Minggu, 31 Mei 2020

Karakteristik Resiliensi Mahasiswa Perantau (skripsi dan tesis)

Mahasiswa perantau merupakan pendatang dari daerah diluar pulau Jawa dengan tujuan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari daerah asalnya. Sebagai seorang pendatang tentunya ada permasalahan tertentu yang harus dihadapi oleh para mahasiswa ini, salah satunya adalah adanya perbedaan yang sangat kontradiktif. Perbedaan kebiasaan, budaya, kesibukan, gaya hidup hingga jenis makanannya membuat para mahasiswa ini harus melakukan penyesuaian diri dengan cepat. Kegagalan adaptasi tentunya akan memberikan dampak tersendiri, misalnya nilai akademik menurun drastic, terlibat pergaulan bebas, dan sebagainya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari dataran tinggi dan lautan yang luas. Demikian halnya dengan pulau – pulau yang berada diluar pulaau jawa yang mayoritas merupakan dataran tinggi, tanah kapur, gersang dan medan yang sulit dilalui, secara tidak langsung menggambarkan karakteristik penduduknya. Mahasiswa yang berasal dari luar pulau biasanya memiliki watak yang keras, kemauan yang tinggi, tidak mudah menyerah dan optimise. Karakteristik ini tentunya sangat membantu para mahasiswa perantau untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi. Resiliensi merupakan salah satu reaksi psikis yang dilakukan mahasiswa perantau dalam menghadapi permasalahannya.
 Resiliensi pada mahasiswa perantau ini memiliki karakteritik, antara lain (http://lontar.ui.ac.id) ; a. Accecptance of Self and Life, yaitu adanya kemampuan individu untuk menerima, menghadapi dan mentransformasikan masalah yang sedang dihadapi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Gotberg (1994) dan Reivich & Shatte (1999) bahwa faktor pembentuk dan pendukung resiliensi yang pertama kali harus ada dalam diri individu adalah I have (aku punya), I am (aku ini), I can (aku dapat) serta kemampuan untuk mengontrol dan mengatur apa yang dirasakan dan keinginan ataupun tekanan yang muncul dari dalam diri individu. b. Personal Competence, yaitu adanya keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, sikap mandiri, berpendirian, serta kegigihan dalam menghadapi rintangan. Reivich & Shatte (1999) dengan jelas mengatakan optimisme serta efikasi diri menjadi hal penting berikutnya yang dibutuhkan oleh individu untuk menghadapi permasalahannya. Hal ini juga harus disertai dengan kemampuan individu tersebut untuk melakukan analisa terhadap permasalahannya, sehingga individu tersebut dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menghadapi permasalahan tersebut. 

Tidak ada komentar: