Jumat, 29 Oktober 2021

Trade-Off Theory (skripsi dan tesis)


Dalam model trade-off theory, struktur modal merupakan asumsi dari hasil
trade-off antara keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dan biaya agensi
yang akan terjadi. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi
hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut,penggunaan hutang justru
akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan model ini, struktur modal yang
optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan penggunaan
hutang dengan biaya financial distress dan agency problem (Atmaja, 2013).
Trade-Off Theory memiliki asumsi bahwa perusahaan akan menetapkan target
dari hutang (debt ratio) yang kemudian akan berjalan sesuai dengan yang
ditargetkan tersebut, tujuannya adalah untuk memaksimalkan nilai pasar. Target
hutang inilah yang disebut dengan trade-off dari bankruptcy cost dan tax benefit.
Jika perusahaan menambah target debt ratio-nya, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan pajak, karena pajak yang dibayarkan lebih sedikit
dengan adanya pembayaran bunga dari hutang atau adanya interest tax shield,
namun dengan meningkatnya nilai hutang perusahaan maka perusahaan akan
terpapar dengan adanya risiko kebangkrutan yang akan menimbulkan bankruptcy
cost yang lebih tinggi jika perusahaan menambah hutang ke dalam struktur
pendanaan jangka panjangnya.Menggunakan hutang artinya perusahaan akan
membayarkan sejumlah bunga. Bunga merupakan pengurang dari pajak (tax
deductible), artinya akan mengurangi kewajiban perusahaan untuk membayar
pajaknya dan efeknya adalah akan meningkatkan nilai arus kas setelah pajak.
Perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan cash flow dan market value- 
nya, dalam usaha untuk mendapatkan keduanya dan perusahaan akan banyak
menggunakan hutang (debt). Kondisi ini memberikan informasi bahwa tax rate
berkolerasi positif dengan leverage.
Perusahaan yang menggunakan hutang melebihi titik optimalnya akan
mengalami exposure terhadap bankruptcy cost karena perusahaan akan
menghadapi risiko tidak mampu untuk melunasi bunga maupun principal dari
hutangnya yang besar. Karena adanya kemungkinan dari financial distressyang
disebabkan oleh tingginya penggunaan leverage, perusahaan akan menghadapi
dua tipe bankruptcy cost, yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Tipe
bankruptcy cost biaya langsung adalah seperti biaya administrasi dari proses
kebangkrutan, misalnya biaya yang terjadi di dalam penjualan aset perusahaan
yang dijaminkan atas hutang. Sementara itu tipebankruptcy cost biaya tidak
langsung adalah biaya yang timbul karena adanya perubahan dalam keputusan
investasi yang menyebabkan terjadinya financialdistress. Untuk menghindari
kebangkrutan, perusahaan akan berusaha untuk memotong pengeluarannya pada
biaya penelitian, pendidikan dan pelatihan dari pegawai, dan biaya iklan. Karena
semua hal itu terjadi maka konsumen dari perusahaan akan berpikir apakah
perusahaan akan mengalami kemunduran. Pemikiran ini terjadi karena adanya
kemungkinan jatuhnya harga saham dari perusahaan karena kinerja perusahaan
yang menurun. Pajak dan bankruptcy cost memberikan gambaran dari keuntungan
dan kerugian dari penggunaan leverage yang melebihi batas optimal dari
kemampuan perusahaan.

Tidak ada komentar: