Menurut Jackson dan Schuler (1985: 17) peran ambiguitas dan skala
konflik peran merupakan ukuran yang baik dari kontruksi peran. Ketidakjelasan
peran dan konflik peran adalah dua komponen utama dari stres peran. Dari
pernyataan yang ada maka dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi Role
Stress (Tekanan Peran) adalah sebagai berikut:
1. Ketidakjelasan Peran (Role Ambiguity)
Greenberg dan Baron (2003: 124) mendefinisikan role ambiguity
(ketidakjelasan peran) adalah ketidakpastian tentang apa yang diharapkan
dilakukan pada pekerjaan. Menurut French, Kaplan and Khan et al dalam Ahmed
dan Ramzan (2013: 62) role ambiguity (ketidakjelasan peran) adalah kurangnya
informasi mengenai kekuasaan, wewenang dan tugas untuk melakukan peran
seseorang. Menurut Khuong dan Yen (2016: 32) role ambiguity (ketidakjelasan
peran) adalah faktor lain yang mempengaruhi stress kerja. Ketika karyawan tidak
memiliki informasi tentang persyaratan peran mereka, bagaimana memenuhi
persyaratan peran tersebut, dan proses evaluasi untuk memastikan peran berhasil
dilakukan, ambiguitas peran akan terjadi. Robbins dan Judge (2008)
mendefinisikan role ambiguity (ketidakjelasan peran) sebagai kondisi ketika
ekspektasi dari suatu peran tidak bisa dipahami dengan jelas dan pekerja tidak yakin
dengan apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan menurut Mcshane (2005: 211)
role ambiguity (ketidakjelasan peran) mengacu pada kurangnya kejelasan dan
prediktabilitas keluarnya suatu perilaku. Ambiguitas menghasilkan persepsi peran
yang tidak jelas.
Dalam studi Jackson & Schuler (1985) role ambiguity (ketidakjelasan
peran) menyebabkan hasil negatif sebagai "mengurangi kepercayaan diri, rasa putus
asa, kecemasan, dan depresi". Berdasarkan pernyataan yang ada, role ambiguity
atau ketidakjelasan peran adalah kurangnya informasi atau tidakjelasnya informasi
atas peran yang dituntutkan kepada mereka seperti persyaratan atau harapan yang
seperti apa yang dibebankan kepada mereka, bagaimana cara menjalankan
persyaratan perannya dan bagaimana persyaratan tersebut dievaluasi.
2. Konflik Peran (Role Conflict).
Menurut Greenberg dan Baron (2003: 124) role conflict (konflik peran)
adalah ketidaksesuaian antara berbagai macam kewajiban yang dihadapi seseorang
atas peran yang dimiliki. Dougherty et al dalam Khuong dan Yen (2016: 32)
menyatakan bila ada argumen dalam persyaratan peran karyawan, maka akan ada
konflik peran (role conflict). Karena mengikuti persyaratan peran seseorang
membuat sulit untuk mengikuti persyaratan orang lain. Karyawan akan merasa
tertekan saat mereka menghadapi permintaan yang kontradiktif dari atasan.
McShane et al (2005: 211) menyatakan role conflict (konflik peran) juga terjadi
ketika seorang karyawan menerima pesan kontradiktif dari orang yang berbeda
tentang bagaimana melakukan suatu tugas (disebut konflik intrarola) atau bekerja
dengan nilai-nilai organisasi dan kewajiban kerja yang tidak sesuai dengan nilai
pribadinya (disebut konflik peran-orang). Konflik peran juga mengacu pada tingkat
ketidaksesuaian atau ketidakcocokan harapan terkait dengan peran orang tersebut.
Beberapa orang mengalami stress ketika mereka memiliki dua peran yang
bertentangan. Berdasarkan pernyataan yang ada, role conflict (konflik peran) terjadi
ketika terdapat ketidakcocokan harapan dan tuntutan yang berkaitan dengan peran
yang dijalani seseorang, dimana pemenuhan harapan atas satu peran membuat
pemenuhan terhadap peran lain lebih sulit karena mengikuti persyaratan peran
seseorang itu sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar