Stoner dalam Pasolong (2010, h.37), mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku yang
disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi
pekerja. Adapun tipe atau gaya kepemimpinan yang digunakan ialah (sumber :
Kartini Kartono, 2006)
1. Tipe Karismatis
Tipe pemimpin karismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
16
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal
yang bisa diperaya. Tipe pemimpin ini banyak memiliki inspirasi, keberanian
dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian
pemimpin seperti ini memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat
besar.
2. Tipe Otokratis
Pemimpin dengan tipe otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan
sebagai pemain tunggal. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi
mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buahnya diberikan atas pertimbangan
pribadi pemimpin sendiri. selanjutnya pemimpin selalu berdiri jauh dari
anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dari eksklusivisme.
Pemimpin otokratis itu senantiasa ingin berkuasa absolute, tunggal, dan
merajai keadaan. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif dan ketatkaku.
3. Tipe Laisser Faire
Pada tipe kepemimpinan ini, pemimpin praktis tidak memimpin dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri.
Pemimpin dengan tipe ini bisa disebut pemimpin symbol dan tidak memiliki
17
keterampilan teknis dikarenakan kedudukannya sebagai pemimpina diperoleh
melalui penyogokan, suapan, atau berkat sistem nepotisme. Pemimpin dengan
tipe ini tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak
buahnya, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja dan tidak berdaya sama
sekalai menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
4. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan
dengan tipe ini menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan
nasihat dan sugesti bawahan. Serta bersedia mengakui keahlian para spesialis
dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat
melalui indikator-indikator. Menurut Siagian (2002:121), indikator-indikator
yang dapat dilihat sebagai berikut :
1. Iklim saling mempercayai
2. Penghargaan terhadap ide bawahan
3. Memperhitungkan perasaan para bawahan
4. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan
5. Perhatian pada kesejahteraan bawahan (skripsi
dan tesis)
6. Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya
7. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan profesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar