Wisata
edukasi adalah istilah yang menggabungkan dua kata, yaitu wisata dan edukasi. Edukasi adalah kata serapan dari bahasa
Inggris education. Kamus
besar bahasa Inggris
mengartikan
education berarti
pendidikan, sedangkan menurut
Sugihartono (2007:3) pendidikan berasal dari kata mendidik yang berarti
memelihara dan membentuk latihan. Etimologisnya edukasi berasal
dari kata latin
yaitu educare yang berarti “memunculkan”, “membawa”, “melahirkan”. Pengertian secara luas edukasi merupakan tindakan atau
pengalaman yang memiliki
efek formatif pada
karakter, pikiran atau kemampuan fisik dalam individu.
Wisata
edukasi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan perjalanan ke suatu
tempat yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman belajar yang membangun
karakter, pikiran, atau kemampuan terkait dengan objek wisata yang dikunjungi tersebut Wisata edukasi adalah kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan
kreativitas.
‘‘Educational
tourism is an educational activity implemented during excursions or trips which
facilitates gaining knowledge and competence through practice. The model of
structure of the education tourism concept identifies three main components:
the science tourism, the science of education, and the factors of the external
environmental (Prapiene & Olberkyte (2013: 149)’’.
Pendapat
diatas mengungkapkan bahwa wisata edukasi adalah kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan selama kunjungan atau kegiatan perjalanan yang memudahkan
memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang dilakukan melalui praktik. Wisata
edukasi ada tiga unsur yang terdapat didalamnya yaitu ilmu pariwisata, ilmu
pendidikan dan faktor lingkungan eksternal yang mana menggabungkan unsur untuk
bersenang-senang atau berplesir yang mengandung nilai pendidikan didalamnya
sehingga dapat menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman belajar di
lapangan.
Rodger
(1998 dalam Sharma, 2015: 3) mendefinisikan wisata edukasi (education tourism) sebagai sebuah program di mana peserta program tersebut bepergian
ke suatu tempat atau
daerah dalam satu kelompok
dengan maksud utama adalah terlibat pengalaman belajar yang secara langsung
berkaitan dengan loaksi tujuan. Brent Ritchie (2009 dalam Sharma, 2015: 2) menyatakan:
“Educational tourism is a tourist activity
undertaken by those who are undertaking an overnight vacation and those who are
undertaking an excursion for whom eduaction and learning is a primary or
secondary part of their trip”.
Pengertian
diatas dalam penekanan atau fokus kegiatannya dalam wisata edukasi. Pengertian yang diberikan
oleh Rodger menekankan pada kegiatan wisata, sementara pengertian yang diberikan oleh Ritchie menekankan pada program
pembelajarannya. Pengertian yang dipaparkan Ritchie fokus utama dari wisata edukasi adalah
kegiatan edukasinya. Motivasi peserta wisata edukasi adalah memperoleh
pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pengertian
dari Rodger bahwa wisata
edukasi lebih menekankan pada kegiatan wisatanya,
dimana aspek keindahan daerah wisata lebih dominan. Melakukan kegiatan wisata
tersebut
wisatawan bisa
mempelajari banyak hal penting, seperti pengetahuan atau keterampilan baru.
‘‘Globalization has impacted upon the education sector
as well upon tourism sector and policy. Globalization is changing the
competitive landscape of tourism, driving enterprises, communities, nations and
goverments to rethink strategies and structures to allow them to operate
success fully in boundaryless word (Sola: 2002: 9)’’.
Pendapat diatas menyatakan bahwa globalisasi telah
mengubah cara pandang yang kompetitif terhadap pariwisata sehingga mendorong
masyarakat, perusahan dan pemerintah memikirkan kembali tentang strategi pariwisata agar lebih sukses. Wisata saat
ini lebih dituntut untuk memberikan
pengalaman lebih atau mendapatkan nilai pengetahuan daripada hanya sekedar
bersenang-senang dan wisata edukasi adalah salah satunya. Ketika orang
melakukan kegiatan berpergian akan mendapatkan sebuah pengalaman yang unik dan
menarik sehingga bisa menambah nilai lebih.
‘‘Educational
tourism provides a structured experience because participants travel to
locations with the main objective of being involved in direct learning
experiences at these locations.participants were invited to watch things in the
field directly, researching directly in the field (Hatipoglu, dkk: 2014:5042)’’
Pendapat diatas mengatakan bahwa wisata edukasi merupakan
sebuah perjalanan rekreasi yang mana perjalanan tersebut memberikan pengalaman
terstruktur karena peserta melakukan perjalanan ke lokasi dengan tujuan utama
terlibat dalam pengalaman belajar secara langsung pada lokasi tersebut. Peserta
diajak langsung hala-hal yang berada di lapangan, meneliti langsung di lapangan
sehingga diharapkan ada manfaat lebih yang akan dirasakan oleh peserta yang
mengikuti kegiatan tersebut.
Wisata
edukasi atau educational tourism dalam literatur-literatur dipandang sebagai kegiatan yang
mengintegrasikan dua kegiatan yaitu kegiatan wisata dan kegiatan pendidikan
dengan cara mengorganisasikan kegiatan wisata menjadi sebuah kegiatan
pembelajaran yang tujuannya adalah untuk mencapai target yang ditentukan oleh
kurikulum pendidikan. Wisata edukasi mencakup konsep pariwisata yang lebih luas dan tidak
condong pada satu titik (Tribe, 2002: 72). Fokus
kegiatan ini menekankan pada pembentukan dan pengembangan
kualitas individu yang signifikan untuk menunjang kemampuan profesional atau kompetensi khusus (Dembovska, 2016: 247).
Kegiatan wisata edukasi bisa berupa berbagai bentuk kegiatan tergantung titik
berat tujuan kegiatan, mulai dari belajar hal umum yang menarik pada saat berwisata sampai kegiatan wisata yang memang
tujuan utamanya merupakan belajar (Ritchie, 2003: 11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar