Secara etimologis resiliensi diadaptasi dari kata dalam Bahasa Inggris
resilience yang berarti daya lenting, daya lentur atau kemampuan untuk
kembali ke bentuk semula. Resiliensi merupakan salah satu bentuk upaya
pertahanan diri manusia yang tersimpan dalam bentuk potensi dan akan timbul
ketika individu tersebut berada dalam situasi tertentu. Hal ini sesuai dengan
yang pendapat Wolff, bahwa resiliensi merupakan sebuah trait. Trait ini
merupakan kapasitas tersembunyi yang muncul untuk melawan kehancuran
individu dan melindunginya dari segala rintangan kehidupan (Banaag, 2002).
Resiliensi juga dapat diartikan sebagai suatu proses dinamis dimana individu
menunjukkan fungsi adaptif dalam menghadapi permasalahan yang signifikan
(Schoon, 2006).
Menurut Lamond, dkk. kemampuan untuk ber-resiliensi berkonotasi
dengan kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif terhadap
kesulitan (Shen & Zeng, 2010). Banaag (2002) juga mengatakan bahwa
resiliensi merupakan proses interaksi antara faktor individual dan faktor
lingkungan. Faktor individual berfungsi menahan perusakan diri sendiri dan melakukan kontruksi secara positif, sedangkan faktor lingkungan berfungsi
untuk melindungi dan “melunakkan” kesulitan hidup yang dialami individu.
Selain itu adanya peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan individu
akan memberikan pembelajaran dalam membentuk perilaku kesiapan. Perilaku
kesiapan ini juga harus didukung oleh kemampuan individu untuk bangkit
kembali dari peristiwa trauma yang telah terjadi. Kemampuan inilah yang
disebut dengan resiliensi (Jhangiani, 2004).
Resiliensi merupakan keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap
tekanan yang terjadi, dimana proses ini memiliki kapasitas untuk membangun
hasil positif dalam peritiwa kehidupan yang penuh tekanan (Ong, dkk., 2006).
Bernard (2004) juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki kapasitas
untuk menjadi resilien yang berarti setiap individu terlahir dengan
kemampuan tersebut. Setelah peristiwa traumatis yang pernah dialaminya,
individu yang resilien tentunya menjadi lebih kuat dan mengetahui bagaimana
selanjutnya untuk menyesuaikan diri dan mengatasi permasalahannya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa resiliensi merupakan potensi
yang dimiliki oleh setiap individu. Potensi ini akan menjadi sebuah
kemampuan untuk mempertahankan diri ketika individu berada dalam
menghadapi situsi tertentu, sehingga individu tersebut dapat menunjukkan
fungsi adaptif dalam menghadapi permasalahannya. Selain itu, potensi resiliensi ini tidak akan muncul begitu saja, tetapi merupakan hasil dari proses
interaksi faktor – faktor yang bersifat internal dan eksternal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar