Ada dua faktor yang memengaruhi trait sensation seeking dalam diri
individu, yaitu faktor herediter dan faktor lingkungan. Berikut faktorfaktor yang memengaruhi trait sensation seeking.
a. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor utama yang diprediksi
sebagai faktor utama penyebab munculnya trait sensation
seeking pada individu. Zuckerman juga mengindikasikan adanya
faktor genetik yang sangat memengaruhi susunan gen dan
biologis individu sehingga memiliki kecenderungan untuk
mencari sensasi dalam hidupnya. Adanya MAO (monoamine
oxidase), kode kelas genetik dopamine 4 (DRD4), kadar hormon
seksual dan kadar tingginya neurotransmitter maupun dopamine
dipercaya menjadi kondisi biologis yang menyebabkan individu
memiliki kebutuhan arousal dan sensasi yang tinggi. Oleh
karena itu faktor herediter diprediksi memberikan pengaruh
sebesar 60% pada individu untuk memiliki kebutuhan arousal
dan sensasi yang tinggi pada dirinya.
Zuckerman (1994) menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin
menjadi faktor demografik yang paling memengaruhi trait
sensation seeking pada seseorang. Menurut Zuckerman, trait
sensation seeking lebih tinggi dialami pada pria dibandingkan
pada wanita dan mulai berkembang pada usia 9-14 tahun dan
setelahnya mengalami puncaknya pada usia 20 tahun keatas
kemudian mulai menurun berdasarkan bertambahnya usia.Faktor Lingkungan
Pembelajaran sosial (social learning) adalah faktor yang juga
memepengaruhi dan mengajarkan individu untuk suka terhadap
sensasi dan perilaku mencari sensasi tertentu. Faktor lingkungan
dan pembelajaran lingkungan ini diprediksi memberikan
pengaruh sebesar 40% pada individu untuk terstimulus dalam
memiliki trait sensation seeking dan kebutuhan pencarian
sensasi lainnya. Observasi dan imitasi yang dilakukan pada
orang tua, teman, dan significant others memungkinkan individu
untuk mempelajari perilaku yang cenderung mencari sensasi,
baik tinggi ataupun rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar