Selasa, 24 Maret 2020

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (skripsi dan tesis)

a.       
Roger, dkk (1992) dalam Huda (2009:29) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajarankelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Parker (1994) dalam Huda (2009:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai susasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama.  
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin mengemukakan dua alasan,  pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan (Sanjaya, 2008:242).
Menurut Isjoni (2009: 14) pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dan belajar dikatakan belum selesai jika masih terdapat anggota kelompok yang belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:15), pembelajaran kooperatif adalah suatu  model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2009:16) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.
Menurut Etin Solihatin dan Rahardjo (2009 : 4), pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok
Menurut Slavin dalam Krisntiani (2011:57), pendekatan konstruktivistik dalam pengajaran adalah menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep tersebut dengan temannya. Terdapat lima fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif, yaitu pertama, pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Kedua, diikuti dengan penyajian informasi, biasanya dalam bentuk verbal. Ketiga, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Keempat, guru membimbing siswa, pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas. Kelima, menyajikan hasil kerja kelompok dan guru melakukan evaluasi secara lisan atau pemantauan.
Olesgan dan Kagan dalam Isjoni (2009: 29) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif menawarkan tiga ketentuan utama yang berhubungan dengan:
1)       Memberikan pengayaan srtuktur nteraksi antara peserta didik.
2)       Berhubungan dengan ruang lingkup pokok pembelajaran dan kebutuhan pengembangan bahasa dalam kerangka organisasi.
3)       Meningkatkan kesempatan-kesempatan bagi individu untuk menyebutkan saran-saran.
Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan, secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Peserta didik bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga sebagai tutor bagi teman sebayanya. Pembelajaran koopertif memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada peserta didik dengan suasana yang kondusif. Hal ini karena dalam pembelajaran kooperatif peserta didik tidak hanya menerima pelajaran dari guru, tetapi juga belajar dari peserta didik lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan peserta didik lainnya.

Tidak ada komentar: