya komunikasi antara keluarga sering dituding yaitu faktor
kesibukan sebagai penyebab, dalam keluarga sibuk, dimana ayah dan ibu
keduanya bekerja dari pagi hingga sore hari. Kedua orang tua pulang hampir
malam karena jalanan macet, lalu orang tua merasa lelah, tiba dirumah mata
sudah mulai mengantuk dan tertidur. Hal ini tentu membuat orang tua tidak
memiliki waktu untuk berdiskusi dengan anak-anaknya sehingga lama
kelamaan anak-anak menjadi remaja yang tidak terurus secara psikologis.
b. Sikap egosentrisme
Sikap egosentrisme masing-masing suami-isteri merupakan salah satu
penyebab terjadinya konflik rumah tangga yang berujung pada pertengkaran
terus menerus. Egoisme adalah suatu sifat manusia yang mementingkan dirinya
sendiri, akibat sifat egoisme atau egosentrisme ini adalah sering membuat
orang lain tersinggung dan tidak mau mengikutinya. Sifat egosime orang tua
akan berdampak terhadap anak, yakni timbulnya sikap membandel, sulit
disuruh, dan suka bertengkar dengan saudaranya.
c. Masalah Ekonomi
Dalam permasalahan ekonomi ada dua jenis penyebab krisis keluarga,
yaitu:
1) Kemiskinan
Kemiskinan berdampak terhadap kehidupan keluarga, apabila kehidupan
emosional suami isteri tidak dewasa, maka akan timbul pertengkaran.
2) Gaya hidup
Tidak semua suami atau isteri yang menyukai kehidupan yang glamour,
disinilah awal pertentangan suami isteri, yaitu soal gaya hidup. Jika isteri yang
mengikuti gaya dunia, sedangkan suami ingin biasa saja, maka pertengkaran
dan krisis akan terjadi. Mungkin suami berselingkuh sebagai balas dendam
terhadap isterinya yang sulit diatur.
d. Masalah kesibukan
Kesibukan, adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern
di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi harta dan uang.
Kesibukan orang tua dalam urusan ekonomi sudah menjadi kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri, akan tetapi keluarga yang mengejar kebahagian materi
merupakan hal yang wajar, akan tetapi apabila tidak mampu, jangan stress,
jangan bertengkar, dan jangan bercerai.
e. Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinya krisis di
dalam keluarga. Jika pendidikan suami isteri lebih tinggi, maka wawasan
tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada
suami isteri yang pendidikannya rendah sering tidak memahami liku-liku
keluarga, karenanya sering saling menyalahkan bila terjadi persoalan di
keluarga. Hal ini akan berakibat terjadinya pertengkaran yang mungkin terjadi
perceraian.
f. Masalah perselingkuhan
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perselingkuhan : Pertama,
hubungan suami isteri yang sudah hilang kemesraan dan cinta kasih. Hal ini
berhubungan dengan ketidakpuasan seks, isteri kurang berdandan kecuali ada
undangan atau pesta, cemburu baik secara pribadi maupun hasutan pihak
ketiga; Kedua, tekanan pihak ketiga seperti mertua dan lain-lain (anggota
keluarga lain) dalam hal ekonomi; dan ketiga, adanya kesibukkan masingmasing sehingga kehidupan kantor lebih nyaman dari pada kehidupan keluarga.
g. Jauh dari Agama
Keluarga yang jauh dari agama dan mengutamakan materi dan dunia
semata akan menimbulkan kehancuran keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga
tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat pada Tuhan dan kedua orang
tuanya.

Tidak ada komentar: