Menurut Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working
environment)
Lingkungan kerja fisik adJenis lingkungan kerja
Menurut Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
25
1. Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working
environment)
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi
dalam dua kategori yakni:
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti : ruang
kerja, meja, kursi, dan sebagainya).
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum (seperti lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak
sedap, warna, dan lain-lain).
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap pegawai, maka
langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai sifat dan
tingkah lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar untuk memikirkan
lingkungan fisik yang sesuai.
2. Suasana kerja/Lingkungan non fisik (Non-physical working environment)
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Menurut
Nitisemito (2000). Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan, maupun yang memiliki
status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan
adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
Lingkungan kerja non fisik merupakan keadaan lingkungan tempat kerja
karyawan yang berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan
atau komunikasi antara bawahan dengan atasan (hubungan vertikal) serta
hubungan antar sesama karyawan (hubungan horizontal). Penerapan hubungan
pekerjaan yang baik antar karyawan akan terlihat pada suasana kerja yang:
1. Tidak terdapat konflik antar karyawan
2. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaaan
yang menjadi tugasnya.
3. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.
4. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan
suasana yang mencekam penuh ancaman.
5. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawanalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi
dalam dua kategori yakni:
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti : ruang
kerja, meja, kursi, dan sebagainya).
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum (seperti lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak
sedap, warna, dan lain-lain).
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap pegawai, maka
langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai sifat dan
tingkah lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar untuk memikirkan
lingkungan fisik yang sesuai.
2. Suasana kerja/Lingkungan non fisik (Non-physical working environment)
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Menurut
Nitisemito (2000). Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan, maupun yang memiliki
status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan
adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
Lingkungan kerja non fisik merupakan keadaan lingkungan tempat kerja
karyawan yang berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan
atau komunikasi antara bawahan dengan atasan (hubungan vertikal) serta
hubungan antar sesama karyawan (hubungan horizontal). Penerapan hubungan
pekerjaan yang baik antar karyawan akan terlihat pada suasana kerja yang:
1. Tidak terdapat konflik antar karyawan
2. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaaan
yang menjadi tugasnya.
3. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.
4. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan
suasana yang mencekam penuh ancaman.
5. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar