Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan
suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Ikhsan dan Ishak, 2008:55). Teori
atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider pada tahun 1958. Heider menyatakan
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal
(internal forces) dan kekuatan eksternal (external forces). Kekuatan internal
(internal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang/individu akan kemampuannya secara personal mampu memengaruhi
kinerja serta perilakunya misalnya seperti sifat, karakter, sikap, kemampuan,
keahlian maupun usaha. Kekuatan eksternal (external forces) yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar kendali individu misalnya seperti tekanan situasi, kesulitan
dalam pekerjaan atau keberuntungan.
Penyebab perilaku dalam persepsi sosial dikenal sebagai dispositional
attribution dan situational attribution (Gordon dan Graham, 2006). Disposition
attribution atau penyebab internal mengacu pada aspek perilaku individu, sesuatu
yang ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri, kemampuan dan
motivasi. Situational attribution atau penyebab eksternal mengacu pada
lingkungan yang memengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai sosial,
pandangan masyarakat. Teori atribusi mengembangkan konsep cara-cara penilaian manusia yang berbeda, bergantung pada makna yang dihubungkan dengan
perilaku tertentu.
Peneliti menggunakan teori atribusi karena ingin mengetahui dampak dari
karakteristik personal maupun di luar personal penyusun laporan BMN terhadap
kualitas laporan BMN. Karakteristik personal meliputi kompetensi yang dimiliki
penyusun laporan BMN. Kompetensi SDM mencakup pengetahuan tentang
regulasi dan peraturan perundang-undangan, kemampuan menggunakan sistem
informasi dan perilaku dalam mengelola BMN. Selain karakteristik personal dari
penyusun laporan BMN, kualitas laporan barang diduga dipengaruhi faktor-faktor
yang berasal dari luar kendali penyusun laporan BMN itu sendiri. Faktor eksternal
yang diduga memengaruhi kualitas laporan barang milik negara adalah
penggunaan sistem informasi dan tekanan situasi pekerjaan berupa role stress
yang dialami penyusun laporan BMN dalam menyelesaikan tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar