Minggu, 07 Juni 2020

Kecerdasan Emosional (skripsi dan tesis)

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) merupakan kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional (Robbins dan Judge, 2008:335). Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Menurut Goleman (2006:318) kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama yaitu kesadaran diri (self 19 awareness), pengendalian diri (self management), motivasi (motivation), empati (empathy), dan kemampuan sosial (social skill). Kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang mengetahui apa yang dirasakan oleh diri sendiri dan menggunakannya utuk mengambil keputusan, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Pengendalian diri merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap kata hati untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan sehari-hari. Motivasi merupakan kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. 
Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Kemampuan sosial merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta mempertahankan hubungan dengan orang lain, dapat mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama dalam tim. Penelitian yang dilakukan oleh Dette (2008) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional jauh lebih penting dari pada keterampilan teknis dan kecerdasan intelektual (IQ) pada lingkungan kerja. Ciarrochi et al. (2002) menemukan bahwa individu dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung beradaptasi dengan lebih baik terhadap stres yang mereka hadapi. Dette 20 (2008) juga menyatakan bahwa individu dengan kecerdasan emosional tinggi akan melakukan pekerjaannya dengan tingkat stres yang lebih rendah. Ismail (2009) kemudian menyatakan bahwa jika karyawan mampu memanajemen emosi mereka dan karyawan lainnya dengan baik, maka akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi stres baik psikologis maupun fisiologis dalam mengimplementasikan pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dan stres. Hubungan ini didasarkan pada asumsi bahwa emosi negatif dan stres yang terjadi, merupakan hasil dari hubungan disfungsional antara individu dengan lingkungan (Dette, 2008). Mayer et al. (2000) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan cara individu untuk mengintegrasikan emosi dengan pikiran dan perilakunya, untuk mengurangi pengalaman emosi negatif tersebut. 

Tidak ada komentar: