Personality didefinisikan sebagai karakteristik unik dari psikologi yang
memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang
itu sendiri, misalnya orang yang pecaya diri, dominan, suka bersosialisasi, mudah
beradaptasi dan agresif (Kotler dan Armstrong, 2014). Personality merupakan suatu
pola watak yang relatif permanen dan sebuah karakter yang unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang (Sina, 2014). Personality
adalah karakterisik fisik dan mental yang stabil bertanggung jawab pada identitas
diri, ciri fisik, dan mental pada individu (Kreitner dan Kinicki, 2012). Disimpulkan
bahwa Personality adalah karakter yang dimiliki setiap individu dan menjadi ciri
khasnya.
Teori kepribadian yang poupuler adalah teory big five factor (Costa dan
Mccrae, 2013). Lima faktor karakteristik kepribadian terdiri dari openness to
experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism.
Openness (O) adalah individu yang menyukai hal-hal baru, biasanya individu ini
memiliki sifat penuh rasa penasaran, imajinatif, kreatif, terbuka dan berwawasan
luas. Conscientiousness (C) adalah individu yang stabil dan tidak mudah
terpengaruh. Individu dengan kepribadian seperti ini biasanya tekun, disiplin, tepat
waktu dan teliti atau lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Extraversion
(E) adalah individu yang berorientasi pada lingkungan external, mereka suka
bergaul, senang berbicara, tegas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Agreebleness (A) adalah individu yang hangat, murah hati, lemah lembut, ramah dan
pemaaf. Sedangkan neuroticism (N) adalah individu yang emosionalnya tidak stabil,
penuh kecemasan dan sangat sensitif.
Personality dibagi menjadi dua tipe (Kannadhasan et al., 2016). Tipe
kepribadian yang pertama yaitu orang yang mempunyai kepribadian sangat
kompetitif dan berorientasi pada pencapaian, merasa waktu selalu mendesak, sulit
untuk bersantai, tidak sabar dan marah jika berhadapan dengan keterlambatan atau
dengan orang yang dipandang tidak kompeten. Walaupun tampak dari luar sebagai orang yang percaya diri, namun mereka cenderung mempunyai perasaan keraguan
diri yang memaksa mereka untuk mencapai lebih banyak dan lebih banyak lagi
dalam waktu yang singkat. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian kedua
sebaliknya, lebih mampu bersantai tanpa merasa bersalah, tidak tergesa-gesa dan
tidak mudah marah. Personality yang kompetitif dan agresif tersebut cenderung
mengambil risiko yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang memiliki
Personality yang lebih santai dan tidak tergesa-gesa. Investor yang memiliki
Personality yang berani dalam mengambil keputusan investasi atau keuangan dengan
risiko yang besar memiliki tingkat FRT yang tinggi. Hasil penelitian Kannadhasan et
al. (2016) menujukkan terdapat pengaruh Personality terhadap Financial Risk
Tolerance.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar