Minggu, 07 Juni 2020

Dimensi Role Stress (skripsi dan tesis)

Menurut Jackson dan Schuler (1985: 17) peran ambiguitas dan skala konflik peran merupakan ukuran yang baik dari kontruksi peran. Ketidakjelasan peran dan konflik peran adalah dua komponen utama dari stres peran. Dari pernyataan yang ada maka dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi Role Stress (Tekanan Peran) adalah sebagai berikut: 
1. Ketidakjelasan Peran (Role Ambiguity)
 Greenberg dan Baron (2003: 124) mendefinisikan role ambiguity (ketidakjelasan peran) adalah ketidakpastian tentang apa yang diharapkan dilakukan pada pekerjaan. Menurut French, Kaplan and Khan et al dalam Ahmed dan Ramzan (2013: 62) role ambiguity (ketidakjelasan peran) adalah kurangnya informasi mengenai kekuasaan, wewenang dan tugas untuk melakukan peran seseorang. Menurut Khuong dan Yen (2016: 32) role ambiguity (ketidakjelasan peran) adalah faktor lain yang mempengaruhi stress kerja. Ketika karyawan tidak memiliki informasi tentang persyaratan peran mereka, bagaimana memenuhi persyaratan peran tersebut, dan proses evaluasi untuk memastikan peran berhasil dilakukan, ambiguitas peran akan terjadi. Robbins dan Judge (2008) mendefinisikan role ambiguity (ketidakjelasan peran) sebagai kondisi ketika ekspektasi dari suatu peran tidak bisa dipahami dengan jelas dan pekerja tidak yakin dengan apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan menurut Mcshane (2005: 211) role ambiguity (ketidakjelasan peran) mengacu pada kurangnya kejelasan dan prediktabilitas keluarnya suatu perilaku. Ambiguitas menghasilkan persepsi peran yang tidak jelas. Dalam studi Jackson & Schuler (1985) role ambiguity (ketidakjelasan peran) menyebabkan hasil negatif sebagai "mengurangi kepercayaan diri, rasa putus asa, kecemasan, dan depresi". Berdasarkan pernyataan yang ada, role ambiguity atau ketidakjelasan peran adalah kurangnya informasi atau tidakjelasnya informasi atas peran yang dituntutkan kepada mereka seperti persyaratan atau harapan yang seperti apa yang dibebankan kepada mereka, bagaimana cara menjalankan persyaratan perannya dan bagaimana persyaratan tersebut dievaluasi. 
 2. Konflik Peran (Role Conflict).
 Menurut Greenberg dan Baron (2003: 124) role conflict (konflik peran) adalah ketidaksesuaian antara berbagai macam kewajiban yang dihadapi seseorang atas peran yang dimiliki. Dougherty et al dalam Khuong dan Yen (2016: 32) menyatakan bila ada argumen dalam persyaratan peran karyawan, maka akan ada konflik peran (role conflict). Karena mengikuti persyaratan peran seseorang membuat sulit untuk mengikuti persyaratan orang lain. Karyawan akan merasa tertekan saat mereka menghadapi permintaan yang kontradiktif dari atasan. McShane et al (2005: 211) menyatakan role conflict (konflik peran) juga terjadi ketika seorang karyawan menerima pesan kontradiktif dari orang yang berbeda tentang bagaimana melakukan suatu tugas (disebut konflik intrarola) atau bekerja dengan nilai-nilai organisasi dan kewajiban kerja yang tidak sesuai dengan nilai pribadinya (disebut konflik peran-orang). Konflik peran juga mengacu pada tingkat ketidaksesuaian atau ketidakcocokan harapan terkait dengan peran orang tersebut. Beberapa orang mengalami stress ketika mereka memiliki dua peran yang bertentangan. Berdasarkan pernyataan yang ada, role conflict (konflik peran) terjadi ketika terdapat ketidakcocokan harapan dan tuntutan yang berkaitan dengan peran yang dijalani seseorang, dimana pemenuhan harapan atas satu peran membuat pemenuhan terhadap peran lain lebih sulit karena mengikuti persyaratan peran seseorang itu sulit.

Tidak ada komentar: