Rabu, 25 Maret 2020

Langkah langkah VCT (Skripsi dan tesis)


Raths, Harmin & Simon (1978: 28) mengklasifikasikan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran VCT kedalam tujuh tahap yang dibagi menjadi 3 tingkat. Langkah-langkahnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Sub Proses VCT
Choosing
1
Choosing freely
2
Choosing from alternatives
3
Choosing thoughtful consideration of the consequences of each alternative
Prizing
4
Prizings and Cherishing
5
Affirming
Acting
6
Acting upon choice
7
Repeating
(Sumber: Raths, Harmin & Simon: 1978: 28)
Adapun maksud dan tujuan dari langkah-langkah VCT adalah sebagai berikut Choosing freely artinya memilih sesuai dengan keinginan, tanpa ada tekanan atau paksaan. Peserta didik harus menentukan pilihan yang menurutnya baik karena nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh. Nilai yang sesungguhnya adalah nilai yang dipilih secara bebas. Semakin seseorang merasa bahwa nilai yang dipilih secara bebas tanpa ada pengaruh dari luar, semakin cenderung bahwa itu adalah nilainya sendiri. Memilih secara bebas menurut Kirschenbaum (2013: 21) bertujuan untuk membantu peserta didik membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya, sehingga peserta didik memiliki tanggungjawab atas pilihannya. Memilih secara bebas lebih baik daripada hanya menyerah atau pilihan yang berasal dari tekanan orang lain (Ling & Stephenson, 2005:9).
Choosing from alternatives adalah langkah menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan secara bebas. Alternatif pilihan mengindikasikan adanya kebebasan untuk memilih, tidak dipaksaan. Dengan kata lain, jika tidak ada pilihan yang lain (alternatif pilihan) maka peserta didik tidak diberi kebebasan memilih. Pada tahap ini seseorang mempertimbangkan atau melihat pilihan dari sudut pandang yang berbeda (Kirschenbaum, 2013).
Langkah yang ketiga adalah Choosing thoughtful consideration of the consequences of each alternative. Setelah peserta didik memilih, berarti sudah menentukan konsekuensi yang harus diterima dari pilihannya dengan menimbang dampak positif dan negatifnya. Apabila peserta didik tidak mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pilihannya sama halnya dengan tidak bisa memilih. Kunci dari tahap ketiga ini adalah pemahaman, jika peserta didik mengetahui akibat-akibat dari alternatif yang ada maka ia dapat memilih dengan tepat. Semakin mengerti tentang konsekuensi metiap alternatif, maka peserta didik semakin sadar tentang nilainya. Pada tahap ini menurut pandangan Cooper (2005: 182), berpotensi untuk menjadikan peserta didik lebih kritis dalam memahami nilai-nilai mereka sendiri.
Tahapan kedua atau langkah keempat adalah Prizings and Cherishing. Nilai didefinisikan sebagai sesuatu yang positif, dihormati, dihargai, di junjung tinggi, dipelihara dan sebagainya. Seseorang dalam memilih nilai harus didasari dengan rasa senang, sadar dengan pilihannya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga. Sebaliknya, jika orang tersebut menjadi murung, kecewa dengan pilihannya, dapat dikatakan diu keliru dalam menentukan pilihan. Pada langkah ini harus muncul perasaan senang dan bangga dengan nilai yang dipilih, karena nilai tersebut akan menjadi bagian dari dirinya.
Setelah melewati tahap memilih secara bebas, memilih dari berbagai alternatif dengan pertimbangan serta bangga dengan pilihan selanjutnya adalah mengakui Artinya, jika peserta didik ditanya tentang pilihannya maka akan dengan tegas memberitahukan orang lain tentang nilai yang dipilih (affirming). Sederhananya affirming adalah berani mengakui dan menyatakan kepada orang lain.
Acting upon choice. Nilai yang telah dipilih, sudah sewajarnya muncul dalam aspek kehidupan yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Nilai tersebut harus muncul dalam sikap tingkah laku sehari hari. Jika seseorang belum menunjukan tingkah laku sesuai dengan pilihannya maka nilai tersebut belum bisa dikatakan nilai yang sesungguhnya, masih sebatas impian atau keinginan yang belum terealisasikan, Pada tahap enam ini, sescorang akan dibantu untuk membedakan apa yang dilakukan dan apa yang diinginkan. Menutup kesenjangan apa yang mereka katakan dengan yang telah diyakini (Kirschenbaum, 1976).
Langkah VCT yang terakhir adalah Repeating. Nilai yang sesungguhnya adalah nilai yang dilakukan tanpa ada paksaan dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi sebuah pola kehidupan. Artinya mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya, nilai yang menjadi pilihan itu harus tercermin dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam tahapan ini nilai bukan yang dipahami, dimengerti (kognitif), diyakini kebebarannya (afektif), tetapi diwujudkan psikomotorik) dalam tindakan (Sutarjo Adi Susilo, 2011: 150). Menurut Kirschenbaum (1976: 112) repeating digunakan untuk menetapkan pola dalam perilaku. Artinya, sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang, teratur, akan mewakili nilai seseorang. Tahap ini membantu untuk menemukan pola perilaku yang tunggal dan konsisten.
Tujuh proses tersebut sebenarnya saling terkait dan harus ada agar sesuatu benar-benar merupakan nilai bagi seseorang. Jika ada yang kurang maka belum bisa dikatakan sebagai nilai yang sesungguhnya, masih sebatas indikator nilai. Oleh karena itu pada masing-masing tahap yang terdiri dari tujuh langkah tersebut harus benar-benar dilaksanakan supaya nilai benar-benar muncul pada diri siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dijelaskan bahwa VCT dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, dengan keseluruhan tahapan berjumlah 7 (tujuh) tahap. Tiga tingkatan tersebut antara lain : (1) menghargai keyakinan dan perilaku diri; (2) memilih berdasarkan keyakinan dan perilaku diri; (3) bertindak berdasarkan keyakinan diri.
Senada dengan pendapat dari Kirschenbaum (2000: 19) menjelaskan bahwa terdapat 7 proses dalam pelaksanaan model VCT yang masuk ke dalam 3 tingkatan tersebut. Adapun langkahnya sebagai berikut.
1)      Prizing (Menghargai)
a)      Menghargai. Merasa bangga terhadap sesuatu yang telah dipilih.
b)      Menegaskan dan mengomunikasikan. Berkeinginan kuat untuk menegaskan pilihannya pada orang lain dengan cara mengomunikasikannya.
2)      Choosing (Memilih)
a)      Mempertimbangkan alternatif. Memperhitungkan beberapa alternatif dari berbagai sudut pandang untuk menyelesaikan permasalahan dan mengambil tindakan.
b)      Mempertimbangkan resiko. Memperhitungkan segala kemungkinan yang akan/dapat terjadi.
c)      Memilih secara bebas.
3)      Acting (Berbuat)
a)      Berbuat.
b)      Berbuat secara konsisten dengan sebuah pola. Mengambil tindakan berdasarkan proses klarifikasi dengan memerikasa dan menetapkan prinsip.
Berdasarkan tiga pendapat ahli di atas, maka langkah-langkah VCT yang akan digunakan dalam penelitian ini mngacu pada pendapat dari Kirschenbaum. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan langkah yang disebutkan merupakan hasil kajian terbaru dan mencakup keseluruhan aspek yang dibutuhkan dala pembelajaran model VCT. Secara garis besar, langkah-langkah model VCT yang dijelaskan oleh Kirschenbaum meliputi prizing (menghargai), choosing (memilih), acting (berbuat).
Secara garis besar, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan VCT di awali dengan perwakilan kelompok memilih permasalahan yang ingin dipecahkan oleh kelompoknya (menghargai); selanjutnya masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan yang sudah mereka pilih dan selain itu juga mencari alternatif lain solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut (memilih); dan terakhir menuliskan solusi untuk permasalahan yang ada pada kartu keyakinan yang sudah dipilihnya. Selain itu, perwakilan kelompok harus menyampaikan pendapat kelompoknya di depan kelas guna mempertanggung jawabkan hasil diskusinya.
Dalam pelaksanaanya, seorang guru harus mempunyai keyakinan penuh pada siswanya, agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model VCT dapat mencapai terget pembelajaran yang diharapkan secara maksimal. Adapun dasar-dasar pemikiran yang harus dimiliki oleh guru menurut Thoresen (1984: 138) meliputi: (a) siswa memiliki kemampuan intelektual yang sama; (b) semua siswa mampu bersikap jujur; (c) semua siswa memiliki minat yang sama; (d) siswa memiliki kesediaan untuk perbubahan; dan (e) siswa memiliki keinginan untuk menyelesaikan permasalahn yang tengah dihadapi.

Tidak ada komentar: