Kepemilikan institusional yang tinggi dapat membatasi manajer
untuk melakukan manipulasi dalam manajemen laba. Investor
intitusional mampu mengurangi insentif bagi perilaku oportunistik
manajer dengan memberikan derajat monitoring yang lebih tinggi terhadap perilaku manajerial dibandingkan dengan investor individu
(Chang et al., 2017).
Kolsi dan Grassa (2017) menemukan bahwa dengan adanya
kepemilikan institusional yang tinggi mampu membatasi manajer untuk
melakukan manajemen laba. Tetapi yang perlu menjadi perhatian adalah
manajemen laba dapat bersifat efisien, tidak selalu oportunistik. Jika
manajemen laba tersebut efisien, maka kepemilikan institusional yang
tinggi justru akan meningkatkan keinformatifan laba dalam
mengemukakan informasi privat, tetapi jika manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan
institusional yang tinggi akan membatasi manajemen laba. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
manajemen laba. Kepemilikan instisusional merupakan kepemilikan
saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Kepemilikan
institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena
dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal (Rashid et al., 2018).
Pengawasan oleh investor institusional dengan melakukan
menempatkan dewan ahli (decision expert) dan tidak dibiayai oleh
perusahaan. Dewan ahli tidak berada dibawah pengawasan Chief
31
Executive Official (CEO) sehingga dapat melakukan fungsi pengawasan
terhadap kinerja manajer dengan lebih efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar