Senin, 30 Maret 2020

Financial Distres (skripsi dan tesis)

Financial distres adalah keadaan dimana keuangan perusahaan sedang mengalami kesulitan atau keadaan tidak sehat. Financial distress yaitu tahapan penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Financial distress dimulai dengan ketidak mampuan memenuhi kewajibankewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan merupakan kewajiban dalam kategori solvabilitas menurut Plat dan Plat (dalam Fahmi 2013:158). Financial distress adalah suatu masalah keuangan yang dapat dihadapi perusahaan yang memiliki beberapa tahapan (dalam Febriani 2010:196). Tahapan kebangkrutan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 
1. Latency. pada tahap latency, Return on Assets (ROA) akan mengalami penurunan. 
2. Shortage of Cash. Dalam tahap kekurangan kas, perusahaan kekurangan sumber daya kas untuk memnuhi kewajiban saat ini, meskipun masih mungkin memiliki tingkat profitabilitas yang kuat
 3. Financial Distres. Kesulitan keuangan dapat dianggap sebagai keadaan darurat keuangan, dimana kondisi ini mendekati kebangkrutan. 
4. Bankrupcy. Jika perusahaan tidak dapat menyembuhkan gejala kesulitan keuangan (financial distress), maka perusahaan akan bangkrut. Menurut Lizal (dalam Febrina 2010:197) mengelompokkan penyebab kesulitan keuangan, yang disebut dengan model dasar kebangkrutan atau trinitas penyebab kesulitan keuangan. 
Terdapat penyebab utama perusahaan mengalami fianancial distress dan kemudian bangkrut yaitu: 
1. Neoclassical model Financial distress dan kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat. Manajemen yang kurang bisa mengalokasi sumber daya (aset) yang ada diperusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. 
2. Financial model Perpaduan aset benar tetapi menyusun struktur keuangan salah dengan liquidity constrains. Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahap hidup jangka panjang tapi harus bangkrut juga dalam jangka pendek. 
3. Corporate Gorvernance model Menurut model ini, kebangkrutan mempunyai campuran aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidak efisienan ini mendorong perusahaan menjadi Ollt of the market sebagai konsekuensi dari masalah dalam pengelolaan perusahaan yang tak terpecahkan. Pengukuran variabel financial distress menggunakan alat ukur interest coverage ratio (ICR) dimana fungsi rasio ini sebagai ukuran kemampuan perusahaan membayar bunga yang dimilikinya dan menghindari kebangrutan. Perusahaan yang memiliki ICR kurang dari 1 maka dianggap sedang mengalami financial distress sedangkan perusahaan tidak mengalami financial ditress harus memiliki ICR di atas 

Tidak ada komentar: