Keinginan berpindah mencerminkan keinginan individu untuk
meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. Dalam
studi yang dilakukan, variabel ini digunakan dalam cakupan luas meliputi
keseluruhan tindakan penarikan diri (withdrawal cognitions) yang
dilakukan karyawan. Tindakan penarikan diri terdiri atas beberapa
komponen yang secara simultan muncul dalam individu berupa adanya
pikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan lain,
mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang layak di
tempat lain, dan adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi.
Menurut Harninda dalam Nasution (2009:5): Turnover intentions
pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari
satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan
bahwa turnover intentions adalah keinginan untuk berpindah, belum
sampai pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari satu tempat
kerja ke tempat kerja lainnya.
Harnoto (2005:2) menyatakan: turnover intentions adalah kadar atau
intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang
menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah
keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Handoko
(2007:322) menyatakan: perputaran (turnover) merupakan tantangan
khusus bagi pengembangan sumber daya manusia, karena kejadiankejadian tersebut tidak dapat diperkirakan, kegiatan-kegiatan
pengembangan harus mempersiapkan setiap saat pengganti karyawan yang
keluar.
Pergantian karyawan adalah perbedaan dalam tingkat karyawan
meninggalkan perusahaan dan karyawan baru mengisi posisi mereka. Saat
ini, hal ini menjadi masalah besar di antara sebagian besar perusahaan,
terutama dalam pekerjaan membayar rendah. Ada banyak aspek yang
memainkan peranan penting dalam tingkat turnover karyawan sebuah
perusahaan tertentu. aspek tersebut dapat berasal dari kedua perusahaan
maupun karyawan. Perusahaan umumnya memberikan lebih penting
dengan tingkat turnover karyawan, karena merupakan aspek yang sangat
mahal dari bisnis. Ketika karyawan meninggalkan perusahaan, majikan
harus dikenakan sejumlah besar biaya langsung dan tidak langsung. Biaya
ini biasanya meliputi biaya periklanan, pengayauan biaya, biaya
manajemen sumber daya, hilangnya waktu dan produktivitas,
ketidakseimbangan kerja, dan biaya pelatihan karyawan dan
pengembangan untuk joiner baru. Perusahaan triwulanan dapat
menghitung tingkat turnover karyawan untuk menyalurkan air faktor yang
23
menyebabkan perputaran. Jika perusahaan menentukan penyebab paling
umum perputaran karyawan, itu pasti akan dapat mengambil langkahlangkah yang diperlukan untuk merekrut dan mempertahankan personil
yang berkualitas baik.
Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi
adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Ada kalanya
pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar
pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap
organisasi, baik dari segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan
kesempatan untuk memanfaatkan peluang Dalam arti luas, “turnover
diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar
perusahaan” (Ranupandojo dan Husnan, 2005: 34).
Menurut Harnoto (2005:2): “Turnover intentions ditandai oleh
berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain: absensi
yang meningkat, mulai malas kerja, naiknya keberanian untuk melanggar
tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan,
maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan
yang sangat berbeda dari biasanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar