Rabu, 25 Maret 2020

Hakikat Prestasi Hasil Belajar (skripsi dan tesis)


Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang dapat diperoleh, diantaranya, melalui pengalaman.  Pengalaman dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak nampak.  Belajar merupakan proses untuk memperoleh prestasi hasil belajar.  Belajar juga merupakan perilaku aktif mahasiswa dalam menghadapi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan makna.  Menurut Wortman, Loftus, dan Marshall (1985), belajar merupakan kegiatan mental individu yang kompleks dan biasanya menghasilkan perubahan tingkah laku dan pola pikir pelajar, sehingga dengan adanya perubahan maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar (learning) telah terjadi.  Selanjutnya menurut Sudjana (1995), prestasi hasil belajar adalah proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang dengan cara membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem penilaian yang disepakati.  Objek prestasi hasil belajar diwujudkan dengan perubahan tingkah laku seseorang dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.  Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar adalah (1) ada materi atau mata kuliah yang dipelajari, (2) faktor lingkungan mahasiswa, (3) faktor instrumental, (4) keadaan individu mahasiswa, dan (5) proses belajar mengajar.  Jenis mata kuliah atau materi yang dipelajari juga turut mempengaruhi proses dan hasil belajar (Suryabrata, 1978), misalnya belajar tentang pengetahuan yang bersifat konsep berbeda dengan belajar tentang pengetahuan yang bersifat prinsip (Cecco, 1968).
Menurut Gagne (1988), hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, atau kemampuan seseorang, dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap.  Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.  Pendapat di atas sama dengan pendapat Bloom (1981) yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan dimensi psikomotorik.  Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif.  Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.  Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik.
Dengan demikian, keberhasilan belajar sangat tergantung pada jenis mata pelajaran, metode belajar yang sesuai, dan cara penyampaian materi (yakni ada yang efektif bila disampaikan dengan peragaan, tapi adapula yang lebih sesuai dengan latihan).  Metode ceramah misalnya cocok untuk menjelaskan tentang konsep, prinsip atau porsedur, metode demontrasi cocok untuk menjelaskan suatu keterampilan berdasarkan standar tertentu, sedangkan diskusi lebih cocok untuk  menganalisis dan memecahkan masalah (Suparman, 1991).  Oleh karena itu, makin cocok cara penyampaian materi dan makin banyak sumber informasi yang relevan serta tepat akan lebih valid untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dibandingkan dengan hanya dari satu sumber saja (Gage & Berliner, 1988).

Tidak ada komentar: