Robert D. Hisrich () dapat mendefinisikan melalui tiga pendekatan;
1) pendekatan ekonomi, entrepreneur adalah orang yang membawa
sumber-sumber daya tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam
kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,
dan juga seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi/pembaruan,
dan suatu order/tatanan atau tata dunia baru;
2) pendekatan psikologi, entrepreneur adalah betul-betul seorang yang
digerakkan secara khas oleh kekuatan tertentu kegiatan untuk
menghasilkan atau mencapai sesuatu, pada persoalan, percobaan, pada
penyempurnaan, atau mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang
lain;
3) Pendekatan seorang pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebisnis
yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pada
pebisnis lain sesama entrepreneural mungkin sebagai sekutu/mitra, sebuah
sumber penawaran, seorang pelanggan, atau seorang yang menciptakan
kekayaan bagi orang lain, juga menemukan jalan lebih baik untuk
memanfaatkan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan, dan
d menghasilkan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain yang dengan
senang hati untuk menjalankannya (Saiman, 2009).
Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari
kata “wira” yang artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha”, sehingga
secara harfiah wirausahawan diartikan sebagai orang yang gagah berani
atau perkasa dalam berusaha (Riyanti, 2003). Wirausaha atau wiraswasta
menurut Priyono dan Soerata (2005) berasal dari kata “wira” yang berarti
utama, gagah, luhur berani atau pejuang; “swa” berarti sendiri; dan kata
”sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti berdiri di atas kaki
sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Kemudian mereka
menyimpulkan bahwa wirausahawan atau wiraswastawan berarti orang
yang berjuang dengan gagah berani, juga luhur dan pantas diteladani
dalam bidang usaha, atau dengan kata lain wirausahawan adalah orangorang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan
seperti: keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam
menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.
Sehingga wirausahawan kuliner adalah orang yang memiliki
keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam
menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri
dalam bidang kuliner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar