Menurut Zuckerman (1979) sensation seeking dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut, yaitu :
a. Faktor biologis
Zuckerman mengindikasikan bahwa faktor biologis melalui
genotipe dapat memengaruhi perilaku sifat, khususnya sifat sensation seeking. Faktor-faktor biologis seperti Orienting Reflex (OR), Average
Evoked Response (AER), hormon Gonad, dan Monoamine Oxidase
(MAO) menjadi dasar biologis yang memunculkan sensation seeking
pada individu. OR adalah minat dan perhatian yang dituangkan dalam
bentuk perilaku dan respon fisik. AER adalah proses sentral dimana
intensitas stimulus yang dirasakan ditingkatkan (augmented) atau
berkurang. Hormon Gonad merupakan hormon yang dihasilkan oleh
organ reproduksi manusia seperti hormon testosteron yang dihasilkan
oleh testis pada pria dan hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium pada wanita. MAO adalah enzim pada saraf
yang cenderung dapat mengurangi reaktifitas saraf pusat, khususnya
dalam sistem limbik dengan menonaktifkan monoakmin norepinefrin,
dopamin, dan serotonin.
Korelasi positif didapat pada faktor OR dan hormon gonad
dimana pada individu yang memiliki Orienting Reflex (OR) yang kuat
memiliki sensation seeking yang tinggi dan individu yang memiliki
sensation seeking yang tinggi memiliki tingkat hormon gonad yang
tinggi pula.
Terdapat korelasi negatif antara sensation seeking dengan faktor
biologis didapat pada faktor AER dan MAO. Pengurangan Average
Evoked Response (AER) pada rangsangan yang menimbulkan intensitas
yang tinggi berhubungan dengan sensation seeking yang rendah
sehingga pada individu yang memiliki sensation seeking tinggi
berusaha menambah rangsangan tersebut, sedangkan pada MAO
18
(monoamine oxidase) dinyatakan bahwa individu dengan sensation
seeking tinggi memiliki tingkat MAO yang rendah dan individu yang
memiliki yang memiliki sensation seeking rendah memiliki tingkat
MAO yang tinggi.
Adanya faktor biologis ini juga disebabkan oleh pengaruh
genetika dari keluarga, seperti yang dijelaskan oleh Zuckerman (2005)
bahwa faktor genetik diprediksi memberikan pengaruh suatu sifat.
Semakin kuat hubungan kekerabatan seseorang maka semakin kuat pula
pengaruh genetiknya dan hubungan antara kembar tidak identik,
saudara kandung, orangtua dan anak dikatakan memberikan pengaruh
genetik sebanyak 50%.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan seperti keluarga dan budaya, merupakan faktor yang
penting dalam membentuk kepribadian individu terutama di usia-usia
awal, dimana pengaruh keluarga adalah yang paling utama. Perbedaan
perlakuan dan persepsi dari orang tua terhadap anak-anaknya dapat
memengaruhi individu. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan reaksi masing-masing anak pada saat berinteraksi dengan
orangtuanya. Salah satu anak bisa saja patuh dan berkelakuan baik
sehingga dipuji dan dihargai oleh orangtua dan gurunya, sedangkan
anak-anak lain menjadi nakal dan anti sosial sehingga diberi hukuman
dan ditolak oleh orang tua dan individu lainnya.Orang tua juga dapat memengaruhi perkembangan sifat anak
melalui modelling dan reinforcement negatif dari pengambilan risiko dan ketidaksesuaian yang dilakukan anak. Umumnya, anak-anak akan
memberontak terhadap orang tua yang konservatif dan yang melarang
mereka berperilaku yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai yang
ditanamkan orangtua ke diri mereka. Sebaliknya, ayah yang lebih
membiarkan dan sedikit mengontrol perilaku anaknya juga akan
memiliki anak yang lebih bebas. Hal ini dikarenakan ayah yang lebih
membiarkan perilaku bebas pada anaknya sebenarnya juga memiliki
perilaku bebas pada dirinya sendiri.
Urutan kelahiran anak juga dapat memengaruhi sensation seeking
pada individu dimana anak sulung baik laki-laki maupun perempuan
memiliki sensation seeking yang lebih tinggi daripada anak yang
dilahirkan berikutnya. Hal ini dikarenakan mereka berperilaku untuk
mendapatkan kembali perhatian orangtua mereka yang hilang setelah
kelahiran adik mereka.
Sensation seeking dipengaruhi juga oleh modelling dan interaksi
sosial dari lingkungan, seperti keluarga, teman sebaya, lingkungan
rumah dan media. Adanya pengaruh negatif dari lingkungan tersebut
dapat menyebabkan perilaku antisosial semenjak usia anak-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar