Minggu, 07 Juni 2020
Dampak Turnover (skripsi dan tesis)
Turnover merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Semakin tinggi
turnover, berarti semakin sering terjadi pergantian karyawan. Tentu hal ini akan merugikan perusahaan. Sebab, apabila seorang karyawan
meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti :
a. Biaya penarikan karyawan. Menyangkut waktu dan fasilitas untuk
wawancara dalam proses seleksi karyawan, penarikan dan mempelajari
penggantian.
b. Biaya latihan. Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia
dan karyawan yang dilatih.
c. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan
karyawan baru tersebut.
d. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi.
e. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan.
f. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya.
g. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru.
h. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan
penyerahan (Ranupandojo dan Husnan, 2005: 37).
Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi,
menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi
kerjanya atau cara pembinaannya. Tingkat turnover intentions bisa
dinyatakan dengan berbagai rumusan. Umumnya laju turnover intentions
dinyatakan dalam persentase yang mencakup jangka waktu tertentu.
Harnoto (2005:4) mencontohkan misal suatu perusahaan memiliki rata-rata
800 tenaga kerja per bulan, di mana selama itu terjadi 16 kali karyawan
keluar (accession) dan 24 kali pemecatan (separation). Maka accession rate adalah 16/800 x 100% = 2%, sedang separation rate adalah 24/800 x
100% = 3%. Dengan demikian tingkat replacement (penggantian) atau
replacement rate adalah sama dengan accession rate yakni 2%. Sebab
replacement (penggantian) atau replacement rate selalu harus seimbang
dengan accession rate-nya. Hal ini berarti bahwa dengan keluarnya
seorang pegawai/karyawan misalnya, harus segera diganti dengan seorang
pegawai/karyawan baru sebagai penggantian (replacement). Tingkat
replacement tersebut sering pula disebut net labour turnover, yang
menekankan pada biaya perputaran tenaga kerja untuk menarik dan
melatih karyawan pengganti.
Perpindahan karyawan (employee turnover) dianggap penting untuk
diperhatikan karena akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan
bagi perusahaan. Seperti dikatakan oleh Bao dalam Riyanto (2008) yang
menyatakan bahwa turn over dianggap penting untuk diperhatikan karena
berpotensi menimbulkan biaya, terutama jika tingkat turn over yang terjadi
relatif tinggi. Suwandi dan Indriantono dalam Riyanto (2008 : 32)
menambahkan bahwa turn over yang terjadi pada karyawan inti
(functional) yang mempunyai kinerja tinggi, dapat menyebabkan
timbulnya potensi biaya seperti biaya pelatihan, biaya rekruitmen dan
pelatihan kembali. Di samping itu turn over mengganggu aktivitas dan
produktivitas perusahaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar