Jumat, 29 Oktober 2021

Teori Struktur Modal (skripsi dan tesis)


1. Trade Off Theory
Atmaja (2008) menyatakan trade of theory tidak dapat
menentukan struktur modal yang optimal secara tepat karena
sulitnya menentukan secara tepat PV biaya financial distress dan
PV agency costs. Tetapi model ini memberikan 3 masukkan
penting:
a. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas
keuntungannya akan memiliki probabilitas financial distress
yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan
sedikit hutang.
b. Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva yang tidak nampak
dan kesempatan bertumbuh akan kehilangan banyak nilai
jika terjadi financial distress. Perusahaan yang
menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan
sedikit hutang.
c. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai
sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibanding perusahaan yang
membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah). 
Menurut Aji dalam Kartika (2009) ada 3 model kesimpulan
tentang penggunaan leverage yaitu:
a. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat
meminjam lebih besar tanpa harus dibebani oleh expected
cost of financial distress sehingga diperoleh keuntungan
pajak karena penggunaan hutang yang lebih besar.
b. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable
assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih
besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama
dari itangible assets. Hal ini disebabkan itangible assets
lebih mudah untuk kehilangan nilai apabila terjadi financial
distress, dibandingkan standar asset dan tangible asset.
c. Perusahaan di Negara yang tingkat pajaknya tinggi
seharusnya memuat hutang yang lebih besar dalam struktur
modalnya dari pada perusahaan yang dibayarkan diakui
pemerintah sebagai biaya sehingga mengurangi pajak
penghasilan.
2. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai
pendanaan secara internal daripada eksternal. Penggunaan dana
internal tidak mengharuskan perusahaan mengungkapkan
informasi baru kepada pemodal sehingga dapat menurunkan
harga saham. 
Secara ringkas teori pecking order menyatakan bahwa
(Brealey dan Myers dalam Husnan dan Pudjiastuti, 1998):
a. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.
b. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian
dividen dengan perubahan pembayaran dividen yang terlalu
besar.
c. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi
laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadangkadang berlebih ataupun kurang untuk investasi.
d. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan
akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu.
Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi,
kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal
sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.

Tidak ada komentar: