Rabu, 25 Maret 2020

Loyalitas Merek (Brand Loyalty) (skripsi dan tesis)


Loyalitas merek memiliki hubungan antara konsumen dengan merek, yang dimana ukuran tersebut digunakan untuk memberikan sebuah gambaran bagaimana seorang kosumen pindah ke merek yang berbeda. Loyalitas merek menunjukkan sebauh relasi antara konsumen dengan merek yang dipilihnya harus diperhatikan dengan adanya pembelian kedua dan seterusnya yang dilakukan oleh konsumen. Menurut Mowen dalam Sengkey (2015), loyalitas berdasarkan pada perilaku pembelian yang terjadi pada suatu produk yang dihubungkan dengan adanya peningkatan jumlah pembelian. Konsep Loyalitas Merek dalam karya (Jacoby and Kyner, dalam Odin et al. 2001) menjelaskan tentang proses bagaimana konsumen memutuskan dan mengajukan usulan enam poin yaitu non-random, Perilaku respon, Menyatakan dari waktu ke waktu, Unit pengambilan keputusan, terkait dengan satu atau lebih merek alternatif dari satu merek dan Fungsi dari proses psikologis. Menurut Aaker (1997) loyalitas merek adalah suatu ukuran hubungan seorang konsumen terhadap sebuah merek. Ada beberapa pangkat atau lapisan dalam loyalitas merek :
a. Switches, pembeli tidak memiliki loyalitas, tidak minat pada merek perusahaan, berpindah-pindah, serta tidak lalai dalam memperhatikan perubahan terhadap harga.
 b. Habitual buyer, pembeli yang kepuasan terhadap produk, atau bersifat berulang, sehingga tidak mempunyai alasan untuk berpindah. Setidaknya tidak terjadi ketidakpuasan.
c. Satiesfied buyer, pembeli yang merasa terpuaskan, namun mereka menanggung biaya peralihan (switching cost), biaya dalam waktu, uang, atau risiko kinerja berkaitan dengan tindakan perpindahan merek.
 d. Likes the brand, pembeli yang benar – benar menyukai merek, memandang merek sebagai sahabat.
e. Committed buyer, konsumen yang loyal, mempunyai perasaan bangga dalam menjadi bagian dalam suatu merek.

Tidak ada komentar: