Menurut Richter, 2010 (dalam Firmanto dan Jonathan, 2013)
mengutarakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi risk taking
behavior pada remaja. Faktor-faktor tersebut adalah usia dan gender, status
sosio-ekonomi, serta konteks sekolah dan peer group. Berikut adalah paparan
masing-masing faktor.
a. Usia dan Gender
Usia merupakan faktor yang krusial di dalam perkembangan risk
taking behavior. Pertambahan usia dari individu membawa dampak pada
perbedaan jenis risk taking behavior yang dilakukan. Beberapa perilaku
meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan beberapa perilaku juga
menurun seiring dengan berjalannya usia. Sebagai contoh perilaku minum
minuman keras, merokok, dan mencoba berbagai hal baru meningkat seiring
bertumbuhnya usia sampai mencapai usia dewasa. Gender dari individu juga
memainkan peranan penting, terutama untuk memprediksi perilaku dari
individu. Secara umum laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam
strategi mengatasi sesuatu dan juga dalam berperilaku. Perempuan
cenderung lebih banyak melakukan hal yang bersifat internalisasi yang
cenderung membahayakan hidup individu. Sebagai contoh banyak
perempuan yang menderita anorexia karena merasa kurang kurus, yang
akhirnya berdampak buruk terhadap kesehatannya. Di lain pihak, laki-laki
cenderung lebih melakukan hal yang bersifat eksternal, seperti
menggunakan narkoba, menyetir sembarangan, dll.
b. Status sosio-ekonomi
Remaja yang memiliki keluarga status sosio-ekonomi yang lebih
tinggi cenderung menerima pengaruh dari orang tua untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang baik serta tingkat kesejahteraan hidup
yang tinggi. Di sisi lain, remaja yang hidup dengan tingkat sosio-ekonomi
yang rendah jarang mendapat pengaruh seperti itu sehingga individu
menjadi lebih sering juga terkait dalam perilaku yang berisiko.
c. Konteks sekolah dan peer group
Lingkungan sekolah serta teman sebaya memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap perilaku berisiko pada remaja, mengingat sebagian
besar waktu remaja banyak dilewatkan dalam aktivitas sekolah serta
bersama peer group.
Menurut Gullone dll (dalam Christia, 2001), faktor-faktor yang
mempengaruhi risk taking behavior yaitu sebagai berikut:
a. Belief tentang risiko
Belief tentang risiko pada individu menentukan apakah individu
tersebut akan melakukan risk taking behavior atau tidak. Semakin individu
mempersepsikan suatu tindakan berisiko maka semakin besar
kecenderungannya untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
b. Jenis Kelamin
Keterlibatan dalam risk taking behavior secara signifikan akan
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Perempuan cenderung mempunyai persepsi
bahwa suatu tindakan akan berisiko lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan laki-laki. Laki-laki (terutama remaja) cenderung mempersepsikan
diri individu tersebut sebagai individu yang istimewa, unik dan kebal
terhadap hal-hal yang berisiko.
c. Usia
Pengaruh usia juga cukup menentukan, karena terdapat perbedaan
yang signifikan dalam mempersepsikan risiko dari suatu tingkah laku.
Inidividu yang berusia muda atau remaja berpendapat risiko dari risk taking
behaviour yang individu lakukan tidaklah besar sehingga kemungkinan
individu akan terlibat lebih tinggi daripada yang berusia lebih tua atau
dewasa.
d. Kepribadian
Kepribadian juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
risk taking behavior walaupun tergantung dari tipe risiko perilaku, seperti
adanya hubungan positif antara thrill-seeking behavior (mencari tantangan)
dengan kepribadian ekstrovert. Karena pada sebagian besar individu dengan
kepribadian ekstrovert diketahui bahwa individu mempunyai sensation
seeking yang tinggi, dan risk taking behavior biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki sensation seeking yang tinggi (Little dan
Zuckerman, dalam Schwartz dan Fouts, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar