Sabtu, 06 Juni 2020

Komitmen Organisasional (konsultasi skripsi)

Komitmen organisasional adalah sikap seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya terhadap organisasi beserta nilai-nilai dan tujuan serta keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (Steers dan Porter, 1987). Sementara itu, menurut Herscovitch dan Meyer (2002) menjelaskan bahwa komitmen organisasional adalah kekuatan atau cara pikir (mind set) yang mengikat individu ke dalam serangkaian kegiatan yang relevan dengan satu atau beberapa target. Colakoglu et al., (2010) menambahkan “organizational commitment is defined in terms of the strength of an individual’s identification with and involvement in a particular organization”. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komitmen organisasional merupakan keterikatan psikologis antara karyawan terhadap organisasi dalam bentuk rasa keterlibatan dalam pekerjaan serta loyalitas dan kepercayaan terhadap nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehingga karyawan tersebut berusaha untuk menjaga keanggotaannya di dalam organisasi. Mowday et al., (1979) membagi komitmen organisasional menjadi dua dimensi yaitu komitmen afektif dan keberlanjutan. Komitmen afektif mengacu pada perasaan cinta pada organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi (because they want to). Karyawan dengan komitmen afektif yang tinggi tetap tinggal dengan organisasi karena mereka menginginkannya. Hal tersebut dikarenakan karyawan telah  mengenal organisasi dan terikat untuk tetap menjadi anggota organisasi demi mencapai tujuan organisasi. Sedangkan komitmen keberlanjutan mengacu pada perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan mempertimbangkan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi (because they have to). Karyawan dengan komitmen keberlanjutan yang tinggi tetap tinggal dengan organisasi karena mereka butuh untuk berbuat demikian. Hal tersebut dikarenakan karyawan akan mendapat uang pensiun, fasilitas, dan senioritas dibandingkan mereka harus meninggalkan organisasi. Menurut John dan Taylor (1999) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional yang meliputi: 
1. Karakteristik pribadi yang berkaitan dengan usia, masa kerja, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan jenis kelamin.
 2. Karakteristik pekerjaan yang berkaitan dengan peran, jam kerja, tantangan dalam pekerjaan, dan tingkat kesulitan dalam pekerjaan. 
3. Pengalaman pekerjaan yang dipandang sebagai modal dalam sosialisasi yang berpengaruh penting membentuk ikatan psikologis dengan organisasi. 
4. Karakteristik struktural yang meliputi kemajuan karier dan peluang promosi dan pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan. Upaya dalam membangun komitmen organisasional digambarkan sebagai usaha karyawan untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan  organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen tinggi cenderung menunjukkan keterlibatan yang tinggi yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Menurut Febrianty (2012) menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor dalam menciptakan komitmen organisasional yang meliputi: 
1. Adanya perasaan untuk menjadi bagian dari organisasi Perasaan seperti ini dapat dimunculkan dengan cara manajemen suatu organisasi harus mampu membuat karyawan mengidentifikasi dirinya terhadap organisasi, meyakinkan kepada karyawan agar hasil pekerjaan mereka adalah berharga bagi organisasi, membuat karyawan merasa nyaman dengan organisasi, dan membuat karyawan merasa mendapatkan dukungan penuh dari organisasi.
 2. Adanya perasaan bergairah terhadap pekerjaan Perasaan seperti ini dapat dimunculkan dengan cara mengenali faktorfaktor motivasi instrinsik dalam mengatur desain pekerjaan dan kualitas dari gaya kepemimpinan dalam memberikan perhatian dan delegasi atas wewenang serta memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menggunakan keterampilannya secara maksimal.
 3. Pentingnya rasa memiliki Perasaan seperti ini dapat dimunculkan dengan cara melibatkan karyawan dalam membuat keputusan dan memberikan apresiasi atas ideide yang diberikan oleh karyawan. Hal ini akan membuat karyawan cenderung menerima berbagai keputusan atau perubahan yang dilakukan oleh organisasi. 

Tidak ada komentar: