Sabtu, 07 November 2020

Faktor-Faktor Sensation Seeking (skripsi dan tesis)

 
Ada dua faktor yang memengaruhi trait sensation seeking dalam diri individu, yaitu faktor herediter dan faktor lingkungan. Berikut faktorfaktor yang memengaruhi trait sensation seeking. a. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor utama yang diprediksi sebagai faktor utama penyebab munculnya trait sensation seeking pada individu. Zuckerman juga mengindikasikan adanya faktor genetik yang sangat memengaruhi susunan gen dan biologis individu sehingga memiliki kecenderungan untuk mencari sensasi dalam hidupnya. Adanya MAO (monoamine oxidase), kode kelas genetik dopamine 4 (DRD4), kadar hormon seksual dan kadar tingginya neurotransmitter maupun dopamine dipercaya menjadi kondisi biologis yang menyebabkan individu memiliki kebutuhan arousal dan sensasi yang tinggi. Oleh karena itu faktor herediter diprediksi memberikan pengaruh sebesar 60% pada individu untuk memiliki kebutuhan arousal dan sensasi yang tinggi pada dirinya. Zuckerman (1994) menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin menjadi faktor demografik yang paling memengaruhi trait sensation seeking pada seseorang. Menurut Zuckerman, trait sensation seeking lebih tinggi dialami pada pria dibandingkan pada wanita dan mulai berkembang pada usia 9-14 tahun dan setelahnya mengalami puncaknya pada usia 20 tahun keatas kemudian mulai menurun berdasarkan bertambahnya usia.Faktor Lingkungan Pembelajaran sosial (social learning) adalah faktor yang juga memepengaruhi dan mengajarkan individu untuk suka terhadap sensasi dan perilaku mencari sensasi tertentu. Faktor lingkungan dan pembelajaran lingkungan ini diprediksi memberikan pengaruh sebesar 40% pada individu untuk terstimulus dalam memiliki trait sensation seeking dan kebutuhan pencarian sensasi lainnya. Observasi dan imitasi yang dilakukan pada orang tua, teman, dan significant others memungkinkan individu untuk mempelajari perilaku yang cenderung mencari sensasi, baik tinggi ataupun rendah

Tidak ada komentar: